- Source: Simbol Nasional Pakistan
Pakistan memiliki beberapa simbol nasional termasuk simbol negara resmi — dokumen bersejarah, bendera, lambang, lagu kebangsaan, tugu peringatan serta beberapa pahlawan nasional. Simbol-simbol nasional tersebut diadopsi pada berbagai tahap dalam sejarah Pakistan dan terdapat berbagai aturan dan peraturan yang mengatur definisi atau penggunaannya.
Simbol nasional pertama dan tertua Pakistan adalah Resolusi Lahore, yang diadopsi oleh Liga Muslim India pada 23 Maret 1940, dan yang menampilkan tuntutan resmi terhadap pembentukan negara yang terpisah bagi Muslim di India. Bendera nasional disetujui sesaat sebelum deklarasi kemerdekaan pada 14 Agustus 1947, sementara lagu kebangsaan dan lambang negara masing-masing diadopsi pada tahun 1954.
Sejumlah simbol nasional Pakistan juga termasuk pahlawan nasional, tugu peringatan, termasuk Menara Peringatan Minar-e-Pakistan, yang dibangun pada tahun 1968 di tempat di mana Resolusi Lahore diadopsi, sejumlah representasi flora dan fauna nasional, yang melambangkan negara Pakistan.
Resolusi Lahore dan Minar-e-Pakistan
Resolusi Lahore (Qarardad-e-Lahore) (bahasa Urdu: قرارداد لاھور), dikenal pula sebagai Resolusi Pakistan, adalah sebuah pernyataan politik resmi yang diadopsi oleh Liga Muslim India pada saat persidangan umum yang berlangsung selama tiga hari pada 22-24 Maret 1940 di Taman Minto (sekarang Taman Iqbal), di Lahore. Resolusi tersebut menyerukan otonomi Muslim yang lebih besar di India Britania dan sebagian besar ditafsirkan sebagai tuntutan untuk sebuah negara Muslim yang terpisah. Ide negara yang merdeka bagi Muslim India pertama kali diusulkan oleh Muhammad Iqbal pada tahun 1930 dan nama Pakistan diusulkan oleh Choudhary Rahmat Ali dalam pamflet Deklarasi Pakistan bertajuk "Sekarang atau Tidak Sama Sekali; Apakah Kita Hidup atau Binasa Selamanya?" (bahasa Inggris: Now or Never; Are We to Live or Perish Forever?) pada tahun 1933. Awalnya, Muhammad Ali Jinnah dan para pemimpin lain dari Liga Muslim mendukung persatuan Hindu-Muslim, namun perubahan iklim politik dan permusuhan agama tahun 1930-an membuat gagasan pemisahan diri menjadi lebih menarik..
Dalam pidatonya, Jinnah mengkritik Kongres Nasional India dan Muslim nasionalis, serta menyatakan dukungannya terhadap Teori dua bangsa dan tuntutan bagi terbentuknya sebuah negara Muslim yang terpisah.
Sir Sikandar Hayat Khan, Kepala Pemerintahan Punjab, menyusun teks awal resolusi tersebut, tetapi teks yang disusun tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima oleh semua Komite Kerja, sehingga dilakukan pengubahan yang begitu ekstensif terhadap draf resolusi tersebut, oleh Komite Subyek Liga Muslim. Teks ini terkesan ragu-ragu dalam menerima konsep 'zona' Muslim dalam "India Bersatu" karena kekhawatiran komunal dan tidak secara jelas merekomendasikan pembentukan negara Muslim yang terpisah dan sepenuhnya merdeka. Resolusi dibawa dalam persidangan umum oleh A.K. Fazlul Huq, Kepala Pemerintahan Bengal dan didukung oleh beberapa pemimpin. Teks akhir Resolusi Lahore disahkan pada 24 Maret 1940. Pada tahun 1941, resolusi tersebut menjadi bagian dari konstitusi Liga Muslim. Pada 1946, resolusi ini menjadi dasar bagi perjuangan Liga Muslim untuk memperjuangkan negara Muslim yang terpisah. Resolusi tersebut menyatakan:
Tidak ada rencana konstitusional yang bisa diterapkan atau diterima oleh Muslim kecuali jika unit-unit geografis yang berdekatan ditetapkan ke dalam wilayah-wilayah, yang harus dibentuk dengan penyesuaian-penyesuaian teritorial seperti yang mungkin diperlukan. Daerah-daerah di mana Muslim secara numerik merupakan mayoritas seperti di zona Barat Laut dan Timur India, harus dikelompokkan untuk membentuk negara-negara merdeka di mana unit-unit konstituen harus otonom dan berdaulat… Pengamanan yang memadai, efektif dan koersif secara tepat harus secara khusus disediakan dalam konstitusi bagi minoritas di unit-unit dan di daerah-daerah untuk melindungi hak-hak agama, budaya, ekonomi, politik, administratif dan hak-hak minoritas lainnya, dengan saran mereka. Dengan demikian pengaturan harus dibuat untuk menjamin keselamatan Muslim di mana mereka berada dalam minoritas.
