- Source: Ronnie Lee Gardner
Ronnie Lee Gardner adalah pembunuh dan perampok di Amerika Serikat yang dihukum mati pada tahun 2010 atas kasus yang terjadi pada tahun 1984. Ia menjadi terkenal karena membutuhkan waktu 25 tahun lamanya di pengadilan sampai akhirnya DPR Utah membuat aturan yang membatasi pengajuan banding dalam hukuman mati.
Masa kecil dan kehidupan pribadi
Ronnie Lee Gardner lahir di Salt Lake City, Utah, anak bungsu dari pasangan Dan dan Ruth Gardner yang memiliki tujuh orang anak. Ayahnya adalah pemabuk berat yang meninggalkan rumah dan menikah lagi dengan orang lain saat ia masih kecil. Mereka bercerai saat Ronnie masih berumur 18 bulan. Enam bulan kemudian, Ronne ditemukan malnutrisi dan berkeliaran di jalanan dengan masih menggunakan popok. Pekerja sosial kemudian berusaha merebut pengasuhannya atas penelantaran anak, namun kemudian ia dikembalikan ke ibunya.
Hubungan Ronnie dengan ayahnya sangat buruk. Dan tidak mengakuinya sebagai anak dan sering mengungkapkan hal tersebut di depan matanya. Menurut pengakuan Ronnie, ia dipelihara oleh kakanya, dan sering dilecehkan secara seksual oleh saudara-saudaranya. Sejak umur 10 tahun ia sudah kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang. Bersama saudaranya, Randy, ia kedapatan mencuri sepatu dan dimasukkan ke penjara anak. Ia frustrasi karena kemudian Dan mengurus dan memulangkan Randy, dan meninggalkan dirinya sendirian di penjara.
Ruth menikah lagi dengan Bill Lucas, seorang kriminal. Ia menggunakan anak-anak tirinya untuk membantunya untuk mengawasi keadaan sekitar dalam mencuri. Sosok Bill membuat Ronnie kagum. Dalam usia belasan tahun, Ronnie sudah berkali-kali ditahan dan direhabilitasi, termasuk di Utah State Hospital di Provo. Ronnie menyatakan bahwa ia harus bertarung mempertahankan dirinya untuk dihargai dan dihormati, karena tubuhnya yang kecil.
Saat di Utah State Industrial School di Ogden, Gardner dikunjungi oleh Jack Statt, pria yang hidup bersama saudaranya Randy. Menurut Gardner, Statt bertemu Randy di pemberhentian bus dan menawarkan $25 untuk seks oral. Saat dikeluarkan dari sekolah tahun 1975, Gardner tinggal bersama Statt. Walaupun pekerja sosial mencatat bahwa pria di rumah tersebut banyak yang berpakaian seperti wanita, Statt menjadi orang tua angkat Gardner dan saudaranya. Gardner mengakui bahwa ia Statt melakukan pelecehan seksual kepada mereka dan menjelaskan bahwa "Menurutku hidup seperti ini wajar saja." Gardner mengakui saat evaluasi psikologis bahwa ia bekerja sebagai pekerja seks saat tinggal bersama Statt. Meskipun demikian, periode hidup bersama Statt digambarkan Gardner sebagai masa-masa yang paling tenang dalam hidupnya. "Jack orang baik, ia berusaha membantu kesulitan yang kami alami."
Ia kemudian bertemu Debra Bischoff, dan kemudian berpacaran. Mereka memiliki dua orang anak. Bischoff memberikan kesaksian bahwa Gardner adalah pasangan yang baik. "Sangat perhatian. Dia tak pernah membawaku kepada masalah yang pelik yang sedang dialaminya. Dia melindungiku." Namun kemudian ia ditangkap atas kejahatan perampokan dan dipenjarakan di Utah State Prison. Tahun 1981 Gardner kabur dan tertembak di leher saat berusaha membunuh pria yang dianggapnya mencoba mmperkosa Bischoff.
