Hasil Pencarian:
- Rani Mukerji
- Rani Zamala
- Hudarni Rani
- Rani Mauliani
- Andi Pangerang Petta Rani
- Rani
- Har Dil Jo Pyar Karega
- Temurun
- Ipar adalah Maut
- Waktu Maghrib
- Pulau Rani
- Nafiza Fatia Rani
- Meliana Pancarani
- Rani Hatta
- Zita Anjani
- Sheila on 7 (album)
- Daftar penghargaan dan nominasi yang diterima oleh Rani Mukerji
- Rani Lakshmibai
- Rani Mera Naam
- Filmografi Rani Mukerji
Artikel: Rani Mukerji
Kehidupan awal dan latar belakang
Mukerji lahir di Bombay (sekarang Mumbai) pada 21 Maret 1978. Ayahnya, Ram Mukherjee (lahir dalam keluarga Mukherjee-Samarth), adalah seorang mantan sutradara film dan salah satu pendiri Filmalaya Studios. Ibunya, Krishna Mukherjee, adalah seorang mantan penyanyi playback. Kakak laki-lakinya, Raja Mukherjee, adalah seorang produser dan sutradara film. Bibi pihak ibunya, Debashree Roy, adalah seorang pemeran film Bengali dan sepupu pihak ayahnya, Kajol, adalah seorang pemeran film Hindi dan kontemporernya. Sepupu pihak ayah lainnya, Ayan Mukerji, adalah seorang penulis naskah dan sutradara film. Meskipun orang tua dan sebagian besar kerabatnya adalah anggota industri film India, Mukerji tidak tertarik mengejar karier dalam dunia perfilman. Ia mengatakan, "Sudah ada terlalu banyak pemeran di rumah dan saya ingin menjadi seseorang yang berbeda". Mukerji mengenyam pendidikannya di Sekolah Maneckji Cooper di Juhu dan lulus dengan sebuah gelar dalam bidang Ilmu Rumah Tangga dari Universitas Wanita SNDT. Ia adalah seorang penari Odissi terlatih dan mulai berlatih bentuk tarian tersebut sejak kelas sepuluh. Sebagai bagian dari sebuah tradisi tahunan, keluarga Mukherjee merayakan festival Durga Puja di pinggiran kota Santacruz setiap tahunnya. Mukerji, seorang Hindu yang taat, mengambil bagian dalam perayaan tersebut bersama seluruh keluarganya. Pada 1994, sutradara Salim Khan menemui Mukerji untuk memainkan peran utama perempuan dalam karya penyutradaraannya, Aa Gale Lag Jaa. Ayahnya tidak menyetujui sebuah karier penuh waktu dalam perfilman pada usia yang begitu muda, jadi tawaran tersebut ditolaknya. Pada usia 18, Mukerji mencoba akting dengan memainkan sebuah peran pendukung dalam film Bengali Biyer Phool (1996). Film tersebut dibintangi oleh Prosenjit dan Indrani Haldar dan mengisahkan dua saudara perempuan; Mukerji berperan sebagai adik perempuan dari karakter Haldar. Segera setelahnya, Khan menemuinya dengan tawaran film lainnya untuk memainkan peran utama dalam film drama sosial Raja Ki Aayegi Baraat, setelah Mamta Kulkarni menolak tawaran tersebut. Mukerji menerima peran tersebut atas desakan ibunya, bahwa ia terus melanjutkan akting dalam permulaan eksperimental. Sebelum berkarya dalam film tersebut, Mukerji berlatih dalam institut akting Roshan Taneja. Ia memerankan seorang korban pemerkosaan yang dipaksa menikahi pemerkosa dalam Raja Ki Aayegi Baraat, yang juga dirilis pada 1996. Meskipun film tersebut gagal secara komersial, penampilan Mukerji memberikannya sebuah piala penghargaan khusus dalam acara Screen Awards tahunan. Setelah film tersebut tampil buruk dalam box-office, Mukerji kembali ke kolese untuk menyelesaikan pendidikannya. Namun, karena terinspirasi oleh kesuksesan sepupunya Kajol dalam Bollywood, ia memutuskan untuk mengejar karier penuh waktu dalam perfilman.Karier
= Terobosan dan guncangan awal (1998–2001)
= Pada 1998, Mukerji tampil bersama Aamir Khan dalam film aksi Vikram Bhatt Ghulam (1998), kesuksesan komersial pertamanya. Meski perannya dalam film tersebut kecil, lagu "Aati Kya Khandala" memberikannya sambutan publik. Karena suara serak Mukerji, Bhatt menyewa seseorang dengan suara bernada tinggi untuk menyulih dialognya; Mukerji menyatakan bahwa hal tersebut dilakukan karena suaranya "tidak sesuai dengan karakternya". Pada tahun yang sama, Karan Johar memilihnya sebagai lawan main dari Shah Rukh Khan dan Kajol dalam debut penyutradaraannya Kuch Kuch Hota Hai. Peran tersebut awalnya ditulis untuk Twinkle Khanna, tetapi ketika ia dan beberapa wanita terkemuka lainnya menolak peran tersebut, Johar memilih Mukerji atas desakan Khan dan pembuat film Aditya Chopra. Ia memerankan wanita idaman dan kemudian istri dari karakter Khan, yang meninggal setelah melahirkan putri mereka. Awalnya Johar berniat untuk menyulih suara Mukerji, tetapi ia memperbaiki diksi dan akhirnya menampilkan suaranya sendiri. Mengulas film tersebut untuk India Today, Nandita Chowdhury menulis bahwa "kecantikan Rani [...] mencuri perhatian. Mengalir keuletan dari setiap pori, ia juga membuktikan dirinya seorang aktris yang waktunya telah tiba". Kuch Kuch Hota Hai menjadi sebuah terobosan bagi Mukerji; film tersebut menghasilkan lebih dari ₹1,03 milyar (US$14 