Hari diadopsinya Resolusi Lahore dirayakan di Pakistan setiap tahun sebagai Hari Republik. Pada hari yang sama pada tahun 1956, Pakistan menjadi Republik Islam pertama di dunia. Di lokasi di mana Liga Muslim mengesahkan Resolusi Lahore, sebuah monumen dibangun yang bernama Minar-e-Pakistan (Urdu: مينارِ پاكستان; Mīnār-ĕ Pākistān) atau Menara Pakistan. Menara ini adalah sebuah minaret beton setinggi 60 meter yang berlokasi di Taman Iqbal, Lahore. Menara ini dirancang oleh Muhammad Wali Ullah Khan dan dibangun oleh Perusahaan Mian Abdul Khaliq. Dasar menara berada setinggi 4 meter di atas tanah. Sepanhang 13 meter berikutnya membentuk pahatan, seperti bunga dan dari titik ini, Menara mengecil saat menuju ke atas. Platform dasar berbentuk seperti bintang berujung lima dan melingkupi kolam renang berbentuk bulan sabit. Platform ini terbuat dari beton bertulang, dengan lantai dan dinding yang dibuat dari batu dan marmer.
Bendera nasional
Bendera nasional dirancang oleh Said Amir-Uddin Kedwai, dan didasarkan pada bendera asli Liga Muslim. Bendera tersebut diadopsi oleh Majelis Konstituante pada 11 Agustus 1947, hanya beberapa hari sebelum kemerdekaan. Bendera ini disebut di lagu kebangsaan sebagai Parcham-e-Sitāra-o-Hilāl dalam Urdu (lit. Bendera Bulan Sabit dan Bintang).
Bendera ini memiliki bidang hijau gelap, yang mewakili mayoritas Muslim di Pakistan, dengan garis putih vertikal yang melambangkan agama minoritas dan hak-hak mereka. Di tengah terdapat bulan sabit putih, mewakili kemajuan, dan dan bintang berujung lima berwarna putih, melambangkan cahaya dan pengetahuan. Bendera ini melambangkan komitmen Pakistan terhadap Islam, dunia Islam dan hak-hak minoritas.
Bendera ini dikibarkan pada beberapa hari penting negara ini, termasuk Hari Republik dan Hari Kemerdekaan. Bendera juga dipasang di tempat tinggal dan kendaraan dari banyak pejabat pemerintah, termasuk Presiden dan Perdana Menteri.
Lagu kebangsaan
Lagu kebangsaan Pakistan atau Qaumī Tarāna Urdu: قومى ترانہ, dimainkan selama acara yang melibatkan pengibaran bendera, misalnya pada Hari Republik (23 Maret) dan Hari Kemerdekaan (14 Agustus). Majelis Konstituante belum mengadopsi lagu kebangsaan pada saat Pakistan merdeka, sehingga ketika bendera tersebut dikibarkan pada upacara kemerdekaan saat itu diiringi dengan lagu "Pakistan Zindabad, Azadi Paendabad". Muhammad Ali Jinnah meminta seorang penulis Hindu yang berbasis di Lahore, Jagan Nath Azad, untuk menulis lagu kebangsaan bagi Pakistan. Jinnah mungkin telah melakukan ini untuk mempromosikan idealisme yang lebih sekuler bagi Pakistan. Lagu kebangsaan yang ditulis oleh Azad dengan cepat disetujui oleh Jinnah, dan lagu tersebut dimainkan di Radio Pakistan. Karya Azad tetap menjadi lagu kebangsaan Pakistan selama sekitar delapan belas bulan.