Tahun 1983 ia kembali terlibat keributan sebagai pemimpin saat huru hara yang menyebabkan kebakaran di penjara. Tahun 1984, ia lagi-lagi kabur saat pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Universitas Utah dengan berpura-pura muntah. Ia membajak mobil tahanan dan mengancam petugas Don Leavit untuk melepas borgolnya. Saat kabur, ia tak sengaja memukul Leavit sehingga menghancurkan mukanya. Di kemudian hari, senjata Leavit ditemukan dengan surat dari Gardner yang bertuliskan "Ini senjata dan dompetmu. Aku tak bermaksud mencelakai orang-orang. Aku hanya ingin bebas."
Kasus
Gardner adalah perampok kambuhan yang membunuh Melvyn John Otterstrom dalam sebuah perampokan di bar di Salt Lake City. Saat disidang, ia kembali membunuh Jaksa Michael Burdell saat berusaha melarikan diri. Atas dua pembunuhan ini, Gardner dijatuhi hukuman seumur hidup, untuk pembunuhan Otterstrom, dan hukuman mati untuk pembunuhan Burdell.
Perbuatannya ini membuat negara memerintahkan pengamanan yang lebih ketat terhadap keamanan saat peradilan. Saat di penjara pun, Gardner sekali lagi menusuk sesama narapidana pada tahun 1994. Atas perbuatannya ia sebenarnya bisa dijatuhi hukuman mati lainnya, namun dibatalkan karena ternyata korbannya selamat.
= Detail pembunuhan
=Pada malam tanggal 9 Oktober 1984, Gardner merampok Cheers Tavern. Saat masih dalam pengaruh kokain, ia menembak Melvyn John Otterstorm di wajahnya sehingga tewas seketika. Sepupu Otterstorm memberikan kesaksian bahwa uang yang dirampok padahal hanya kurang dari $100. Keluarga Otterstorm menyaksikan Gardner menghadiri pemakaman dengan mengaku sebagai teman kecilnya.
Gardner kemudian ditangkap tiga minggu setelahnya di rumah sepupunya. Ia beralasan penembakan terjadi karena Otterstormm mengajaknya berkelahi, namun petugas tidak menemukan bukti apapun atas klaim tersebut. Ia dikenai tahanan rumah dengan jaminan $1,5 juta.
Saat disidang tanggal 2 April 1985, Gardner berusaha melarikan diri dengan menyelundupkan senjata. Petugas meyakini senjata itu diselundupkan di area parkir gedung pengadilan. Gardner ditembak di dada oleh Luther Hensley. Ia kemudian balik menembak George "Nick" Kirk di perut, saat lari ke ruang arsip pengadilan menuju lantai dua, bertemu Robert Marci dan Michael Burdell. Menurut Marci, ia mengalihkan senjatanya ke arah Burdell, yang sedang melakukan bakti sosial dari gerejanya. Garder menembak mata Michael Burdell. Ia berusaha kabur ke parkiran dan dikepung polisi, lalu membuang senjatanya dan berteriak, "Jangan tembak. Aku tidak bersenjata!"
Gardner kemudian dirawat dengan status kritis, namun sembuh kembali. Kirk juga kritis dan siuman namun meninggal 11 tahun kemudian akibat lukanya yang tidak sembuh total. Burdell meninggal 45 menit setelah kejadian.
= Pengadilan kembali
=Gardner kembali disidang atas pembunuhan yang dia lakukan. Kali ini kakinya harus diborgol untuk mencegah usahanya kabur kembali. Ia kembali mengacau karena keberatan atas perlakuan ini. Ia sebenarnya punya kemungkinan untuk mendapat hukuman pembunuhan yang lebih ringan jika sanggup membuktikan dalam keadaan gangguan psikologis saat menembak Burdell, namun kemudian gagal dan ditolak. Juri menyatakan Gardner memang pantas dihukum mati atas perbuatannya. Gardner kemudian langsung memilih hukuman mati dengan ditembak, ketimbang disuntik, padahal sejak 2004, Utah sudah menghapuskan eksekusi seperti ini. Namun mereka yang disidang sebelum itu memang memiliki opsi untuk ditembak. Gardner menyatakan bahwa ia memang memilih pilihan tersebut agar bisa mati dengan tenang, tanpa keributan. "Aku lebih suka mati karena sudah tua, Pak Hakim. Tapi kalau tidak dimungkinkan mati seperti itu, aku lebih memilih ditembak saja."