juta) sehingga muncul sebagai film Hindi terlaris pada tahun tersebut, dan meraih delapan Penghargaan Filmfare, termasuk Aktris Pendukung Terbaik untuk Mukerji. Setelah film tersebut, ia tampil dalam Mehndi (1998) dan Hello Brother (1999), kegagalan kritis dan komersial yang gagal mendorong kariernya. Pada 2000, Mukerji ingin menghindari menjadi seorang "wanita film Hindi standar" dan dengan demikian memutuskan untuk memainkan peran-peran yang lebih menantang sebagai tambahan atas peran utama glamor arketipikal. Dalam Badal dan Bichhoo, dua film drama aksi yang berpusat pada pria (keduanya menampilkan Bobby Deol), ia memainkan peran yang disambut dengan sedikit pujian dari para kritikus. Sebuah peran pendukung dalam film dwibahasa Kamal Haasan Hey Ram lebih mendapat perhatian. Film tersebut adalah sebagian kisah fiksi tentang pembunuhan Mahatma Gandhi dan Mukerji memerankan seorang guru sekolah Bengali yang diperkosa dan dibunuh selama kerusuhan komunal di Kalkuta. Hanya memerankan peran glamor sejauh ini, ia ditantang oleh desakan Haasan pada realisme dan untuk tampil dalam layar tanpa memakai riasan; ia percaya bahwa pengalaman tersebut mengubah pendiriannya dalam akting. Subyek kontroversial dari Hey Ram menyebabkan pendapatan box-office yang buruk, tetapi film tersebut disambut secara kritis dan dipilih sebagai perwakilan resmi India untuk Oscar. Setelah membintangi film komedi percintaan Hadh Kar Di Aapne dan Kahin Pyaar Na Ho Jaaye, Mukerji beradu akting dengan Salman Khan dan Preity Zinta dalam film komedi percintaan Har Dil Jo Pyar Karega, yang memberikannya sebuah nominasi Aktris Pendukung Terbaik dari Filmfare. Padmaraj Nair dari Screen menemukan bahwa perannya "terlalu kecil baginya untuk menonjolkan dirinya" tetapi menambahkan bahwa "ia cukup memadai dalam adegan apapun yang telah diberikan kepadanya". Film pertama Mukerji pada 2001, Chori Chori Chupke Chupke, dirilis setelah kontroversi mengenai pendanaan film oleh dunia bawah tanah Mumbai menunda film tersebut selama beberapa bulan. Film tersebut didasarkan pada surogasi dan menandai kolaborasi keduanya dengan Salman Khan dan Zinta. Kritikus film Sukanya Verma menemukan bahwa Mukerji "cacat dengan peran[nya] yang tidak memberinya banyak ruang lingkup selain menangis dan terisak-isak" dan lebih menyukai peran "berbobot" dari Zinta. Dalam Bas Itna Sa Khwaab Hai dan Nayak: The Real Hero, film-film yang secara teatrikal gagal mendapatkan banyak penonton, Mukerji masing-masing memerankan wanita idaman Abhishek Bachchan dan Anil Kapoor. Dalam ulasan untuk yang terakhir, Sarita Tanwar dari Rediff.com meratapi bahwa ia memiliki "sangat sedikit [hal] untuk dilakukan kecuali menjadi bagian dari beberapa lagu menarik". Sebuah artikel dalam Mint meringkas bahwa sebagian besar perannya setelah Kuch Kuch Hota Hai "asal-asalan".= Naik daun (2002–2006)
= Mukerji mulai bekerjasama dengan Yash Raj Films pada 2002, ketika perusahaan tersebut memilihnya dalam dua produksi terkenal: Mujhse Dosti Karoge!, sebuah film komedi percintaan yang turut dibintangi oleh Hrithik Roshan dan Kareena Kapoor, dan Saathiya, sebuah buat ulang dari film percintaan berbahasa Tamil Alaipayuthey. Yang pertama tampil buruk dalam box-office, seperti halnya dua kolaborasinya dengan Govinda — Pyaar Diwana Hota Hai dan Chalo Ishq Ladaaye. Namun, film drama percintaan Saathiya, menjadi sebuah titik balik dalam kariernya, memberikannya Penghargaan Kritikus Filmfare untuk Aktris Terbaik serta sebuah nominasi Aktris Terbaik dari acara yang sama. Shaad Ali memilihnya untuk memainkan peran seorang mahasiswa kedokteran yang berurusan dengan masalah dan ketidakpuasan menikah pada usia muda, untuk kerentanan yang ia temukan dalam dirinya. Ia menolak tawaran tersebut pada awalnya karena ia tidak suka dengan film buat ulang, tetapi diyakinkan untuk menerima peran tersebut oleh produser film Aditya Chopra. Dalam film tersebut, ia beradu peran dengan Vivek Oberoi, yang dengannya ia tidak semangat berkarya, mengatakan bahwa "sikapnya menyusahkan". Saathiya muncul sebagai sebuah kesuksesan komersial. BBC menulis bahwa "Mukerji memainkan karakter seorang gadis kelas menengah dengan keyakinan besar", dan Udita Jhunjhunwala dari Mid Day menambahkan, "Ekspresi dan aktingnya dinyatakan dalam peran yang cocok baginya." Tahun 2003 menandai dimulainya periode kesuksesan dalam karier Mukerji. Ia menggantikan Aishwarya Rai untuk beradu akting dengan Shah Rukh Khan dalam film romansa Aziz Mirza Chalte Chalte. Laporan media menyatakan bahwa Rai digantikan setelah berselisih dengan pacarnya, yang pada saat tersebut, Salman Khan dalam lokasi syuting film, tetapi Shah Rukh Khan bersikeras bahwa Mukerji telah menjadi