- Source: Rumpun bahasa Tsouik
Rumpun bahasa Tsouik (juga dikenal sebagai rumpun bahasa Formosa Tengah) adalah tiga bahasa Formosa yang sangat berkaitan yaitu Tsou, Kanakanavu, dan Saaroa. Bahasa Tsouik Selatan Kanakanavu dan Saaroa memiliki jumlah fonem paling sedikit dari semua bahasa Formosa, masing-masing hanya memiliki 13 konsonan dan 4 vokal (Blust 2009:165). Kedua bahasa tersebut sangat terancam punah, karena banyak penutur Tsouik Selatan beralih menutur ke bahasa Bunun dan Mandarin.
Bahasa Proto-Tsouik, bentuk purba dari rumpun Tsouik, direkonstruksi oleh ahli bahasa Jepang Shigeru Tsuchida pada tahun 1976, dan didukung oleh Blust (1999), Li (2008), dan Sagart (2014). Namun, Chang (2006) dan Ross (2009) menyangkal bahwa penggolongan Tsouik adalah rumpun yang mapan; jadi Ross menggolongkan Tsouik Selatan dalam Austronesia Inti (rumpun dari berbagai rekonstruksi proto-Austronesia), tetapi bahasa Tsou dianggap bukan dari cabang itu.
Sagart (2014) mendukung penggolongan rumpun Tsouik berdasarkan refleks fonologi tak beraturan bersama yang terbatas pada istilah-istilah tertentu, selain lebih dari 57 istilah yang direkonstruksi oleh Tsuchida yang tidak muncul dalam klade Austronesia lainnya.
Penggolongan
Tsouik
Tsou
Tsouik Selatan
Kanakanavu
Saaroa
Perubahan bunyi
Perubahan bunyi berikut dari bahasa Proto-Austronesia terjadi dalam rumpun bahasa Tsouik (Li 2008:215).
*C, *d > c
*y > Proto-Tsouik *z
*R > r
Referensi
= Catatan kaki
== Daftar pustaka
=Tsuchida, S. (1976). Reconstruction of Proto-Tsouic phonology. [Tokyo: Institute for the Study of Languages and Cultures of Asia and Africa, Tokyo Gaikokugo Daigaku.
Chang, Henry Yungli (2006). "Rethinking the Tsouic Subgroup Hypothesis: A Morphosyntactic Perspective." In Chang, H., Huang, L. M., Ho, D. (eds.). Streams converging into an ocean: Festschrift in honor of Professor Paul Jen-Kuei Li on his 70th birthday. Taipei: Institute of Linguistics, Academia Sinica.