- Source: Razie Jachya
Drs. H. Abdullah Razie Jachya (11 September 1928 – 3 Mei 2023) adalah seorang birokrat Indonesia. Dia adalah Gubernur Bengkulu dari tahun 1989 hingga 1994. Sebelumnya, dia menjabat berbagai jabatan di dalam pemerintahan provinsi, termasuk sebagai sekretaris provinsi dari tahun 1983 hingga 1987 dan wakil gubernur dari tahun 1987 hingga 1989.
Kehidupan awal dan pendidikan
Jachya lahir pada tanggal 11 September 1928 di Kepahiang, sebagai anak dari Muhammad Jachya. Menyelesaikan pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS, sederajat SD) yang diselenggarakan Muhammadiyah di Curup pada tahun 1944 dan Chu-Gakko (SMP) di kota Bengkulu pada tahun 1945. Kemudian pindah ke Malang, Jawa Timur, dan melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah negeri setempat dari tahun 1950 hingga 1953. Ia belajar hukum di Universitas Airlangga di Surabaya dari tahun 1953 hingga 1957, namun tidak menyelesaikan gelarnya.
Karier
= Karier birokrasi
=Karier Jachya dimulai sebagai anggota Tentara Keamanan Rakyat di Bengkulu pada masa Revolusi Indonesia. Dia ditugaskan di Korps Polisi Militer di Tanjung Karang, Lampung. Ia bergabung dengan pamong praja Bengkulu Selatan dan bekerja sebagai juru bayar. Dalam wawancara selanjutnya, Jachya menjelaskan bahwa sebagai seorang juru bayar, dia sering menerima uang dari orang tanpa alasan.
Setelah dua tahun bekerja di Bengkulu Selatan, Jachya dikirim ke Medan untuk mengikuti kursus dinas satu tahun Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ia menyelesaikan kursus tersebut pada tahun 1960 dan dikirim untuk belajar lagi tiga tahun kemudian di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri di Malang. Setelah menyelesaikan studinya di akademi, Jachya ditugaskan sebagai staf protokol di kantor gubernur Jawa Barat dan kemudian di kantor gubernur Sumatera Selatan.
Pada tahun 1967, pemerintah Indonesia membentuk provinsi Bengkulu dari Sumatera Selatan. Sebagai orang asli Bengkulu, Jachya kembali ke kampung halamannya, Bengkulu Selatan, dan menjadi inspektur keuangan kabupaten. Setelah pengangkatan Gubernur Bengkulu definitif pada tahun 1968, Jachya diangkat menjadi Sekretaris Daerah Bengkulu Selatan. Selama menjabat sebagai sekretaris daerah, Jachya menjadi Penjabat Bupati Bengkulu Selatan selama kurang lebih satu tahun. Ia tidak dicalonkan sebagai pejabat definitif dan malah dikirim untuk belajar di Institut Ilmu Pemerintahan di Jakarta.
Jachya lulus dari Institut Ilmu Pemerintahan dengan gelar doktorandus. Ia kemudian ditugaskan di kantor gubernur Bengkulu pada tahun 1977 dan memegang beberapa portofolio yang berkaitan dengan pemerintahan daerah. Dia akhirnya menjadi sekretaris provinsi pada tahun 1983 di bawah Gubernur Soeprapto. Wakil gubernur Soeprapto, Sofian Yusuf, diskors pada tahun 1986 karena diduga memiliki hubungan dengan Partai Komunis Indonesia yang dilarang. Jachya menggantikannya sebagai wakil gubernur pada Juli 1987. Pada September 1988, Jachya terpilih sebagai ketua Golongan Karya (Golkar), partai pemerintah, di Bengkulu.
= Gubernur Bengkulu
=Setelah Soeprapto mengakhiri masa jabatan keduanya sebagai gubernur, Jachya dicalonkan sebagai penggantinya. Pencalonannya disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Bengkulu dan Jachya dilantik sebagai gubernur pada 17 Juli 1989. Beberapa hari setelah pelantikannya, Jachya dan Soeprapto mengunjungi Presiden Soeharto. Soeharto menginstruksikannya "untuk tidak melakukan perubahan besar" atas kiprah Soeprapto sebagai gubernur dan "menyelesaikan keberhasilan" yang telah dicapai Soeprapto.
Terlepas dari instruksi Presiden, Jachya mulai meneliti karya-karya pendahulunya. Ia sering menunjukkan ketidaksenangannya terhadap pekerjaan irigasi yang dilakukan pada masa Soeprapto. Dalam pidato Hari Ulang Tahun (HUT) Bengkulu ke-21 pada 21 November 1989, Jachya mengkritik proyek irigasi di Bengkulu karena tidak menindaklanjuti pembukaan sawah baru, sehingga irigasi menjadi tidak berguna.
Di bawah kepemimpinannya, pemerintah provinsi memulai usaha patungan dengan perusahaan swasta dan bekerja sama dengan kamar dagang lokal untuk mempromosikan provinsi tersebut kepada investor asing. Usahanya menarik investor asing mulai membuahkan hasil pada awal 1990-an, saat Bengkulu mulai mengekspor karet ke Amerika Serikat. Dia juga berulang kali mendorong lembaga swadaya masyarakat di Bengkulu untuk mengambil bagian dalam pembangunan provinsi.
Di sektor kesehatan, Jachya mengawasi pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Bengkulu (di bawah menteri kesehatan masa depan Achmad Sujudi) dari rumah sakit pusat provinsi kecil menjadi rumah sakit pusat kelas dua. Ia mendeklarasikan Bengkulu sebagai provinsi bebas asap rokok pada April 1992 dan mulai menetapkan kawasan merokok beberapa bulan kemudian.
Jachya digantikan sebagai gubernur pada 16 Juli 1994 oleh Bupati Bengkulu Selatan, Adjis Ahmad. Setelah pensiun, ia tinggal di rumahnya di Kota Bengkulu. Ia bergabung dengan Legiun Veteran Republik Indonesia.
Kehidupan pribadi
Razie menikah dengan Djalaliah Yachya pada tahun 1960. Pasangan ini memiliki lima anak.
Razie meninggal di rumahnya pada pagi hari tanggal 3 Mei 2023. Sebelum kematiannya, Razie berharap untuk tidak dimakamkan di taman makam pahlawan, meski berhak dimakamkan di sana karena penghargaan Bintang Gerilya. Ia alih-alih memilih untuk dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Padang Dedok di kota Bengkulu. Beberapa pejabat Bengkulu, termasuk Gubernur petahana Rohidin Mersyah dan senator Ahmad Kanedi, menyampaikan pidato mereka.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Razie Jachya
- Sulaiman Effendi
- 2023
- Kematian tahun 2023
- Razie Jachya
- Deaths in May 2023
- Usup Supriyadi
- 2023 in Indonesia