pilihan asli untuk peran tersebut. Mukerji meyakini bahwa tema Chalte Chalte, yang berkaitan dengan kesalahpahaman antara pasangan yang telah menikah, mirip dengan Saathiya, dan ia mencoba memberikan variasi dalam perannya dengan menempatkan "mereka dengan latar belakang yang berbeda". Ia mengatakan bahwa bekerja dengan Shah Rukh Khan adalah pengalaman belajar baginya, dan ia sering memarahinya jika ia tampil tidak memadai. Sebuah kesuksesan komersial, Box Office India menyatakan bahwa film tersebut sebagai sebuah kekembalian karier bagi Mukerji, dan ia dianugerahi dengan nominasi Aktris Terbaik kedua dari Filmfare. Tidak satupun dari rilis lainnya pada tahun tersebut—Chori Chori, Calcutta Mail, dan LOC Kargil—berbuah sebagai sebuah kesuksesan. Dalam Penghargaan Filmfare ke-50, Mukerji meraih penghargaan Aktris Terbaik dan Aktris Pendukung Terbaik, menjadikannya sebagai satu-satunya aktris yang meraih kedua penghargaan tersebut pada tahun yang sama. Aktris Pendukung Terbaik diraihnya atas film karya Mani Ratnam Yuva (2004), suatu film komposit dengan sebuah kelompok pemeran, tentang tiga anak muda dari berbagai lapisan masyarakat yang kehidupannya bertemu karena kecelakaan mobil; Mukerji berperan sebagai seorang ibu rumah tangga miskin Bengali yang dilecehkan oleh suaminya, orang jahat setempat (diperankan oleh Abhishek Bachchan). Ia mendasarkan peran tersebut dengan bantuan tetangganya yang dilecehkan oleh suami mereka, dan mengamati bahasa tubuh dan gaya bicara mereka. Taran Adarsh menulis, "Di antara para wanita terkemuka, Rani Mukerji adalah yang terbaik dari semuanya. Peran tersebut menuntut seorang aktris [...] dan Rani lebih dari memenuhi harapan." Ia meraih penghargaan Aktris Terbaik atas perannya dalam film karya Kunal Kohli Hum Tum (2004), sebuah film komedi percintaan yang terinspirasi dari When Harry Met Sally... (1989),tentang dua individu keras kepala yang bertemu dalam berbagai tahap kehidupan mereka. Film tersebut menampilkannya beradu peran dengan Saif Ali Khan dan menjadi salah satu kesuksesan komersial terbesar pada tahun tersebut. The Hindu menemukan bahwa pemeranan Mukerji "cukup percaya diri" dan Tanmaya Kumar Nanda dari Rediff.com menulis, "Rani adalah dirinya yang biasa [...] berubah menjadi banyak warna dari karakternya dengan kemampuan dari seekor bunglon". Kesuksesan tersebut berlanjut ketika Yash Chopra memilihnya dalam film drama percintaan periodenya Veer-Zaara (2004). Dengan latar belakang hubungan India–Pakistan, film tersebut mengisahkan tentang kekasih lintas negara tituler, yang diperankan oleh Shah Rukh Khan dan Preity Zinta. Dalam bagian yang awalnya ditulis untuk seorang pria, Mukerji berperan sebagai pengacara Pakistan yang mencoba membantu pasangan tersebut. Dengan keuntungan dunia sebesar ₹940 juta (US$13 juta), Veer-Zaara muncul sebagai film Hindi berkeuntungan tertinggi pada tahun tersebut, dan film tersebut kemudian diputar dalam Festival Film Internasional Berlin. Derek Elley dari Variety mencatat "[peran] yang diam-diam bermartabat dari Mukerji", dan BBC berpendapat bahwa ia "pantas dipuji karena aktingnya. Berakting dalam mata Anda dan tidak menggunakan dialog adalah sebuah seni. Rani untuk yang satu ini, telah menyempurnakan hal tersebut." Ia memenangkan Penghargaan IIFA untuk Aktris Pendukung Terbaik, dan meraih sebuah nominasi berkategori sama dari Filmfare. Pada 2005, majalah Outlook menerbitkan bahwa Mukerji telah membuktikan dirinya sebagai aktris paling sukses dari perfilman Hindi kontemporer. Peran film pertamanya pada tahun tersebut adalah beradu peran dengan Amitabh Bachchan dalam film karya Sanjay Leela Bhansali Black, sebuah film drama tentang seorang pria alkoholik yang mengabdikan hidupnya untuk mengajar seorang gadis buta dan tuli caranya berkomunikasi. Bhansali menulis bagian dari gadis buta tuli khusus untuk Mukerji, yang awalnya ragu-ragu untuk mengambil peran tersebut karena subjeknya yang "menantang". Begitu Bhansali menegakkan keyakinannya kepadanya, ia setuju dan mulai belajar bahasa isyarat dengan para profesional dalam Institut Helen Keller di Mumbai. Black meraih beberapa penghargaan termasuk dua Penghargaan Film Nasional dan 11 Penghargaan Filmfare, dan Richard Corliss dari TIME menampilkan film tersebut sebagai film terbaik kelima pada tahun tersebut. Majalah Empire menyebut penampilan Mukerji "menakjubkan", dan Filmfare termasuk karyanya dalam daftar mereka "80 Penampilan Paling Ikonis" dari perfilman India dan menulis, "Rani telah meninggalkan tanda yang tak terhapuskan dengan peran tersebut yang biasanya datang sekali seumur hidup untuk sebagian besar [pemeran]". Ia menjadi satu-satunya aktris yang meraih piala Aktris Terbaik