- Source: Sultanah Shafiyatuddin
Dewa Masmawa Sultanah Shafiatuddin adalah Sultan Sumbawa ke-12 (m. 1791 – 1795).
Putri dari Sultan Harunurrasyid II, beliau merupakan Ruma Pa’duka (permaisuri dari Sultan Bima), Sultan Abdul Hamid Muhammadsyah Ruma Mantau Asi Saninu ( 1767 – 1811 ).
Kemangkatan Sultan Harunnurrasyid II pada tanggal 8 Zulkaidah 1205 Hijriyah atau 9 Juli 1791, Shafiatuddin yang bernama asli Masikki dijemput dari Bima untuk menduduki tahta Kesultanan Sumbawa.
Pada masa pemerintahan Sultanah Shafiatuddin antara 1791 – 1792 telah datang ke Kesultanan Sumbawa, Karaeng Bainea Binamu Tenri Ico Dai Karaeng Marabombang, membawa kedua putranya : Saragialu Daeng Talebang dan I Mangalle Daeng Datta, beserta para pengikutnya. Mereka berlabuh di pelabuhan Garegat Bonto Kemase Labuhan Bontong Empang. Kedatangan ke Kesultanan Sumbawa setelah ditinggal mangkat oleh sang suami, Raja Binamu, I Bebasa Daeng Lalo Karaeng Lompo Ri Binamu. Dimana terjadi kesalahan dalam pengangkatan raja pengganti yang menyebabkan ketersinggunangannya dan meninggalkan kerajaan Binamu negerinya tercinta menuju ke Sumbawa.
Sebagai sesama wanita Sultananh Shafiatuddin lalu menghadiahkan tanah untuk pemukiman dan pertanian.
Adipati Kesultanan Sumbawa, Lalu Kaidah Mele Habirah, kemudian mempersunting Saragi Alu Daeng Talebang, Putri Binamu. Melahirkan Lalu Tunji Dea Tane dan Lala Intan Ratu Nong Sasir.
Permaisuri Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II, Lala Amatollah adalah putri dari Lala Intan Ratu Nong Sasir buah perkawinannya dengan Karaeng Manippi Datu Bonto Mangape. Sedangkan keturunan dari Lalu Tunji Dea Tame melahirkan para pembesar dan pemberani Kesultanan Sumbawa antara lain : Lalu Makasau Dea Ranga Rango Berang, dan Adipati Abdul Jabar Lalu Tunruang.
Pelaksanaan pemerintahan Sultanah Shafiatuddin tidak terlalu berjalan lancar karena campur tangan yang terlampau jauh dari sang suami Sultan Bima.
Gelagat yang kurang menguntungkan ini kemudian membawa permufakatan Pangantong Lima Olas untuk menurunkan Sultanah Shafiatuddin.
Kepulangannya ke Bima membawa serta Pusaka Kesultanan Sumbawa yang kemudian didaftar pada dokumen Kesultanan dan dimuat sdalam BUK Kesultanan Sumbawa. Pusaka tersebut telah diminta berkali–kali namun Kesultanan Bima enggan mengembalikan.
Dalam catatan rahasia Bima tertanggal 15 November 1796, yang diterima Gubernur Belanda Willem Beth di Makassar, diterangkan bahwa seluruh pusaka Kesultanan Sumbawa telah diserahkan melalui utusan Kesultanan Sumbawa ; Datu Busing. Namun barang–barang tersebut tidak pernah sampai ke Istana Kesultanan Sumbawa.
Sejak itulah dikeluarkan Maklumat oleh hukum adat Kesultanan Sumbawa untuk tidak lagi menobatkan seorang perempuan menjadi Sultanah.
Sultanah Shafiatuddin mangkat di Bima pada tanggal 26 Oktober 1795 dan dimakamkan di Makam Sigi Na’e (Mesjid Agung Bima).
Hubungan silsilah kekerabatan dengan trah Sultan Bima
Tahun pemerintahan Sultan Bima.
= Hubungan silsilah kekerabatan dengan trah Sultan Sumbawa
=Beliau merupakan salah satu leluhur Raja Sumbawa Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV.
Tahun pemerintahan Sultan Bima.
Lihat pula
Pangeran Taliwang
Muhammad Jalaluddin II
Rujukan
Pranala luar
https://www.geni.com/people/Datu-Sagiri-Putri-Sultan-Sumbawa/6000000073005056965
Kata Kunci Pencarian:
- Sultanah Shafiyatuddin
- Kesultanan Sumbawa
- Sultan Amrullah dari Sumbawa
- Muhammad Kaharuddin II
- Harunurrasyid II
- Lalu Kaidah Mele Habirah
- Hidayatullah II dari Banjar
- Kedatuan Seran
- Kiai Tumenggung Raksanagara
- Lalu Onye Datu Ungkap Sermin
- Sultana (title)