Komite Lagu Kebangsaan dibentuk pada 1948, namun kesulitan menemukan musik dan lirik yang cocok. Kunjungan kenegaraan yang akan datang dari Shah Iran pada tahun 1950, menghasilkan adopsi yang terburu-buru atas tiga komposisi bait oleh Ahmed Ghulamali Chagla. Awalnya lagu ini dimainkan tanpa lirik untuk Perdana Menteri Liaquat Ali Khan pada 10 Agustus 1950 dan disetujui untuk dimaikan selama kunjungan Shah. Namun, lagu kebangsaan tersebut tidak secara resmi diadopsi hingga Agustus 1954. Komite Lagu Kebangsaan Nasional akhirnya menyetujui lirik yang ditulis oleh Abu Al-Asar Hafeez Jalandhari dan lagu kebangsaan tersebut baru pertama kali dimainkan dengan benar di Radio Pakistan pada 13 Agustus 1954. Persetujuan resmi diumumkan oleh Kementerian Informasi dan Penyiaran pada 16 Agustus 1954 diikuti oleh pertunjukan lagu kebangsaan ini pada tahun 1955 yang melibatkan sebelas penyanyi utama Pakistan termasuk Ahmad Rushdi.
Lambang negara
Lambang negara Pakistan diadopsi pada tahun 1954 dan melambangkan landasan ideologi, basis ekonomi, warisan budaya dan prinsip-prinsip pedoman negara Pakistan. Keempat komponen dalam lambang ini adalah bintang dan bulan sabit di atas perisai, yang dikelilingi oleh rangkaian bunga, dengan sebuah gulungan di bagian bawah. Bulan sabit dan warna hijau dalam lambang tersebut adalah simbol tradisional Islam. Perisai yang berada di tengah menampilkan kapas, gandum, teh dan rami, yang merupakan tanaman utama Pakistan pada saat kemerdekaan dan menandakan basis pertanian ekonomi negara ini. Rangkaian bunga, yang mengelilingi perisai, mewakili desain bunga yang digunakan dalam seni Mughal tradisional dan menekankan warisan budaya Pakistan.
Semboyan nasional
Gulungan yang menopang perisai tersebut berisi semboyan Muhammad Ali Jinnah dalam bahasa Urdu, yang dibaca dari kanan ke kiri: (ایمان ، اتحاد ، نظم و ضبط ) "Iman, Ittehad, Nazm" yang diterjemahkan sebagai "Iman, Persatuan, Disiplin" dan dimaksudkan sebagai prinsip pedoman bagi Pakistan.
Simbol nasional lain
Referensi
Bacaan lebih lanjut
"National Symbols of Pakistan" (dalam bahasa Inggris). Pemerintah Pakistan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2016. Diakses tanggal 17 Februari 2015.
"National Symbols of Pakistan" (dalam bahasa Inggris). Kementerian Informasi, Penyiaran & Warisan Nasional, Pemerintah Pakistan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Februari 2015. Diakses tanggal 17 Februari 2015.
Pranala luar
(Inggris) Pemerintah Pakistan
(Inggris) Kementerian Informasi dan Penyiaran
(Inggris) Kementerian Urusan Kebudayaan, Olahraga, dan Pemuda
(Inggris) Kementerian Warisan dan Integrasi Nasional Diarsipkan 2016-01-09 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- Simbol
- Simbol Nasional Pakistan
- Hari Kemerdekaan (Pakistan)
- Monumen Pakistan
- Mazar-e-Quaid
- Minar-e-Pakistan
- Halaman Utama
- Fatima Jinnah
- Resolusi Lahore
- Bab-e-Khyber
- 2022 Malaysian general election
- Chinese Indonesian surname