dan Aktris Terbaik – Kritikus dalam acara Penghargaan Filmfare. Pada tahun tersebut, Mukerji meraih nominasi Aktris Terbaik kedua dari Filmfare setelah beradu akting dengan Abhishek Bachchan dalam Bunty Aur Babli, sebuah film komedi kejahatan yang menandai kolaborasi kelimanya dengan Yash Raj Films. Ia memainkan karakter utama Babli, seorang wanita penipu. Film tersebut menjadi film berkeuntungan tertinggi pada 2005. Namrata Joshi dari Outlook menulis bahwa ia "memainkan peran tersebut dengan mudah". Mukerji mengiringi film tersebut dengan film fantasi Amol Palekar Paheli, yang mempertemukannya kembali dengan Shah Rukh Khan. Film tersebut adalah sebuah kegagalan box-office di India tetapi mendapatkan rilis internasional yang kuat; film tersebut diputar dalam Festival Film Sundance dan menjadi perwakilan India untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di Penghargaan Akademi ke-79. Raja Sen dari Rediff.com terkesan oleh film tersebut serta penampilan Mukerji yang disebutnya "bagian lain yang dimainkan dengan sempurna". Rilis terakhir Mukerji pada tahun tersebut adalah film periode Mangal Pandey: The Rising, tentang prajurit tituler. Sutradara Ketan Mehta awalnya menemuinya untuk sebuah penampilan kameo, yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah bagian yang lebih besar setelah ia memberikan persetujuannya untuk membintangi film tersebut. Perannya adalah sebagai Heera, seorang prostitusi yang membentuk minat cinta terhadap Pandey (diperankan oleh Aamir Khan). Derek Elley menyebutkan bahwa meskipun perannya kecil, Mukerji menjadikan "gadis nautch miliknya penuh semangat". Mukerji menolak tawaran dari Mira Nair untuk membintangi film berbahasa Inggris The Namesake, dengan memilih untuk bekerjasama dengan Karan Johar dalam Kabhi Alvida Naa Kehna (2006), sebuah film drama tentang perselingkuhan. Berkolaborasi sekali lagi dengan Shah Rukh Khan, Abhishek Bachchan dan Zinta, ia memerankan seorang wanita tidak bahagia yang telah menikah yang berselingkuh dengan pria yang juga telah menikah. Mengomentari sifat memecah belah dari perannya, Mukerji mengatakan bahwa peran tersebut mengubah persepsinya tentang cinta dan perkawinan. Kabhi Alvida Naa Kehna adalah sebuah perilisan terkenal, yang menghasilkan lebih dari ₹1,13 milyar (US$16 juta) untuk muncul sebagai film Hindi berkeuntungan tertinggi di luar negeri pada saat tersebut. Rajeev Masand menulis bahwa "Rani Mukherjee yang secara konsisten kompeten mengambil peran tersulit dalam film tersebut — bagian yang mungkin sulit untuk disimpati — tetapi ia mengisi peran tersebut dengan kelembutan dan kepercayaan", tetapi Kaveree Bamzai dari India Today menepis peran tersebut sebagai salah satu dari perannya yang membutuhkan "seni menangis berlebihan dan tersenyum dengan gagah berani". Film tersebut memberikan Mukerji sebuah Penghargaan IIFA untuk Aktris Terbaik untuk kali ketiganya secara berturut-turut dan nominasi Aktris Terbaik keenam dari Filmfare. Film melodrama Baabul yang gagal menjadi penampilan terakhirnya pada tahun tersebut.= Kemunduran karier (2007–2010)
= Rani Mukerji dan Preity Zinta Lakme Fashion Week tahun 2010. Setelah kegagalan dari Baabul, Yash Raj Films menampilkan Mukerji dalam film drama keluarga Siddharth Anand Ta Ra Rum Pum dalam peran sebagai seorang istri pembalap (diperankan oleh Saif Ali Khan) dan ibu dari dua anak. Ia bersemangat untuk memainkan peran seorang ibu untuk pertama kalinya, dan memeragakan karakternya seperti ibunya sendiri. Dirilis pada 2007, film tersebut menjadi sebuah kesuksesan finansial, tetapi mendapatkan tanggapan beragam dari para kritikus. Khalid Mohamed memuji penampilan Mukerji dengan menyebutnya "hampir sempurna" tetapi Rajeev Masand berpikir bahwa baik ia maupun Khan "tidak dapat membuat banyak kesan karena karakter mereka begitu [...] membosankan." Film drama Laaga Chunari Mein Daag dari sutradara Pradeep Sarkar yang menampilkan Mukerji sebagai seorang wanita muda yang dipaksa untuk menjadi seorang pelacur untuk menghidupi keluarganya. Penampilannya memberikannya nominasi Aktris Terbaik ketujuh dari Filmfare, tetapi film tersebut mendapatkan sambutan kritis dan komersial yang buruk. Shubhra Gupta dari The Indian Express mencatat bahwa Mukerji bertanggung jawab untuk "[me]nyatukan film, bahkan jika bagian miliknya, baik sebagai awam dan pelacur, tidak memiliki kesegaran". Mukerji sekali lagi berperan sebagai seorang pelacur dalam Saawariya karya Bhansali, sebuah adaptasi dari White Nights karya Fyodor Dostoevsky, yang turut dibintangi oleh Ranbir Kapoor dan Sonam Kapoor. Ia bersikeras bahwa peran pelacur yang ia mainkan secara berturut-turut berbeda satu dengan yang lain, dengan yang ada dalam