- Source: Universitas Indonesia Bandung
Artikel ini adalah tentang salah satu periode sejarah Institut Teknologi Bandung dalam kurun waktu 1950 – 1959 sebagai kelanjutan secara simultan sejak berdirinya Technische Hoogeschool te Bandoeng, Bandung Kogyo Daigaku, Sekolah Tinggi Teknik Bandung, Technische Faculteit, Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie, Universiteit van Indonesie te Bandoeng, hingga menjadi Universitas Indonesia Bandung. Untuk informasi tentang fakultas lain dalam Universitas Indonesia di Jakarta, Bogor, Surabaya, dan Makassar, lihat sejarah Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, dan Universitas Hasanuddin.
Universitas Indonesia Bandung (UI Bandung) adalah gabungan fakultas yang berada di Kota Bandung yang bernaung di bawah Universitas Indonesia (UI) yang berpusat di Jakarta di mana pada tanggal 2 Februari 1950 dialihkan dari Nederlandsch Indië Civil Administratie - NICA (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda) kepada Pemerintah RI sebagai kelanjutan dari Universiteit van Indonesie te Bandoeng.
Sekilas sejarah Universitas Indonesia
Dengan ditandatanganinya soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) Indonesia oleh Belanda berdasarkan Konferensi Meja Bundar (23 Agustus - 2 November 1949) dan dibentuknya RIS pada tanggal 27 Desember 1949, maka ditetapkanlah Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1950 tanggal 23 Januari 1950 tentang Perguruan Tinggi yang berlaku sejak tanggal diumumkan yaitu 30 Januari 1950, di mana Pasal 1 UU Darurat tersebut menyatakan bahwa:
Sebelumnya Pemerintah Indonesia telah membentuk Panitia Persiapan Negara (PPN) yang bertugas antara lain untuk mempersiapkan pengambilalihan lembaga perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh NICA.:30 Berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1950 itu dibentuklah Balai Perguruan Tinggi RIS yang merupakan peleburan antara Balai Perguruan Tinggi RI (didirikan pada tanggal 19 Agustus 1945 di Jakarta meliputi Perguruan Tinggi Kedokteran dan Perguruan Tinggi Hukum/Kesusasteraan dengan pengantar bahasa Indonesia) dan Universiteit van Indonesie (terdiri dari 9 fakultas dengan pengantar bahasa Belanda). Beberapa varian nama institusi tersebut adalah Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia Serikat, Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia, atau Universiteit van de Republiek Indonesië. Untuk selanjutnya tanggal 2 Februari 1950 dianggap sebagai tanggal lahir Universiteit Indonesia.
Nama universitas tersebut selama rentang 1950-1959 adalah:
2 Februari 1950 - Balai Perguruan Tinggi RIS:31:19 atau Universiteit Indonesia.:19
Pertengahan tahun 1950 - Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia/Universiteit Indonesia/Universiteit van de Republiek Indonesië
1952 - Universiteit Indonesia:31
1953 - Universitet Indonesia
Pertengahan tahun 1955 - Universitas Indonesia (Perubahan istilah "universitet" menjadi "universitas" dilaksanakan sesuai UU Nomor 10 Tahun 1955 tentang Pengubahan Nama Universiteit, Universitet, Universitit, Faculteit, Facultet dan Facultit Menjadi Universitas dan Fakultas (11 Juli 1955). Hal ini juga berlaku bagi institusi lain seperti UGM yang sebelumnya bernama Universitit Negeri Gadjah Mada, sementara Unair sendiri sejak berdirinya telah menggunakan nama Universitas Airlangga).
Universitas Indonesia Bandung
Penyerahan Universiteit van Indonesie dari pihak Belanda kepada Indonesia diikuti perubahan nama dari segenap fakultas dan lembaga yang dimiliki termasuk yang berkedudukan di Bandung, yaitu:
Fakulteit Pengetahuan Teknik - FT, sebelumnya Faculteit van Technische Wetenschap yang berlokasi di Jl. Ganeća 10 Bandung.
