- Source: Tumpahan minyak Amorgos
Tumpahan minyak Amorgos mulai terjadi pada 14 Januari 2001 dekat Taman Nasional Kenting di lepas pantai pesisir Taiwan.
Penyebab
Pada 14 Januari 2001, kapal niaga asal Yunani bernama Amorgos kehilangan tenaga ketika berlayar dari India menuju Tiongkok Utara. Kapal tersebut diketahui mengalami kegagalan mesin di dekat Taman Nasional Kenting, lepas pantai Taiwan bagian selatan. Sebanyak 25 awak kapal kemudian meninggalkan kapal, dibantu oleh Penjaga Pantai (CGA) Taiwan. Cuaca buruk dan kondisi laut yang buruk menyebabkan lambung kapal Amorgos pecah sehingga mulai menumpahkan bahan bakar ke laut pada 18 Januari 2001.
Tumpahan minyak dan dampak ekologisnya
Sekitar 1300 ton bahan bakar minyak yang bocor menuju laut menyebabkan kerusakan parah terhadap lingkungan laut. Salah satu lokasi yang terdampak adalah Taman Nasional Kenting, salah satu destinasi wisata ekologis di Taiwan. Tumpahan minyak mengotori garis pantai Taman Nasional Kenting yang memiliki panjang 4 hingga 5 kilometer. Hal ini membahayakan 200 spesies burung dan 2.200 spesies tanaman di taman nasional tersebut. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 2017 menunjukkan bahwa kualitas air laut di sekitar Taman Nasional Kenting mengalami pemburukan akibat peristiwa tumpahan minyak ini.
Penanganan yang lambat
Tumpahan minyak terjadi sekitar dua bulan setelah Akta Pengelolaan Polusi Laut (MPCA) Taiwan dipublikasikan. Akibatnya, tumpahan minyak terjadi ketika masa transisi yang mengharuskan Kementerian Transportasi dan Komunikasi (MOTC) dan Dewan Penyelamat Bencana Laut untuk mendelegasikan kewenangan mereka ke Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Taiwan. Namun, akibat tidak jelasnya wilayah hukum MOTC, CGA, dan EPA, proses investigasi tumpahan minyak membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga minyak menyebar ke wilayah yang lebih luas.
Faktor lain lambatnya penanganan tumpahan minyak adalah masa libur Tahun Baru Imlek yang berdekatan dengan peristiwa ini. Akibatnya, perusahaan yang bertugas menangani tumpahan minyak kesulitan untuk merekrut pekerja lokal. Setelah masa libur selama lima hari, sebanyak 40 pekerja lokal direkrut untuk melaksanakan operasi pembersihan After the bersama 8000 tentara.
Kondisi cuaca buruk juga menyulitkan proses penanganan tumpahan minyak. Bahan bakar dari kapal yang rusak tidak dapat diselamatkan sebelum tumpah ke laut karena kondisi laut yang tidak bersahabat. Akibatnya, proses pembersihan hanya dilakukan secara manual menggunakan ember, jala, dan sekop.
Linimasa pembersihan
Sebagian dari 1.300 ton bahan bakar yang tumpah ke laut mengalami dispersi dan penguapan. Sebagian minyak bumi lainnya teremulsi akibat pola gelombang sehingga meningkatkan cakupan dan volume tumpahan minyak. Terlepas dari proses tersebut, sebagian besar minyak bumi mencapai Wilayah Perlindungan Ekologis Lungkeng yang masih berada di area Taman Nasional Kenting.
Garis pantai yang terdampak oleh tumpahan minyak terdiri atas koral dan kanal sehingga menyulitkan akses ke lokasi-lokasi tersebut. Akibatnya, minyak yang tumpah hanya dapat dikumpulkan secara manual. Pembersihan garis pantai dimulai pada 25 Januari 2010 dan berlangsung hingga 14 Februari 2010. Diperkirakan telah terkumpul sebanyak 300 ton minyak bumi selama proses pembersihan tersebut.
Gugatan hukum
Akibat peristiwa ini, EPA menggugat Assuranceforeningen Gard—perusahaan asuransi asal Norwegia yang menangani asuransi kapal Amorgos—akibat kerusakan yang dihasilkan oleh tumpahan minyak, Meskipun demikian, EPA dan Assuranceforeningen Gard mengakhiri gugatan tersebut pada Maret 2006. Pada akhirnya, pemilik kapal Amorgos setuju untuk membayar kompensasi senilai NT$34 juta (US$1,05 juta).
Referensi
Pranala luar
Penelitian pada artikel ini di Wikipedia bahasa Inggris dilakukan sebagai bagian dari mata kuliah Science of Oil Spills course (EN.530.119.13) di Department Teknik Mesin Universitas Johns Hopkins.