Saawariya yang "tidak memiliki masalah dengan profesinya". Saawariya adalah rilis satu-satunya dalam tiga tahun yang tidak diproduksi oleh Yash Raj Films; film tersebut adalah film India pertama yang diproduksi oleh studio Hollywood Sony Pictures. Film tersebut adlaah sebuah kegagalan box-office dan mendapatkan tanggapan buruk dari para kritikus. Penampilan Mukerji, yang digambarkan oleh A. O. Scott dari The New York Times sebagai "istimewa", memberikannya nominasi Filmfare kedua pada tahun tersebut, kali ini untuk Aktris Pendukung Terbaik. Pada akhir 2007, kepopularitasan Mukerji sudah mulai berkurang. Rediff.com menghubungkan hal tersebut dengan "pasangan monoton"-nya dengan aktor yang sama; Hindustan Times menerbitkan bahwa ia telah menjadi "pemeran wanita Yash Raj eksklusif" yang menghalangi pembuat film lain untuk menemuinya. Setelah serangkaian peran dramatis, Mukerji berusaha untuk memainkan sebuah peran yang rendah hati, yang ditemukan olehnya dalam film karya Kunal Kohli Thoda Pyaar Thoda Magic (2008), sebuah film anak-anak tentang malaikat yang datang ke Bumi untuk membantu empat anak bermasalah. Dalam sebuah ulasan tajam, Khalid Mohamed mengkritik pilihan peran Mukerji dan menulis bahwa "ia adalah hitam-putih, entah tersenyum penuh ledakan atau cemberut murung. Kostumnya juga tidak enak dipandang". Film tersebut mendapat sambutan buruk box-office dan kemudian berpengaruh dalam penurunan prospek karier Mukerji. Sebuah artikel India Today berbicara tentang "kehabisan keberuntungan[nya] dalam box-office" dan menyebutkan penurunan dukungannya. Dalam sebuah upaya untuk mengatasi penurunan tersebut, Mukerji kehilangan berat badan dan mengubah penampilannya. Ia kemudian berkolaborasi dengan Yash Raj Films, dengan mengambil peran utama bersama Shahid Kapoor dalam film komedi percintaan Dil Bole Hadippa! (2009). Mukerji memiliki harapan yang tinggi dari film tersebut dengan perannya sebagai seorang gadis desa Punjab pengobsesi kriket yang menyamar sebagai seorang pria, dan film tersebut mendapatkan penayangan perdana dunianya dalam Festival Film Internasional Toronto. Kritikus The Economic Times Gaurav Malani kecewa dengan film tersebut dan menulis bahwa Mukerji "muncul dengan sebuah penampialn yang bersemangat tetapi isak-rengekannya tidak[lah] menghibur lagi. Juga setelah sebuah titik anda tidak suka memvisualisasikan aktris yang menawan menjadi [pemeran] pria berewok". Film tersebut adalah kegagalan finansial keempat Mukerji secara berturut-turut. Ketika ditanya mengenai serentetan kegagalannya pada saat tersebut dengan spanduk Yash Raj Films, ia membela semua kolaborasi tersebut, dengan mengatakan bahwa "Saya mendukung film-film tersebut terlepas dari nasib mereka". Kemudian pada tahun tersebut, ia tampil sebagai seorang juri bakat dalam acara realitas Sony Entertainment Television Dance Premier League. Ia setuju untuk tampil dalam televisi untuk mendapatkan visibilitas selama sebuah fase kegagalan dalam karier filmnya tersebut.= Kesuksesan dalam cerita seru dan Hichki (2011–sekarang)
= Aniruddha Guha dari Daily News and Analysis menggambarkan penampilan Mukerji dalam film 2011 No One Killed Jessica sebagai "salah satu penampilan terbaiknya hingga sekarang". Dibintangi oleh Vidya Balan, film tersebut menjadi kesuksesan komersial pertama Mukerji semenjak Ta Ra Rum Pum, dan terutama dikenal karena ketiadaan bintang laki-laki. Film tersebut didasarkan pada kasus pembunuhan Jessica Lal, dan menampilkan Mukerji sebagai seorang wartawan fiksi bermulut kotor yang sangat terlibat dengan kasus tersebut. Ia menggambarkan betapa berbedanya peran tersebut dari yang dimainkan olehnya sebelumnya, dengan mengatakan, "Aku benar-benar memerankan seorang pria!" Namun kritikus, beberapa diantaranya kritis terhadap penampilannya tersebut, termasuk Anupama Chopra dari NDTV, yang menyebut perannya, "nota fatal dan salah dalam No One Killed Jessica," berargumen bahwa "karakter ditulis secara dangkal dan penampilan Rani terhadap dirinya sama-sama dangkal. Ini semua tentang eksternal. Ia banyak berdebat dan dengan bangga menyebut dirinya seorang pelacur tetapi rambutnya tetap sempurna di tempat dan pada akhirnya, ia bahkan bisa melakukan gerakan lambat seperti pahlawan super." Meski begitu, peran tersebut memboyongnya piala Aktris Pendukung Terbaik dari Filmfare. Mukerji kemudian menerima sebuah peran utama dalam film karya Sachin Kundalkar Aiyyaa (2012), sebuah komedi sopan santun yang turut dibintangi oleh Prithviraj. Ia memerankan seorang wanita dengan indra penciuman tinggi yang mengembangkan ketertarikan sepihak terhadap karakter Prithiviraj. Gagal secara kritis dan komersial, Rediff.com mengkritisi keputusannya untuk