Fakulteit Ilmu Pasti dan Ilmu Alam - FIPIA, sebelumnya Faculteit van Wiskunde en Natuurwetenschap yang berlokasi di Jl. Tamansari 64 Bandung.
Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar - BPUG, sebelumnya Universitaire Leergang voor de Opleiding van Tekenleraren yang berlokasi di Jl. Ganeća 10 Bandung.
Demikian juga terhadap lembaga pelatihan/kursus yang terdapat di Kampus Ganesha Bandung yaitu:
Balai Pendidikan Universiter untuk Penera, sebelumnya Opleiding voor IJker.
Kursus untuk analis, sebelumnya Opleiding van Chemische Analysten.
Kursus untuk mendidik pembuat alat dan peniup gelas, sebelumnya Opleiding voor Instrumentmakers en Glasblazers
Selama berada di bawah naungan UI antara tahun 1950-1959 banyak kegiatan tingkat universitas yang diselenggarakan di Kampus Ganesha Bandung, di antaranya adalah:
Dies Natalis ke-2 Universiteit Indonesia yang diadakan pada hari Sabtu, 2 Februari 1952 yang dihadiri Presiden RI Ir. Soekarno, Pjs. Presiden UI Prof. dr. Wilhelmus Zakaria Johannes dan pejabat lainnya di mana untuk pertama kalinya Dies Natalis UI dirayakan.
Dies Natalis ke-3 Universitet Indonesia yang diadakan pada hari Senin, 16 Februari 1953 yang dihadiri Presiden RI Ir. Soekarno, Presiden UI Prof. Dr. Mr. Raden Soepomo dan pejabat lainnya.
Dies Natalis ke-5 Universitas Indonesia yang diadakan pada hari Kamis, 10 Februari 1955 yang dihadiri Presiden RI Ir. Soekarno, Presiden UI Prof. dr. Bahder Djohan dan pejabat lainnya.
Dies Natalis ke-6 Universitas Indonesia yang diadakan pada hari Kamis, 2 Februari 1956 yang dihadiri Presiden RI Ir. Soekarno, Presiden UI Prof. dr. Bahder Djohan dan pejabat lainnya.
Dies Natalis ke-7 Universitas Indonesia yang diadakan pada hari Senin, 25 Februari 1957 yang dihadiri Presiden RI Ir. Soekarno, Presiden UI Prof. dr. Bahder Djohan dan pejabat lainnya. Bersamaan dengan acara tersebut, Presiden juga membuka Kongres pertama Dewan/Senat Mahasiswa se Indonesia yang berlangsung pada tanggal 25-28 Februari 1957. Pada kongres pertama ini lahirlah Majelis Mahasiswa Indonesia. Peringatan Dies Natalis kali ini dilaksanakan di dua tempat, sebelumnya pada hari Sabtu, 2 Februari 1957 juga dilaksanakan peringatan Dies Natalis ke-7 Universitas Indonesia di Jakarta.
Dewan Mahasiswa Universiteit Indonesia Bandoeng (DMUIB)
Pada tanggal 20 Oktober 1952 dibentuklah Dewan Mahasiswa Universiteit Indonesia Bandoeng (DMUIB) sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa terpusat yang merupakan representasi dari mahasiswa semua bagian yang ada di Universiteit Indonesia Bandung.
Dalam sidang perdana yang dihadiri delegasi yang terpilih secara demokratis dari semua disiplin ilmu dari UI Bandung, yaitu Fakultas Teknik, FIPIA, dan Akademi Pendidikan Jasmani. Sesuai statutanya DMUIB bertujuan untuk:
menciptakan dan memelihara hubungan baik dalam Universiteit Indonesia;
ikut aktif dan berbagi tanggung jawab dalam usaha untuk menjalankan fungsi Universitas Indonesia kepada masyarakat Indonesia;
mewakili kepentingan mahasiswa secara umum.
