- Source: Tobramisin
Tobramisin adalah antibiotik aminoglikosida yang berasal dari bakteri Streptomyces tenebrarius yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, khususnya bakteri Gram-negatif. Tobramisin sangat efektif terhadap spesies Pseudomonas.
Tobramisin dipatenkan pada tahun 1965, dan disetujui untuk penggunaan medis pada tahun 1974. Tobramisin tercantum dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.
Kegunaan dalam medis
Tobramisin tidak melewati saluran pencernaan, jadi untuk penggunaan sistemik hanya dapat diberikan secara intravena atau dengan suntikan ke otot. Tetes mata dan salep (hanya tobramisin atau dikombinasikan dengan deksametason) dan formulasi nebulisasi keduanya memiliki absorbsi sistemik yang rendah. Formulasi untuk injeksi salah satunya dijual dengan merek "Nebcin". Formulasi nebulisasi diindikasikan dalam pengobatan eksaserbasi infeksi kronis dengan Pseudomonas aeruginosa pada orang yang didiagnosis dengan fibrosis sistik.
Tetes mata tobramisin (dengan atau tanpa deksametason) diindikasikan dalam pengobatan infeksi superfisial mata, seperti konjungtivitis bakteri.
Dalam bentuk suntikannya, tobramisin juga diindikasikan untuk berbagai infeksi berat atau yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh strain yang rentan: sepsis, meningitis, infeksi saluran pernapasan bawah, infeksi intra-abdomen, infeksi kulit, infeksi tulang, infeksi struktur kulit, serta infeksi saluran kemih yang rumit dan berulang.
= Spektrum kerentanan
=Tobramisin memiliki spektrum aktivitas yang sempit dan aktif terhadap Staphylococcus aureus Gram-positif dan berbagai bakteri Gram-negatif. Secara klinis, tobramisin sering digunakan untuk menghilangkan Pseudomonas aeruginosa pada pasien fibrosis sistik. Berikut ini merupakan data kerentanan konsentrasi hambat minimum (MIC) untuk beberapa galur Pseudomonas aeruginosa:
Pseudomonas aeruginosa - <0,25 μg/mL – 92 μg/mL
Pseudomonas aeruginosa (non-mukoid) – 0,5 μg/mL - >512 μg/mL
Pseudomonas aeruginosa (ATCC 27853) – 0,5 μg/mL – 2 μg/mL
MIC untuk Klebsiella pneumoniae, KP-1, adalah 2,3±0,2 μg/mL pada suhu 25 °C [tidak dipublikasikan].
Kontraindikasi
Tobramisin dikontraindikasikan pada orang dengan hipersensitivitas terhadap antibiotik aminoglikosida. Infus juga dikontraindikasikan pada orang dengan miastenia gravis.
Efek samping
Seperti aminoglikosida lainnya, efek samping utama tobramisin adalah ototoksisitas atau hilangnya keseimbangan, atau keduanya pada individu yang rentan secara genetik. Efek samping lainnya termasuk nefrotoksisitas, toksisitas neuromuskular, dan reaksi hipersensitivitas. Nefrotoksisitas dapat sangat mengkhawatirkan ketika beberapa dosis terakumulasi selama pengobatan atau ketika ginjal mengonsentrasikan urin dengan meningkatkan reabsorpsi tubulus selama tidur. Hidrasi yang adekuat dapat membantu mencegah nefrotoksisitas berlebih dan hilangnya fungsi ginjal selanjutnya. Karena alasan ini, tobramisin parenteral perlu diberi dosis dengan hati-hati berdasarkan berat badan, dan konsentrasi serumnya dipantau. Dengan demikian, tobramisin dikatakan sebagai obat dengan indeks terapeutik yang sempit.
Interaksi
Relaksan otot dan dietil eter dapat menambah efek pemblokiran neuromuskular dari tobramisin.
Metoksifluran, bila digunakan sebagai anestesi inhalasi, dapat memperburuk efek nefrotoksik dari tobramisin yang disuntikkan. Demikian pula, menggabungkan tobramisin yang disuntikkan dengan obat nefrotoksik atau ototoksik lainnya dapat menyebabkan lebih banyak efek samping; contohnya termasuk amfoterisin B, siklosporin, sisplatin, vankomisin, dan diuretik furosemid. Diuretik lain juga dapat meningkatkan risiko efek samping karena meningkatkan konsentrasi tobramisin dalam cairan tubuh.
Menggabungkan tobramisin dengan antibiotik laktam beta dapat diinginkan karena efek sinergisnya. Namun, bila diberikan melalui infus yang sama, serta pada orang dengan fungsi ginjal yang berkurang, keduanya dapat bereaksi satu sama lain untuk membentuk amida yang tidak aktif secara antibiotik.
Farmakologi
= Mekanisme kerja
=Tobramisin bekerja dengan mengikat ke suatu tempat pada ribosom 30S dan 50S bakteri, mencegah pembentukan kompleks 70S. Akibatnya, mRNA tidak dapat diterjemahkan menjadi protein, dan kematian sel pun terjadi. Tobramisin juga mengikat RNA-aptamer, molekul yang dibuat secara artifisial untuk mengikat target tertentu. Namun, tampaknya tidak ada indikasi bahwa Tobramisin mengikat RNA alami atau asam nukleat lainnya.
Efek tobramisin dapat dihambat oleh metabolit dari siklus Krebs (TCA), seperti asam glioksilat. Metabolit ini melindungi terhadap kematian akibat tobramisin dengan mengalihkan fluks karbon dari siklus TCA, menghancurkan respirasi seluler, dan dengan demikian menghambat penyerapan Tobramisin.
= Farmakokinetik
=Tobramisin tidak diserap di usus. Bila diberikan sebagai infus, zat ini didistribusikan dalam cairan ekstraseluler. Zat ini dapat terakumulasi dalam sel tubulus ginjal dan dalam getah bening telinga bagian dalam. Hanya konsentrasi rendah yang mencapai sistem saraf pusat dan ASI. Tobramisin melewati plasenta: pada janin, 20% dari konsentrasi ibu telah diukur.
Zat ini tidak terikat pada protein plasma, juga tidak dimetabolisme. Zat ini diekskresikan dalam bentuk tidak berubah melalui ginjal dengan waktu paruh biologis sekitar 2 hingga 3 jam. Eliminasi dari kompartemen dalam seperti korteks ginjal terjadi setelah 8 hingga 12 jam. Pada bayi baru lahir, waktu paruh rata-rata adalah 4,6 jam; pada mereka dengan berat badan lahir rendah waktu paruh rata-ratanya mencapai 8,7 jam. Orang dengan fungsi ginjal yang berkurang juga memiliki waktu paruh tobramisin yang lebih panjang, sedangkan pada mereka dengan luka bakar parah waktu paruhnya bisa lebih pendek.
Dalam budaya masyarakat
Tobramisin dipatenkan pada tahun 1965, dan disetujui untuk penggunaan medis pada tahun 1974.
Tobramisin dalam bentuk tetes mata tersedia di Bulgaria, Hungaria, Amerika Serikat, dan Kanada hanya dengan resep dokter; sedangkan di negara lain mungkin tersedia tanpa resep dokter.
Tobramisin ada dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Davis BD (September 1987). "Mechanism of bactericidal action of aminoglycosides". Microbiological Reviews. 51 (3): 341–50. doi:10.1128/MMBR.51.3.341-350.1987. PMC 373115 . PMID 3312985.