membintangi film tersebut, dengan menulis bahwa ia "tidak mendapat dukungan dari cara karakternya ditulis". Kesuksesan yang lebih besar datang dengan perannya sebagai Roshni Shekhawat, seorang ibu yang berduka atas kematian anaknya, dalam film cerita seru psikologis Reema Kagti Talaash: The Answer Lies Within. Dibintangi bersama oleh Aamir Khan dan Kareena Kapoor, film tersebut mendapatkan keuntungan dunia lebih dari ₹1,74 milyar (US$24 juta) sehingga muncul sebagai film Hindi berkeuntungan tertinggi kedelapan pada tahun tersebut. Ronnie Schieb dari Variety menggambarkan Mukerji sebagai "hidup dalam peran yang diam-diam simpatik", dan ia mendapatkan nominasi Aktris Pendukung Terbaik dari Filmfare. Pada 2013, Mukerji tampil dalam film antologi Bombay Talkies yang terdiri dari empat film pendek. Ia adalah bagian dari segmen yang dipimpin oleh Johar, di mana ia berperan sebagai seorang wartawan yang menemukan bahwa suaminya (diperankan oleh Randeep Hooda) adalah gay. Film tersebut diputar dalam Festival Film Cannes 2013. Terlepas dari penghasilan box-office yang buruk, Bombay Talkies mendapatkan sambutan kritis, terutama untuk segmen Johar; Tushar Joshi dari Daily News and Analysis memuji kehalusan penampilan Mukerji. Tahun berikutnya, Mukerji membintangi film cerita seru kejahatan Pradeep Sarkar Mardaani, di mana ia memainkan peran utama sebagai Shivani Shivaji Roy, seorang polwan Marathi yang terlibat dalam kasus penculikan yang membawanya menuju pengungkapan rahasia perdagangan manusia. Ia mengambil peran tersebut untuk menunjukkan kepada para gadis "bagaimana mereka perlu melindungi diri mereka sendiri". Untuk persiapan, ia bertemu dengan pejabat senior dalam Kepolisian Mumbai, dan mempelajari teknik pertahanan diri Israel Krav Maga. Rajeev Masand memuji Mukerji karena "menginvestasikan Shivani dengan kekuatan fisik dan keberanian emosional", dan Anupama Chopra memujinya karena memberikan karakternya dengan "tekad baja" dan "kedalaman emosional". Film tersebut sukses secara komersial dan memberikan Mukerji nominasi Aktris Terbaik lainnya dari Filmfare. Setelah kelahiran anaknya, Mukerji mengambil cuti empat tahun untuk fokus kepada putrinya dan dibujuk oleh suaminya, Aditya Chopra, untuk kembali berakting. Ia ingin mengerjakan sebuah proyek yang akan mengakomodasi komitmen orang tua dan menemukannya dalam film komedi-drama Hichki (2018). Terinsipirasi oleh otobiografi Brad Cohen Front of the Class, film tersebut menceritakan kisah dari Naina Mathur, seorang guru bercita-cita tinggi pengidap sindrom Tourette yang mendidik anak-anak kurang mampu. Mukerji berinteraksi dengan Cohen dan ia dilatih untuk membuat motorik karakter dan vokal gerenyetnya muncul spontan. Dalam sebuah ulasan campuran, Anna M. M. Vetticad dari Firstpost menulis bahwa ia "mengangkat Hichki setiap kali ia berada dalam tempat kejadian, membawa empati dan pesona dalam karakter Naina tanpa setiap saat meminta belas kasihan penonton." Film tersebut menghasilkan keuntungan dunia ₹2,33 milyar (US$33 juta), dengan mayoritas yang datang dari box-office Cina, dan kesuksesan film tersebut membuat Mukerji mengungkapkan minat untuk berkarya lebih sering pada masa depan. Ia meraih nominasi Aktris Terbaik lainnya dari Filmfare. Mukerji mengulangi perannya sebagai Shivani Shivaji Roy dalam Mardaani 2 (2019), sebuah sekuel untuk Mardaani, garapan Gopi Puthran, yang menulis film pertama. Dalam film tersebut, Roy menghadapi seorang pemerkosa muda. Shubhra Gupta menulis bahwa Mukerji "dalam perintah saat ia berkarya untuk sebuah naskah yang mendorongnya ke permukaan pada setiap kesempatan yang diberikan", tetapi Rahul Desai dari Film Companion mengkritisinya karena memerankan Roy secara berlebihan dengan menyebut penampilan tersebut "sebagai lebih dari sebuah karakter waralaba Dhoom [...] daripada seorang polisi kompleks". Mardaani 2 tampil baik dalam box-office dan memberikannya nominasi Penghargaan Filmfare untuk Aktris Terbaik lainnya. Kesuksesan komersial secara berturut-turut dari film-film tersebut membuat Filmfare memuji Mukerji karena menghancurkan "stereotipe yang diperangi oleh aktris selama beberapa generasi setelah pernikahan dan anak-anak, karier seorang aktris berakhir dalam Bollywood". Mukerji akan mengulangi perannya sebagai Babli dalam film komedi sekuel Bunty Aur Babli 2, yang turut dibintangi oleh Saif Ali Khan dan Siddhant Chaturvedi.Kehidupan pribadi dan pekerjaan lainnya