Sementara itu, DMUIB akan mengutus delegasi ke Jakarta untuk menghubungi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dan Presiden Universitas Indonesia. Pengurus DMUIB terdiri atas:
Ketua Umum: J. Goeltom
Ketua Urusan Fakultas Teknik: Soegito
Ketua Urusan FIPIA: Moh. Birsjam
Ketua Urusan Akademi Pendidikan Jasmani: Soetirto Oetoro
Sekretaris Jenderal: Soeharjo
Bendahara: The Pik Sin
Komisaris umum: Doelmanat
Setelah sekitar tiga tahun DMUIB berjalan secara otonom, muncul gagasan untuk menyatukan seluruh organisasi mahasiswa di lingkungan UI yang berada di Bandung, Bogor, dan Jakarta (Kampus UI Surabaya sudah terpisah sejak tahun 1954 menjadi Unair). Maka pada tanggal 30-31 Juli 1955 di Jakarta dilangsungkan konferensi anggota senat organisasi mahasiswa berbagai fakultas dari Universitas Indonesia yang menghasilkan resolusi antara lain dibentuknya Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia yang merupakan badan koordinasi semua organisasi mahasiswa yang didirikan pada tanggal 30 Juli 1955. KMUI harus dianggap sebagai satu-satunya badan yang mewakili seluruh mahasiswa di Universitas Indonesia.
Konferensi ini juga memutuskan untuk membentuk Komite Kerja Mahasiswa yang akan membahas adanya pelarangan untuk penerjemahan buku text book impor dari Belanda. Panitia ditugasi untuk melakukan hal yang diperlukan untuk pencabutan larangan ini, mengingat text book tersebut sangat dibutuhkan mahasiswa.
Mempercayakan DMUI untuk berkontribusi bersama para guru besar untuk melakukan kegiatan-kegiatan penting bagi kebijakan pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan Indonesia.
Mendesak pemerintah untuk meningkatkan jumlah beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa.
Meminta otoritas terkait untuk mengambil langkah tegas sehubungan dengan penyimpangan yang dilakukan Dinas Perawatan Sosial Mahasiswa UI.
Sebagai Ketua dan Formatur Komite Kerja DMUI tahun akademik 1955-1956 dan 1956-1957 terpilih Emil Salim.
Dengan adanya Keluarga Mahasiswa UI dan DMUI (Jakarta), selanjutnya DMUIB mengubah statusnya menjadi sebatas "mengkoordinir mahasiswa di kampus UI Bandung", namanya berubah menjadi Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia Koordinator Bandung (DMUIKB) yang diresmikan pada hari Jumat, 2 Desember 1955 jam 20:00 di Aula FTUIB (sekarang Aula Barat ITB) oleh Rektor UI Prof. dr. Bahder Djohan. Pengurus DMUIKB terdiri atas:
Sekretaris Umum: Alting Pandji Indra
Sekretaris I: Sriharto
Bendahara: Tan Soei Jang
Komisaris: Sasmito, Pitoyo, Husein Junus, Boet Mochtar, Memed, E. Rais.
Berbeda dengan DMUIB yang bersifat otonom terlepas dari DMUI Jakarta, DMUIKB sekarang tidak memiliki Ketua Umum. Namun terlepas dari nama dan statusnya, DMUIKB pada kenyataannya relatif solid, mandiri dan tetap banyak berkiprah di antaranya adalah dengan menyelenggarakan Kongres pertama Dewan/Senat Mahasiswa se Indonesia yang berlangsung di Kampus Bandung pada tanggal 25-28 Februari 1957. Bentuk kampus yang menyatu, dan bidang keilmuan yang saling bersinggungan (ilmu eksak mendasari ilmu teknik, namun perkembangan ilmu teknik membantu pengembangan teori dalam ilmu eksak) melahirkan karakter mahasiswa kampus Ganesha yang solid dan kompak. Hal ini dibuktikan lagi menjelang pemisahan kampus UI Bandung dari induknya.
DMUIKB melalui salah satu organnya yaitu Bagian Perumahan juga turut berperan dalam memecahkan problem kurangnya akomodasi/asrama bagi mahasiswa Kampus Ganesha.