Namun Gardner tidak terlihat ingin bertobat. Tahun 1987 ia membuat keributan lagi di penjara. Ia dan teman-temannya di penjara memprotes kondisi penjara yang kotor dan makanan yang tidak layak. Tanggal 18 Oktober 1987, ia memecahkan kaca partisi dan berhubungan seksual dengan perempuan yang mengunjunginya. Tahun 1997, anggoa DPR Utah Dan Tuttle sampai harus mengajukan Undang-Undang Ronnie Lee Gardner, yang menyatakan petugas berhak menembak sampai mati tahanan yang berusaha kabur, entah ia bersenjata atau tidak.
Tanggal 25 September 1995, setelah mabuk dari alkohol yang ia fermentasi sendiri, Gardner kembali menusuk sesama narapidana, Richard "Fats" Thomas dengan pisau yang dibuat dari kacamata. Ia dituntut lagi atas kejahatan serius. Namun ia tak bisa dihukum karena Thomas ternyata selamat dan tetap hidup.
= Pembelaan
=Dalam berbagai pembelaannya, pengacara berusaha menyajikan bukti kisah hidup Gardner, yang nyaris selalu berada di penjara. Upayanya untuk mendapat keringanan atas hukuman mati ditolak pada 2010 setelah semua keluarga korban bersaksi melawanya. Kasus ini dibawa oleh tim pembelanya ke Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang kemudian menolak untuk ikut campur.
Ia kemudian dideteksi mengalami masalah antisocial personality disorder.
Pada 10 Maret 2016, saudaranya, Randy Gardner, melakukan protes atas pembahasan Undang-Undang Hukuman Mati di DPR Utah, dengan memperlihatkan poster berisi foto badan Ronnie setelah dieksekusi. Ia melakukannya agar para legislator mengerti seperti apa kejamnya hukuman mati.
Eksekusi
Eksekusi Gardner menarik perhatian banyak media, karena ia adalah terhukum mati pertama yang akan dihukum tembak setelah tidak pernah lagi dilakukan selama 14 tahun di Amerika Serikat. Gardner menyatakan bahwa ia memilih cara eksekusi ini karena latar belakangnya sebagai penganut Mormon. Sehari sebelum eksekusi, Gereja Jesus Christ of Latter-day Saints memberikan penyataan mengenai isu penumpahan darah yang disebutkan oleh Gardner.
Debat juga memanas terkait hukuman mati yang dialaminya dan apakah benar Gardner memang sudah ditakdirkan menjadi kriminal sepanjang hidupnya. Penentang hukuman mati berkumpul di Utah State Capitol untuk melakukan demo menentang hukuman mati saat sidang banding terakhirnya. Demo ini juga mendukung anggota DPR Brian King, yang mengupayakan agar badan legislatif menghilangkan hukuman mati. Keluarga Michael Burdell juga mengupayakan banding di pihak Gardner, dengan alasan Burdell memiliki pandangan pasifis, yang berarti andai masih hidup, ia pun akan menentang hukuman mati.
Makanan terakhirnya sebelum dihukum mati adalah steak, ekor lobster, pai apel, es krim vanila, dan dinikmati sambil menonton The Lord of The Ring.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Ronnie Lee Gardner
- Gardner
- Ronald Reagan
- Elvis Presley
- Pete Seeger
- Daftar tokoh Inggris
- Annie Awards ke-43
- Earnie Shavers
- Pengadilan Negeri Federal Amerika Serikat untuk Daerah Selatan New York
- Daftar karakter sekutu dalam James Bond
- Ronnie Lee Gardner
- Taberon Honie
- John Albert Taylor
- Capital punishment in Utah
- Execution by firing squad
- Estella Marie Thompson
- Frederick Trump
- List of people executed in the United States in 2010
- Heidi Fleiss
- Sheri's Ranch