Meskipun mendapat perhatian dari media secara terus-menerus, Mukerji tidak pernah menyebarluaskan banyak soal kehidupan pribadinya. Tidak seperti selebritas lainnya, Mukerji membatasi interaksinya dengan media dan kadang-kadang dicap sebagai pertapa; dalam sebuah wawancara pada 2011, ia mengatakan bahwa "Saat ini para aktor menjadi lebih terbuka soal kehidupan pribadinya kepada media. Tetapi, hal tersebut justru menimbulkan masalah bagi aktor tersebut seperti saya karena jika saya tidak melakukan hal tersebut, maka saya akan disebut tertutup. Jadi mulai saat ini, saya telah mengubah diri saya." Mukerji sering bekerjasama dan bersahabat dengan aktor-aktor seperti Shah Rukh Khan dan Aamir Khan, dan pembuat film Karan Johar. Hubungan Mukerji dengan pembuat film Aditya Chopra merupakan topik pemberitaan tabloid di India, meski ia menolak untuk membicarakan hal tersebut secara terbuka. Pada 21 April 2014, ia menikah dengan Chopra dalam sebuah upacara tertutup di Italia. Pada 9 Desember 2015, ia melahirkan seorang anak perempuan, yang bernama Adira. Disamping karier aktingnya, Mukerji aktif terlibat dengan beberapa perkara kemanusiaan dan vokal tentang masalah yang dihadapi oleh para perempuan dan anak-anak. Mukerji ditunjuk sebagai seorang duta besar oleh Procter & Gamble dan Child Rights and You NGO untuk usaha patungan mereka, Shiksha, untuk mendukung perkara pendidikan anak-anak. Pada 2011, ia mendirikan sebuah Dana Perawatan Strok, dalam suatu kerjasama dengan Asosiasi Strok India, untuk menanggung dana perawatan para pasien pengidap strok yang kekurangan secara finansial. Mukerji telah membuat penampilan publik untuk mendukung amal dan perkara lainnya. Pada Maret 2004, ia mengunjungi rombongan tentara India di Pokhran, Rajasthan untuk bertemu dengan para pasukan jawan, untuk acara realitas NDTV Jai Jawan. Dekade berikutnya, tepatnya pada Agustus 2014 ia mengunjungi jawan kembali di Baramulla. Pada Februari 2005, Mukerji serta beberapa aktor Bollywood berpartisipasi dalam HELP! Telethon Concert tahun 2005 untuk mengumpulkan dana bagi para korban gempa bumi Samudra Hindia 2004. Pada Maret 2006, Mukerji merayakan ulang tahunnya bersama anak-anak penyandang cacat dari Institut Helen Keller; sebelumnya ia bekerjasama dengan mereka sambil mempersiapkan penampilannya pada film Black. Pada November 2010, ia adalah anggota dari lelang pengumpulan dana untuk kampanye amal "Because I am a Girl". Pada 2014, Mukerji menghadiri sebuah acara makan malam untuk membicarakan tentang pelecehan anak di London, di mana ia diundang oleh Pangeran Charles untuk meningkatkan kesadaran terhadap masalah tersebut melalui karyanya pada film Mardaani. Mukerji telah ikut serta dalam beberapa tur konser dan acara penghargaan televisi. Tur konser pertamanya, "Magnificent Five", dilaksanakan pada 1999 di mana ia tampil bersama aktor Aamir Khan, Aishwarya Rai, Akshaye Khanna dan Twinkle Khanna. Konser "Temptations 2004" menampilkan Mukerji bersama aktor Shah Rukh Khan, Saif Ali Khan, Preity Zinta, Arjun Rampal dan Priyanka Chopra dalam sembilan belas pertunjukan panggung di seluruh dunia. Pada tahun berikutnya, ia ikut serta pada konser "Temptations 2005" di New Delhi bersama Shah Rukh Khan, Fardeen Khan, Ameesha Patel dan Malaika Arora Khan; acara tersebut diselenggarakan untuk membantu mengumpulkan dana untuk National Centre For Promotion of Employment for Disabled People (NCPEDP). Pada 2010, Mukerji tampil dalam sebuah konser di Stadion Tentara Dhaka, Bangladesh bersama beberapa aktor Bollywood seperti Shah Rukh Khan, Rampal dan Ishaa Koppikar. Untuk konser "Temptations Reloaded" tahun 2012 di Jakarta, Mukerji tampil dengan Shah Rukh Khan, Zinta dan Bipasha Basu, untuk konser tahun 2013 dengan nama yang sama di Auckland, ia tampil bersama Shah Rukh Khan, Madhuri Dixit dan Jacqueline Fernandez, dan pada 2014 ia tampil di Malaysia bersama Shah Rukh Khan, Dixit, Yo Yo Honey Singh dan Arijit Singh.Keartisan dan citra media
Mukerji digambarkan oleh para kritikus sebagai salah satu aktris Bollywood yang paling berbakat. Sebagai bagian dari sebuah analisis karier, Sukanya Verma menyatakan bahwa Mukerji membuat sebuah "debut yang agak inkonvensional dalam perfilman" (ia berperan sebagai seorang korban pemerkosaan pada film Raja Ki Aayegi Baarat), dan setelah beberapa tahun berosilasi antara kesuksesan dan kegagalan, ia "mencapai status sebagai seorang bintang, penampil dan gadis panggung". Indo-Asian News Service melaporkan bahwa selama tahun-tahun pertamanya dalam industri perfilman, Mukerji disebut-sebut sebagai sepupu miskin Kajol yang sukses dan dicoreng namanya oleh para kritikus karena "gemuk" dan "pendek". Raja Sen menambahkan bahwa meskipun ada kesempatan untuk menentangnya, Mukerji "bekerja keras dengan ketabahan" dan tampil sebagai "wanita terkemuka paling berpengaruh dalam Bollywood". Kritikus film Baradwaj Rangan dari New Sunday Express menulis bahwa suara Mukerji yang "tidak biasa dan