Fakultas Teknik
Sampai dengan diserahkannya kepada pemerintah Indonesia pada awal tahun 1950, jurusan/bagian yang tersedia di Fakultas Teknik Bandung adalah::50
Teknik Sipil (sejak 3 Juli 1920 - dibuka kembali tahun 1946)
Teknik Kimia (sejak 1 Agustus 1940 - dibuka kembali tahun 1946)
Teknik Mesin (sejak 1 Agustus 1941 - dibuka kembali tahun 1946)
Teknik Elektro (sejak 1 Agustus 1941 - dibuka kembali TA 1947-1948)
Teknik Pertambangan (sejak TA 1947-1948)
Seni Rupa (sejak 20 Oktober 1947)
Metrologi (kelanjutan dari kursus penera 2 September 1947, jurusan tersebut akhirnya ditutup)
Sedangkan jurusan/bagian baru yang dibuka pada periode ini adalah:
Geodesi (sejak tahun 1950)
Arsitektur (sejak tahun 24 Oktober 1950)
Teknik Fisika (sejak tahun 1950)
= Tahun akademik 1950-1951 Pembukaan Bagian yang baru - Geodesi, Arsitektur, dan Teknik Fisika
=Pada tahun akademik 1950-1951 yang dimulai sejak 1 September 1950 dibuka tiga bagian baru yaitu Geodesi, Arsitektur, dan Teknik Fisika (Technische Natuurkunde). Mahasiswa angkatan pertama Bagian Geodesi ITB berjumlah 13 orang terdaftar dan 1 orang pendengar. Pada angkatan pertama tersebut antara lain Jacub Rais (Guru Besar ITB, Kepala Bakosurtanal kedua), Pranoto Asmoro (Mayor Jenderal TNI-AD, Kepala Jantop TNI-AD ketiga dan Kepala Bakosurtanal pertama), Josep Soenarjo, mahasiswa pendengar (Kolonel pada Jantop TNI-AD, Guru Besar ITB). Pimpinan Bagian Geodesi dipegang oleh Prof. Ir. H. A. Brouwer.
= Tahun akademik 1951-1952 - Insinyur teknik kimia yang pertama
=Pada bulan Mei 1952 Kho Kiem Tjiang menyelesaikan studinya di bagian teknik kimia, dengan demikian ia merupakan insinyur teknik kimia pertama yang diluluskan bagian teknik kimia sejak dibukanya bagian tersebut pada tahun 1940 yaitu pada masa TH Bandung, setelah tiga puluh dua tahun sejak berdirinya TH Bandung, atau dua puluh delapan tahun sejak insinyur pertama diluluskan dari TH Bandung yang selalu berasal dari bagian teknik sipil.
= Tahun akademik 1953-1954 - Insinyur teknik mesin dan Insinyur teknik elektro yang pertama
=Pada bulan Januari 1954 Raden Slamet Bratanata menyelesaikan studinya di bagian teknik mesin, dengan demikian ia merupakan insinyur teknik mesin pertama yang diluluskan bagian teknik mesin sejak dibukanya bagian tersebut pada tahun 1941 yaitu pada masa TH Bandung.
Pada tanggal 26 Maret 1954 A. F. Schwarz menyelesaikan studinya di bagian teknik elektro, dengan demikian ia merupakan insinyur teknik elektro pertama yang diluluskan bagian teknik elektro sejak dibukanya bagian tersebut pada tahun 1941 yaitu pada masa TH Bandung.
= Tahun akademik 1957-1958 - Ujian seleksi masuk universitas untuk yang pertama kali di Indonesia
=Dengan semakin meningkatnya animo pendaftar dikaitkan dengan terbatasnya kapasitas, maka mulai TA 1957-1958 Fakultas Teknik Bandung mengadakan ujian seleksi kepada calon mahasiswa baru. Ini merupakan ujian seleksi masuk universitas untuk yang pertama kali di Indonesia.
