- Source: Sitikolin
Sitikolin (INN), juga dikenal sebagai sitidin difosfat-kolin (CDP-Kolin) atau sitidin 5'-difosfatekolin adalah zat antara dalam pembentukan fosfatidilkolina dari kolina, suatu proses biokimia umum dalam membran sel. Sitikolin secara alami terdapat di sel-sel jaringan manusia dan hewan, khususnya organ.
Kegunaan dalam Suplemen Diet
Sitikolin tersedia sebagai suplemen di lebih dari 70 negara dengan berbagai merek yakni CereBleu, Cebroton, Ceraxon, Cidilin, Citifar, Cognizin, Difosfocin, Hipercol, NeurAxon, Nicholin, Sinkron, Somazina, Synapsine, Startonyl, Trausan, Xerenoos, dll. Ketika dikonsumsi sebagai suplemen, sitikolin dihidrolisis menjadi kolina dan sitidin di usus. Setelah melewati sawar darah otak, ia diubah menjadi sitikolin oleh enzim pembatas laju dalam sintesis fosfatidilkolin, CTP-fosfokolin sitidililtransferase.
Efek Samping
Sitikolin memiliki profil toksisitas yang sangat rendah pada hewan dan manusia. Secara klinis, dosis 2000 mg per hari telah diamati dan disetujui. Efek samping ringan yang bersifat sementara jarang terjadi dan yang paling umum adalah nyeri perut dan diare. Namun, meta-analisis dari literatur yang relevan tidak mendukung hipotesis ini. Paling banyak, sitikolin dapat memperburuk episode psikotik atau berinteraksi dengan obat antipsikotik.
Penelitian
= Ingatan & Kognisi
=Penelitian menunjukkan, namun belum mengkonfirmasi, potensi manfaat sitikolin untuk gangguan kognisi.
= Strok Iskemik
=Beberapa penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa sitikolin dapat mengurangi tingkat kematian dan kecacatan setelah strok iskemik. Namun, uji klinis sitikolin terbesar hingga saat ini (percobaan acak, terkontrol plasebo, berurutan terhadap 2.298 pasien stroke iskemik akut sedang hingga berat di Eropa), tidak menemukan manfaat pemberian sitikolin terhadap kelangsungan hidup atau pemulihan dari stroke. Sebuah meta-analisis dari tujuh percobaan melaporkan tidak ada manfaat yang signifikan secara statistik untuk kelangsungan hidup atau pemulihan jangka panjang.
= Penglihatan
=Efek sitikolin pada fungsi penglihatan telah dipelajari pada pasien dengan glaukoma, dengan kemungkinan efek positif untuk melindungi penglihatan.
Mekanisme Kerja
= Efek Neuroprotektif
=Sitikolin mungkin memiliki efek neuroprotektif karena pelestarian kardiolipin dan sfingomielin, pelestarian kandungan asam arakidonat dari fosfatidilkolin dan fosfatidiletanolamin, pemulihan sebagian kadar fosfatidilkolin, dan stimulasi sintesis glutation dan aktivitas reduktase glutation. Efek sitikolin juga dapat dijelaskan oleh penurunan aktivitas fosfolipase A2. Sitikolin meningkatkan sintesis fosfatidilkolin. Mekanismenya mungkin:
Dengan mengubah 1,2-diasilgliserol menjadi fosfatidilkolin
Merangsang sintesis SAMe, yang membantu stabilisasi membran dan mengurangi kadar asam arakidonat. Hal ini sangat penting terutama setelah iskemia ketika kadar asam arakidonat meningkat.
= Membran Neuron
=Otak secara istimewa menggunakan kolina untuk mensintesis asetilkolin. Hal ini membatasi jumlah kolin yang tersedia untuk mensintesis fosfatidilkolin. Ketika ketersediaan kolin rendah atau kebutuhan asetilkolin meningkat, fosfolipid yang mengandung kolin dapat dikatabolisme dari membran saraf. Fosfolipid ini termasuk sfingomielin dan fosfatidilkolin. Suplementasi dengan sitikolin dapat meningkatkan jumlah kolin yang tersedia untuk sintesis asetilkolin dan membantu membangun kembali simpanan fosfolipid membran setelah penipisan. Sitikolin menurunkan stimulasi fosfolipase. Hal ini dapat menurunkan kadar radikal hidroksil yang dihasilkan setelah iskemia dan mencegah kardiolipin dikatabolisme oleh fosfolipase A2. Ia juga dapat bekerja untuk mengembalikan kadar kardiolipin di membran dalam mitokondria.
= Sinyal Sel
=Sitikolin dapat meningkatkan komunikasi seluler dengan meningkatkan kadar neurotransmiter. Komponen kolin dari sitikolin digunakan untuk membuat asetilkolin, yang merupakan neurotransmitter di otak manusia. Uji klinis menemukan bahwa suplementasi sitikolin dapat meningkatkan fokus dan perhatian.
= Transport Glutamat
=Sitikolin menurunkan peningkatan konsentrasi asam glutamat dan meningkatkan penurunan konsentrasi ATP yang disebabkan oleh iskemia. Sitikolin juga meningkatkan penyerapan asam glutamat dengan meningkatkan ekspresi EAAT2, suatu transporter glutamat, secara in vitro pada astrosit tikus. Disarankan bahwa efek neuroprotektif sitikolin setelah stroke sebagian disebabkan oleh kemampuan sitikolin untuk menurunkan kadar glutamat di otak.
Farmakokinetik
Sitikolin larut dalam air, dengan lebih dari 90% bioavailabilitas oral. Kadar sitikolin plasma mencapai puncaknya satu jam setelah konsumsi oral, dan sebagian besar sitikolin diekskresikan sebagai karbon dioksida dalam respirasi dengan sisa sitikolin diekskresikan melalui urin. Profil farmakokinetik sitikolin tidak dapat dijelaskan dengan penurunan eksponensial yang mulus seiring berjalannya waktu. Namun, waktu paruh eliminasi sitikolin telah dilaporkan sekitar 50 jam untuk sitikolin yang dikeluarkan melalui pernapasan dan sekitar 70 jam untuk sitikolin yang dikeluarkan melalui urin. Kadar kolin dalam plasma mencapai puncaknya sekitar empat jam setelah konsumsi.
Sintesis
Fosfatidilkolin adalah fosfolipid utama dalam membran sel eukariotik. Pengaturan yang ketat terhadap biosintesis, degradasi, dan distribusinya sangat penting untuk fungsi sel yang baik. Fosfatidilkolin disintesis secara in vivo melalui dua jalur yakni:
Jalur Kennedy, yang meliputi transformasi kolin menjadi sitikolin, melalui fosforilkolin, menghasilkan fosfatidilkolin ketika dikondensasi dengan diasilgliserol.
Fosfatidilkolin juga dapat diproduksi melalui jalur metilasi, di mana fosfatidiletanolamin dimetilasi secara berurutan.