kasar" membedakannya dari para kontemporernya dan The Times of India memujinya karena telah menghancurkan "takhayul kelayakan" Bollywood. Reema Kagti, sutradara dari film Talaash: The Answer Lies Within, mengatakan kepada Mukerji bahwa, "Rani suka mempersiapkan banyak hal. Ia menjadi obsesif terhadap perannya dan ingin tahu segalanya tentang karakternya. Apa latar belakang karakternya, apa yang terjadi di kepalanya pada titik tertentu". Dalam sebuah wawancara dengan Daily News and Analysis, Mukerji mendeskripsikan pertemuannya dengan dunia peraktingan:Sebulan sebelum aku memulai proses syuting, Aku duduk dengan sutradaraku, mencoba untuk memahami bagaimana ia telah memvisualisasikan karakter tersebut dalam layar. Lalu aku mulai mengerjakan hal yang paling mendasar — penampilan. Hal tersebut sangat penting karena penampilan fisik karakter sangat diperhatikan serta hal tersebut, dapat membuat diriku semakin percaya diri. Setelah hal tersebut tercapai, aku menuju ke nuansa yang lebih halus tentang seperti apa gadis itu, latar belakangnya. Dan kemudian dari sana [..] Aku perlu memperoleh aksen yang tepat.Untuk menghindari "kejenuhan", Mukerji lebih suka memainkan "peran yang berbeda secara drastis", dan disebut-sebut dalam media sebagai "salah satu aktris paling hebat" dari Bollywood. Ia telah memainkan beberapa peran dalam berbagai produksi terkenal dan film-film yang tidak dipublikasikan oleh pembuat film independen; Hindustan Times menyatakan bahwa Mukerji telah membuat kemajuan tersebut sangat "alami [..] sehingga hampir tak diperhatikan". Namrata Joshi dari Outlook menambahkan bahwa ia tak takut untuk mengambil risiko dan memainkan beberapa peran yang "tidak bisa dilakukan oleh para kontemporernya". Mukerji telah meraih suatu reputasi untuk memainkan peran-peran yang menandakan perubahan signifikan dari pemeranan wanita pada perfilman India terdahulu; dalam film Hum Tum ia berperan sebagai seorang janda yang melakukan hubungan seks pranikah, dalam film Kabhi Alvida Naa Kehna ia berperan sebagai seorang wanita yang sudah menikah yang terlibat dalam perselingkuhan dengan pria yang sudah menikah, dan dalam film Bichhoo dan No One Killed Jessica ia merokok, meminum minuman beralkohol, dan mengucapkan kata-kata kasar. Media mengutipnya sebagai sebuah "kecantikan inkonvensional" — suaranya yang serak, mata dan senyumnya menjadi ciri khasnya. Pada puncak kariernya Mukerji disebut-sebut sebagai salah satu selebritas India yang paling populer dan atraktif, salah satu aktris dengan bayaran tertinggi di Bollywood, dan duta merek untuk sejumlah produk. Filmfare menampilkannya dalam daftar "Sepuluh Nama Paling Berpengaruh di Bollywood" selama dua tahun berturut-turut (2005–2006). Pada 2006 dan 2012, Eastern Eye memberinya gelar sebagai salah satu "Wanita Terseksi Asia". Mukerji tampil dalam daftar "Aktris Terbaik" Box Office India selama enam tahun dan menempati peringkat pertama selama dua tahun berturut-turut (2005–2006). Ia tampil dalam daftar tahunan Rediff.com "Aktris Bollywood Terbaik" pada 2002-07, 2012, 2014 dan 2018 dan menempati puncak daftar tersebut selama tiga tahun berturut-turut (2004–2006). Ia juga ditampilkan oleh Rediff.com dalam daftar "Aktris Terbaik Bollywood yang Pernah Ada", "Aktris Tercantik Bollywood", dan "Wanita Berpakaian Terbaik Bollywood". Sejak 2007, kepopuleran Mukerji sedang dalam penurunan dan ia kehilangan dukungan mereknya atas sejumlah aktris muda. Pada 2013, ia tampil di antara bintang-bintang Bollywood terhebat dalam jajak pendapat di Britania Raya sebagai bagian dari perayaan 100 tahun perfilman India. Pada tahun yang sama, Kedutaan Besar Amerika di India menganugerahinya sebuah piala istimewa atas kontribusinya pada industri perfilman India. Pada Oktober 2017, Mukerji dianugerahi sebuah "Penghargaan Perfilman untuk Kontribusi yang Luar Biasa" oleh Pemerintah Mauritius.Penghargaan dan nominasi
Atas penampilannya dalam film Kuch Kuch Hota Hai (1998), Yuva (2004) dan No One Killed Jessica (2011), Mukerji meraih Penghargaan Filmfare untuk Aktris Pendukung Terbaik. Ia juga meraih Penghargaan Kritikus Filmfare untuk Aktris Terbaik atas penampilannya dalam film Saathiya (2002) dan Black (2005), dan meraih Penghargaan Filmfare untuk Aktris Terbaik atas penampilannya dalam film Hum Tum (2004) dan Black (2005).Lihat pula
Daftar aktris film India Daftar aktris BengaliReferensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
Rani Mukerji di IMDb (dalam bahasa Inggris) Rani Mukerji di Bollywood Hungamarani
All Three of Us (2015)
Ad Astra (2019)
Avengers: Infinity War (2018)
Air Force One Down (2024)
Kingdom of the Planet of the Apes (2024)
- 1
- 2
No More Posts Available.
No more pages to load.