- Source: Sungai Besor
Besor (Ibrani: נחל הבשורנחל הבשורIbrani: נחל הבשור, Nahal HaBesor) adalah sebuah wadi (sungai padang gurun) di selatan Israel. Sungai ini bermata air di Gunung Boker (dekat Sde Boker), dan bermuara di Laut Tengah dekat Al-Zahra di Jalur Gaza, di mana sungai itu disebut sebagai Wadi Ghazzeh (juga dieja Wadi Gaza). Lebih ke hulu sungai itu dinamai Wadi esh-Shallaleh pada tahun peta Survei Barat Palestina 1878. Ada beberapa situs arkeologi penting yang terletak di daerah ini.
Sungai ini merupakan yang terbesar di Negev utara, dan bersama-sama anak-anak sungai terbesarnya, Nahal Gerar, dan sungai Beersheba, terentang ke timur memasuki padang gurun sampai Sde Boker, Yeruham, Dimona dan Arad/Tel Arad. Bagian Pesisir Akuifer Gaza adalah satu-satunya sumber air penting di Jalur Gaza. Wadi Gaza mengalir melalui tanah basah, Lembah Gaza, dan pada 2012 digunakan sebagai pembuangan air limbah.
Sejarah
Dalam Perjanjian Lama, Besor adalah sebuah aliran atau sungai kecil di ujung paling barat daya tanah Yehuda, di mana 200 orang laki-laki tentara Daud ditinggal karena mereka kelelahan, sementara 400 orang lainnya mengejar orang Amalek (1 Samuel 30:9–10, 1 Samuel 30:21).
Antara tahun 1951 dan 1954, Waduk Yeruham dibangun di salah satu anak sungai Besor.
Geografi
Wilayah geografis yang disebut sebagai HaBesor membentang dari perbatasan Israel dengan Jalur Gaza sampai kibbutz Urim di selatan. Merupakan sebuah dataran di ketinggian sekitar 70–80 m di atas permukaan laut.
Anak-anak sungai dari selatan ke utara: sungai HaRo'e, sungai Boker, sungai Mesora, sungai Zalzal, sungai Revivim, sungai Atadim, sungai Beersheba, sungai Grar, sungai Assaf, sungai Amar, sungai Sahaf dan Wadi Abu Katrun.
Arkeologi
Nahal Besor menunjukkan bukti situs epipaleolithic di atas sedimen paleolitikum. Beberapa situs arkeologi yang digali oleh Eann Macdonald pada tahun 1929 hingga 1930 sepanjang Wadi Ghazzeh di hilir Nahal Besor yang menunjukkan tanda-tanda produksi batu flint spesialis. Beberapa situs-situs itu kembali digali pada tahun 1969 oleh Jean Perrot.
Temuan tembikar dan flint dipelajari oleh Ann Roshwalb yang menemukan bukti baik pemukiman Mesir dan Neolitik akhir.
Ada beberapa situs arkeologi penting zaman Perunggu di daerah ini. Di antaranya adalah Tel Gamma, dan Tell el-Farah (Selatan). Situs yang lebih kecil Qubur al-Walaydah berada di antara keduanya.
= Tel Gamma
=Tel Gamma (תל גמה), juga dikenal sebagai Tell Jemmeh, terletak di sisi barat Nahal Besor, dekat dengan Re'im. Situs besar ini (berukuran hampir 50.000 m2) menunjukkan penghunian terus menerus dari Zaman Perunggu Akhir ("periode Kanaan") sampai era Bizantium. Penggalian arkeologi pertama keliru mengidentifikasi situs ini sebagai tempat alkitabiah Gerar.
Situs itu terus menerus dihuni hanya antara Zaman Perunggu Tengah IIB (~ 1700-1550 SM) sampai periode Persia (~ 530-330 SM). Selama Zaman Besi I (~ 1200-1000 SM) situs itu menjadi bagian wilayah Filistin.
Tel Gamma telah diidentifikasi oleh para peneliti sebagai kota Kanaan Yurzah (ירזה), yang dikutip pada daftar Firaun Thutmosis III (abad ke-15 SM), serta dalam surat Amarna.
Yurzah lagi-lagi disebutkan dalam sebuah prasasti raja Asyur Esarhadon (abad ketujuh) sebagai salah satu kota yang bangkit melawan dominasi Asyur dan yang ratunya dideportasi ke Niniwe.
Situs ini juga memiliki gaya bangunan Asyur, tungku besi kuno, tempat penyimpanan biji-bijian periode Persia, dan beberapa makam dari periode Bizantium.
= Tell el-Farah (Selatan)
=Tell el-Farah (Selatan), kadang-kadang disebut sebagai Tell Fara, terletak di sisi barat Nahal Besor, dekat Ein HaBesor. Pertama kali digali oleh Flinders Petrie pada tahun 1928 hingga 1929 dan digali lagi pada tahun 1999 dan 2000 di bawah arahan Gunnar Lehmann dari Ben-Gurion University of the Negev dan Tammi J. Schneider dari Claremont Graduate University. Sampai tahun 2013, penggalian masih dilakukan.
Petrie pertama kali mengidentifikasinya sebagai situs Bet-Pelet ([[]] Joshua:15:27-HE) dan menerbitkan laporan penggalian di bawah nama Beth-Pelet I - II. Ini telah dikaitkan oleh William Foxwell Albright dengan pemukiman kuno Sharuhen, meskipun Tell el-Ajjul dekat muara Nahal Besor, dan Tel Haror ke utara, juga disarankan.
Tel ini berukuran 37 hektare (4.000.000 sq ft) dengan ketinggian 15 meter (49 ft) dan merupakan situs berkubu dalam zaman Perunggu Tengah. Pemukiman utama terawal yang telah ditemukan sampai saat ini adalah dari Zaman Perunggu Tengah II, yang berlangsung dari ~ 1650 sampai 1550 SM.
Dikuasai oleh Mesir pada Zaman Perunggu Akhir dan dihuni oleh orang Filistin memasuki Zaman Besi. Sebuah meterai bijih besi yang berbentuk kepala banteng itu ditemukan dan diidentifikasi oleh Flinders Petrie sebagai berasal dari Suriah, menunjukkan seekor banteng menyerang singa di bawah seekor kalajengking.
Nahal Besor telah disarankan sebagai Sungai Mesir.
Berbagai ostrakon telah ditemukan di sekitar situs ini dengan tulisan bahasa Aram yang dianalisis dan diterjemahkan oleh Joseph Naveh.
Banjir
Sungai Besor setiap tahun menyebabkan banjir setelah turunnya hujan deras. Sejumlah warga Palestina menyalahkan Israel atas banjir ini, karena dibukanya satu atau lebih bendungan di hulu, dan pada tahun 2015, AFP memposting sebuah video yang menunjukkan banjir dengan judul "Desa Gaza banjir setelah Israel membuka pintu bendungan." Beberapa hari kemudian, AFP menerbitkan sebuah cerita yang mengakui bahwa "tidak ada bendungan di Israel yang bisa mengontrol aliran air ke Gaza, menurut suatu tim wartawan AFP di lapangan serta wawancara dengan para ahli Israel dan internasional."
Lihat pula
Ein HaBesor
Pariwisata di Israel
Referensi
Pranala luar
Situs resmi penggalian Tell el-Farah, Nahal Besor. Claremont Graduate University.