Pendaftaran dilaksanakan tanggal 1-24 Agustus 1957 bagi pemegang ijazah SMA-B (IPA) untuk semua bagian di Fakultas Teknik, kecuali Bagian Seni Rupa diberikan kesempatan bagi lulusan SMA bagian A (Sastra), B (IPA), dan C (IPS).
Untuk dapat diterima di bagian keinsinyuran dan bangunan, nilai ijazah untuk mata pelajaran Aljabar, Goniometri (ilmu ukur sudut), Stereometri (ilmu ukur ruang), Geometri deskriptif, Mekanika, Fisika, dan Kimia nilai rata-rata lebih dari enam, nilai terendah 4. Calon dengan kategori ini harus lulus ujian seleksi.
Calon dibebaskan dari ujian seleksi untuk mata pelajaran yang nilai ujian akhirnya delapan atau lebih tinggi.
Ujian seleksi diselenggarakan tanggal 26-29 Agustus 1957 jam 8:00-11:00.
Hasil ujian seleksi diumumkan pada bulan September 1957.
Mahasiswa yang memenuhi syarat/lulus ujian seleksi dapat mendaftarkan diri dengan uang kuliah Rp 240.
= Statistik Fakultas Teknik Bandung
=Jumlah mahasiswa Fakultas Teknik Bandung dari tahun ke tahun:
Jumlah populasi mahasiswa FT UI Bandung dari tahun ke tahun:
Jumlah lulusan FT UI Bandung dari tahun ke tahun:
Komposisi staf pengajar Fakultas Teknik sebagai berikut:
= Dekan Fakultas Teknik Bandung
=Dekan Fakultas Teknik sampai dengan berakhirnya periode UI Bandung adalah::45
Prof. Ir. Paulus Pieter Bijlaard (21 Januari 1946 – 1 September 1947) - Guru besar Teknik Sipil bidang Bangunan Jalan dan Jembatan, yang pada periode 31 Juli 1936 - 14 Agustus 1937 menjabat Rektor/Voorzitter der Faculteit van Technische Wetenschap TH Bandung.
Prof. Dr. Kees Posthumus (1 September 1947 – 1 Agustus 1950):30 - Guru besar Teknik Kimia.
Sekretaris: Prof. Ir. O. Bax Stevens
Prof. Ir. H. Vlugter (1 Agustus 1950 - 1 Agustus 1953):30 - Guru besar Teknik Sipil bidang Hidrolika dan Irigasi.
Sekretaris: Prof. Ir. E. S. Pacejka - Guru besar Teknik Mesin (1 Agustus 1950-1 Agustus 1951).
Sekretaris: Prof. Dr. Ir. J. G. Niesten - Guru besar Teknik Elektro (1 Agustus 1951-1952).:I.81
Sekretaris: Prof. Ir. Soetomo Wongsotjitro - Guru besar Geodesi (1952-1953).
Prof. Ir. Soetedjo (1 Agustus 1953 - 2 Maret 1959) - Guru besar Teknik Sipil bidang Hidrolika dan Irigasi.
Sekretaris: Prof. Ir. Soetomo Wongsotjitro - Guru besar Geodesi (1953-1956).
