- Source: Thomas Sutikna
Drs. Thomas Sutikna, M.Hum (lahir 16 November 1963) merupakan arkeolog dari Indonesia. Dia terkenal atas penemuan Homo floresiensis di Liang Bua yang berlokasi di Pulau Flores, Indonesia. Spesies manusia purba ini dinyatakan lebih tua dibandingkan Homo Sapiens dan merupakan saudara spesies homo sabilis. Sutikna telah menjadi peneliti di Centre of Archaeological Science di Universitas Wollongong sejak tahun 2011 dan juga menerima fellowship pascadoktoral Mike Morwood sejak tahun 2014 sampai tahun 2019. Thomas Sutikna telah menerima dua penghargaan internasional, yaitu penghargaan The World’s Most Influential Scientific Minds pada tahun 2014 oleh Thomson Reuters dan Shanghai Archaeology Forum (SAF) Field Discovery Award pada tahun 2017.
Masa awal kehidupan dan pendidikan
Sutikna tumbuh di Baleharjo dan bersekolah di Sekolah Dasar Kanisius 2 Baleharjo dan melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kanisius I Wonosari. Sejak SMP, dia telah tertarik dengan ilmu sejarah karena dapat mempelajari asal usul kehidupan manusia, budaya dan lingkungannya sejak Zaman Prasejarah hingga saat dia hidup. Pengetahuannya ini dia rasa dapat membantu menyiapkan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Sutikna melanjutkan pendidikannya di Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tahun 1983 dengan mengambil Jurusan Sejarah di Fakultas Sastra dan Budaya. Pemilihan UNS sebagai perguruan tinggi dikarenakan kedekatan lokasinya dengan Museum Fosil Sangiran.
Sutikna lulus pada tahun 1990 dan melanjutkan studi arkeologinya dengan bertemu Raden Pandji Soejono yang saat itu menjabat sebagai peneliti senior di Pusat Penelitian Arkeologi nasional. Pada tahun 1997, Sutikna melanjutkan studi magister di jurusan arkeologi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Dia lulus pada tahun 2000
Proses penemuan Homo Floresiensis
Penelitian yang berlangsung dari tahun 2001 sampai 2004 di Liang Bua dipimpin oleh Morwood dan Soejono yang merupakan proyek kerjasama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Universitas New England. Penelitian ini dilakukan bersama dengan Wahyu Saptomo, Jatmiko, Thomas Sutikna, dan Rokus Awe Due. Sutikna dan rekan-rekannya berhasil menemukan Homo Florisiensis pada tanggal 2 September 2003 setelah menemukan bagian stegodon ketika tajak milik Benyamin Tarus menggores bagian alis mata tengkorak manusia purba tersebut. Mereka berhasil menemukan sembilan tengkorak dengan satu tengkorak utuh yang diberi nama "LB1" sebagai holotipe.
Pada saat itu, Sutikna dan rekannya memperkirakan bahwa umurnya sekitar 18.000 atau 38.000 tahun lalu. Namun, penelitian ulang oleh Sutikna merevisi umurnya menjadi minimum 50.000 tahun yang lalu.
Daftar pustaka
Kata Kunci Pencarian:
- Thomas Sutikna
- Betu
- Indonesia
- Evolusi manusia
- Garis waktu sejarah Indonesia
- Erich Fromm
- Liang Bua
- Stegodon
- Human evolution
- Homo floresiensis
- 2017 in archosaur paleontology
- Varanus hooijeri
- 2016 in paleomammalogy
- 2019 in paleomammalogy
- Papagomys
- Flores giant rat