- Source: Sapi shorthorn
Sapi Shorthorn merupakan sapi potong impor yang berasal dari Inggris dan tumbuh dengan produktif dari tahun 1873 di Amerika Serikat. Sapi ini termasuk dalam jenis bangsa sapi potong yang hidup di daerah dengan iklim subtropis. Bangsa sapi subtropis bisa dikenali berdasarkan ciri-cirinya yaitu, sapi tidak mempunyai punuk, memiliki ketebalan kulit dengan rata-rata 7-8 mm dengan bulu panjang dan kasar, kaki yang pendek, pada umur empat tahun sudah mencapai pertumbuhan minimal, tidak kuat terhadap suhu tinggi, kebutuhan air yang lebih banyak, serta mempunyai kotoran yang basah.
Sapi shorthorn adalah jenis sapi terberat diantara jenis sapi lainnya yang sama-sama berasal dari Inggris. Bobot tubuh sapi shorthorn jantan dewasa mencapai rata-rata 1000 kg dan pada sapi shorthorn betina memiliki bobot tubuh sekitar 750 kg hingga 770 kg. Peternak Indonesia memilih untuk menggunakan sapi shorthorn sebagai salah satu bibit yang akan dikembangbiakkan sebagai sapi potong.
Pada abad ke-19 sapi shorthorn dimasukkan ke Australia, kemudian CSIRO'S Tropical Cattle Research Centre di Rockhampton menyilangkannya dengan sapi hereford. Hasil dari persilangan ini yaitu sapi Hereford-Shorthorn (HS) dengan perbandingan darah Hereford 50% dan Shorthorn 50%.
Ciri-ciri
Sapi Shorthorn memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Berat lahir sapi shorthorn adalah 30 kg.
Dengan bentuk segi empat atau bujur sangkar, sapi shorthorn mempunyai tubuh yang besar dan padat.
Badan rata, punggung membentuk garis lurus hingga pangkal ekor, mempunyai kepala pendek dan lebar, tanduk pendek mengarah ke samping dengan ujung melengkung ke arah depan.
Mempunyai bulu dengan warna merah tua sampai muda, atau percampuran warna merah dan putih, atau kombinasi warna merah dan putih.
Pembudidayaan
Jenis sapi yang berkualitas dan paling banyak dibudidayakan adalah sapi shorthorn (Inggris), Friesian Holstein (Belanda), Jersey (Selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (Switzerland), Red Danish (Denmark), dan Droughmaster (Australia). Namun yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah sapi dengan jenis Friesian Holstein.
Persilangan
Bangsa sapi subtropis dikenal dengan pertumbuhannya yang cepat dengan indikasi bertambahnya bobot tubuh. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pakan yang berkualitas, pengelolaan ternak yang baik, dan iklim yang sesuai. Beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Selandia Baru melakukan persilangan antara sapi subtropis dengan sapi tropis dengan tujuan agar hasil persilangan sapi tersebut tetap bisa tumbuh dengan cepat walaupun diberikan pakan yang kurang berkualitas. Berikut beberapa hasil persilangan dengan sapi shorthorn:
Sapi Santa Getrudis, hasil persilangan antara sapi pejantan Brahman dengan induk Shorthorn. Masuk ke Indonesia pada tahun 1973 dengan bobot tubuh jantan dewasa sekitar 900 kg, dan betina dewasa dengan rata-rata 725 kg.
Sapi Beefmaster, hasil persilangan sapi Brahman dengan Hereford dan Shorthorn. Disilangkan dan tumbuh di daerah Texas dan Colorado, Amerika Serikat.