= Daftar guru besar Fakultas Teknik Bandung
=Guru besar FT pada periode 1950-1959 sebagai berikut:
Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam
FIPIA UI Bandung merupakan lembaga pendidikan tinggi pertama di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan kepakaran dalam bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan yang mencakup bidang:
Matematika (dibuka sejak 6 Oktober 1947)
Fisika (dibuka sejak 6 Oktober 1947)
Kimia (dibuka sejak 6 Oktober 1947)
Biologi (dibuka sejak 1949)
Farmasi (dibuka sejak 1949)
Meteorologi
Geologi (dibuka sejak 1949)
Astronomi (dibuka sejak 1951)
Pada awalnya FIPIA UI Bandung tidak mengenal jurusan/bagian sebagaimana yang tersedia pada masa setelah menjadi ITB melainkan bidang-bidang peminatan (studierichting) dengan kode "a" sampai dengan "r" yaitu::156
a = bidang utama Matematika dan Fisika; bidang tambahan Astronomi
b = bidang utama Matematika dan Astronomi; bidang tambahan Fisika
c = bidang utama Astronomi dan Fisika; bidang tambahan Matematika
d = bidang utama Matematika dan Fisika; bidang tambahan Kimia
e = bidang utama Kimia dan Fisika; bidang tambahan Matematika
f = bidang utama Kimia; bidang tambahan Fisika, Matematika dan Mineralogi
g =
h =
i = bidang utama Geologi dan Kimia; bidang tambahan Fisika
j = bidang utama Geologi dan Mineralogi; bidang tambahan Zoologi, Kimia, dan Fisika
k = bidang utama Botani dan Zoologi; bidang tambahan Fisika, Kimia, dan Geologi
l = bidang utama Kimia dan Botani; bidang tambahan Fisika
m = bidang utama Matematika; bidang tambahan Fisika, Kimia, dan didaktik/pendidikan guru MIPA sekolah menengah
n = bidang utama Fisika; bidang tambahan Matematika, Kimia, dan didaktik/pendidikan guru MIPA sekolah menengah
o = bidang utama Kimia; bidang tambahan Matematika, Fisika, dan didaktik/pendidikan guru MIPA sekolah menengah
p = bidang utama Biologi; bidang tambahan Fisika, Kimia, dan didaktik/pendidikan guru MIPA sekolah menengah
q = bidang utama Matematika dan Fisika; bidang tambahan Meteorologi
r = bidang utama Kimia; bidang tambahan Botani, Zoologi, dan Fisika
Ap = Apoteker
Ada dua tujuan program pendidikan FIPIA, yang pertama program pendidikan untuk suatu kepakaran dalam bidang MIPA; yang kedua program pendidikan untuk suatu profesi, yaitu pendidikan guru sekolah menengah dalam bidang MIPA, dan pendidikan untuk profesi apoteker.:154
Bagi yang ingin menjadi guru sekolah menengah, tersedia pendidikan jalur cepat setingkat sarjana muda dengan masa studi 3 tahun yaitu richting "m" (guru matematika), "n" (guru fisika), "o" (guru kimia), "p" (guru biologi). Program ini merupakan yang pertama di Indonesia, sebelum dibukanya Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Bandung (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia) pada tanggal 20 Oktober 1954. Setelah lulus sarjana muda, lulusannya dapat melanjutkan ke tingkat sarjana dalam bidang MIPA yang sesuai.:154
Program pendidikan untuk suatu kepakaran dalam suatu bidang MIPA selalu disertai bidang tambahan MIPA lainnya, agar lulusan FIPIA memiliki wawasan pemahaman yang cukup baik dalam lebih dari satu bidang lain. Hal ini akan mendukung dalam pengembangan ilmu selanjutnya, ataupun untuk bekerja sama antara sesama pakar bidang MIPA lainnya. Kombinasi bidang ini sangat fleksibel, sehingga mahasiswa dapat memilih sesuai minat masing-masing.
Lulusan FIPIA diberi ijazah Doktorandus yang menyatakan bahwa "pemegang ijazah ini berhak mencapai gelar doktor dalam Ilmu Pasti dan Ilmu Alam dengan membuat dan mempertahankan thesis".:155
= Tahun akademik 1949-1950
=Laporan dalam pidato tahunan Oktober 1950 untuk TA 1949-1950 mahasiswa terdaftar sebanyak 171 orang yaitu:
Matematika dan Fisika 51 orang
Kimia 41 orang
Biologi 11 orang
Geologi 3 orang
Farmasi 50 orang
Meteorologi dan geofisika 15 orangMahasiswa baru TA 1950-1951 sebanyak 121 orangPermasalahan kekurangan tenaga pengajar, guru besar hanya tersedia 8 orang dari kebutuhan 15 orang, lektor hanya tersedia 2 orang dari kebutuhan 6 orang, asisten hanya ada 7 orang dari kebutuhan sekitar 20 orang.
= Tahun akademik 1953-1954 - Tiga sarjana sains pertama dan Promosi doktor FIPIA pertama
=Pada bulan Agustus 1953 FIPIA meluluskan sarjana untuk pertama kali yaitu:
Thio Goan Loo, lulus dengan cum laude bidang utama Farmasi (jalur studi kimia organik), bidang tambahan Kimia Farmasi dan Mikrobiologi;
Ang Hian Liang, bidang utama Matematika, bidang tambahan Fisika dan Mekanika;
The Tjoe Tie, bidang utama Matematika, bidang tambahan Fisika dan Astronomi.
Satu bulan kemudian, September 1953 FIPIA meluluskan sarjana lagi yaitu Raden Rawuh, bidang utama Matematika, bidang tambahan Fisika dan Mekanika, Drs. Rawuh kelak akan menjadi dosen Matematika dan penulis buku Matematika untuk sekolah menengah.
Sabtu, 10 April 1954 di Aula Fakultas Teknik Bandung dilaksanakan promosi Doctor in de wis- en natuurkunde kepada Theodorus Reinders Rix dengan disertasi yang berjudul "Enige additiereacties aan aethoxyacetyleen Diarsipkan 2014-10-06 di Wayback Machine.". Ini merupakan promosi doktor pertama kalinya sejak FIPIA dibuka tahun 1947. Sidang dipimpin Presiden UI Prof. Mr. Dr. Soepomo, dengan promotor Prof. Dr. M. Gruber Diarsipkan 2014-10-06 di Wayback Machine., dan disaksikan para guru besar kedua fakultas Bandung.
= Tahun akademik 1954-1955 - Apoteker pertama
=Pada hari Sabtu pagi, 2 April 1955 di gedung FIPIA dilangsungkan penyerahan apothekersdiploma kepada Drs. Poey Seng Bouw, yang merupakan ijazah apoteker pertama yang dikeluarkan FIPIA.
= Tahun akademik 1956-1957
=Laporan dalam pidato tahunan Oktober 1957 untuk TA 1956-1957 mahasiswa terdaftar sebanyak 1.154 orang yaitu:
Matematika 17 orang
Fisika 12 orang
Kimia 42 orang
Biologi ... orang
Geologi ... orang
Farmasi 704 orang
Meteorologi dan geofisika ... orang
Astronomi ... orang
Mahasiswa baru TA 1957-1958 sebanyak ... orang
= Dekan FIPIA Bandung
=Dekan FIPIA sampai dengan berakhirnya periode UI Bandung adalah::45
Prof. H. Th. M. Leeman (6 Oktober 1947 – 1957) - Guru besar Matematika
Sekretaris: Prof. Dr. Leendert van der Pijl - guru besar untuk Botani (1 Agustus 1952-1954).
Prof. dr. R. M. Djoehana Wiradikarta (1957 - 2 Maret 1959) - Guru besar Mikrobiologi dan Serologi Jurusan Farmasi dan Biologi.
= Daftar guru besar FIPIA Bandung
=Guru besar FIPIA pada periode 1950-1959 sebagai berikut:
Catatan
Rujukan
Pranala luar
Situs resmi ITB.
Timeline TH Bandung - ITB. Diarsipkan 2012-05-11 di Wayback Machine.
Sejarah Rektor TH Bandung - ITB. Diarsipkan 2017-07-13 di Wayback Machine.
Babad Tanah Ganesha.
Sejarah Keluarga Mahasiswa ITB. Diarsipkan 2012-06-26 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- Universitas Indonesia
- Universitas Indonesia Bandung
- Universitas Pendidikan Indonesia
- Kota Bandung
- Daftar alumni Universitas Indonesia
- Persib Bandung
- Institut Teknologi Bandung
- Ilham Akbar Habibie
- Erwan Setiawan
- Jawa Barat
- University of Indonesia
- Bandung
- Indonesia University of Education
- List of universities in Indonesia
- Padjadjaran University
- Bandung Islamic University
- Telkom University
- International Women University
- Airlangga University
- Maranatha Christian University