- Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia
- Keluarga Berencana
- Daftar Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia
- Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia
- Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia
- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia
- Kabinet Merah Putih
- Kementerian Indonesia
- Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
- Daftar kementerian di Indonesia
- Cabinet of Indonesia
- List of government ministries of Indonesia
Fantastic Beasts and Where to Find Them (2016)
Inglourious Basterds (2009)
Battlefield: Fall of The World (2022)
Sammy Slick: Vampire Slayer (2023)
Interstellar (2014)
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia GudangMovies21 Rebahinxxi LK21
Kementerian kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan Pembangunan keluarga" target="_blank">Keluarga/Badan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional (disingkat BKKBN, ditulis bkkbn, sebelumnya ditulis BkkbN) adalah kementerian di lingkungan Pemerintah Indonesia yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kependudukan" target="_blank">kependudukan dan suburusan pemerintahan pembangunan keluarga" target="_blank">keluarga dan Badan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional, merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga" target="_blank">keluarga berencana. Kementerian/lembaga ini dipimpin oleh seorang Menteri kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan Pembangunan keluarga" target="_blank">Keluarga yang merangkap sebagai Kepala BKKBN yang sejak tanggal 21 Oktober 2024 dijabat oleh Wihaji.
Tugas dan fungsi
Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kependudukan" target="_blank">kependudukan dan suburusan pemerintahan pembangunan keluarga" target="_blank">keluarga untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Kementerian menyelenggarakan fungsi:
perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga" target="_blank">keluarga;
koordinasi dan sinkronsasi pelaksanaan kebljakan di bidang pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga" target="_blank">keluarga;
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian;
pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian;
pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian; dan
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.
BKKBN mempunyai tugas melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga" target="_blank">keluarga berencana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. BKKBN menyelenggarakan fungsi:
perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga" target="_blank">keluarga berencana;
penetapan norrna, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga" target="_blank">keluarga berencana;
pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga" target="_blank">keluarga berencana;
penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga" target="_blank">keluarga berencana;
penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga" target="_blank">keluarga berencana; dan
pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga" target="_blank">keluarga berencana.
BKKBN juga menyelenggarakan fungsi:
koordinasi pelalsanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan BKKBN;
pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN;
pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan
pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan BKKBN.
Susunan organisasi
Susunan organisasi Kementerian kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan Pembangunan keluarga" target="_blank">Keluarga/BKKBN berdasarkan Permendukbangga No. 6 Tahun 2024 terdiri atas:
Pimpinan
Menteri kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan Pembangunan keluarga" target="_blank">Keluarga/Kepala BKKBN
Wakil Menteri kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan Pembangunan keluarga" target="_blank">Keluarga/Wakil Kepala BKKBN
Sekretariat
Sekretariat Kementerian/Sekretariat Utama
Biro Perencanaan dan Keuangan
Biro Hukum, Organisasi, dan Tata Laksana
Biro Sumber Daya Manusia
Biro Umum dan Pengelolaan Barang Milik Negara
Deputi
Deputi Bidang Kebijakan Strategi Pembangunan keluarga" target="_blank">Keluarga, Pengendalian Penduduk, dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana
Sekretariat Deputi
Direktorat Kebijakan Strategi Bidang Penyerasian Kebijakan Pengendalian Kuantitas Penduduk
Direktorat Kebijakan Strategi Bidang Penyerasian Pembangunan keluarga" target="_blank">Keluarga dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana
Direktorat Kebijakan Strategi Bidang Peningkatan Akses dan Kualitas Pembangunan dan Pelayanan keluarga" target="_blank">Keluarga
Direktorat Kebijakan Strategi Bidang Peningkatan Kualitas Sumber Daya dan Kemandirian keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk
Sekretariat Deputi
Direktorat Perencanaan Pengendalian Penduduk
Direktorat Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk
Direktorat Pengelolaan Kerja Sama Pendidikan kependudukan" target="_blank">Kependudukan
Direktorat Analisa Dampak kependudukan" target="_blank">Kependudukan
Deputi Bidang Bina keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
Sekretariat Deputi
Direktorat Bina Akses Pelayanan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana
Direktorat Bina Kualitas Pelayanan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana
Direktorat Bina Kesehatan Reproduksi
Direktorat Bina Pelayanan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Wilayah dan Sasaran Khusus
Deputi Bidang keluarga" target="_blank">Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan keluarga" target="_blank">Keluarga
Sekretariat Deputi
Direktorat Bina Ketahanan keluarga" target="_blank">Keluarga Balita dan Anak
Direktorat Bina Ketahanan Remaja
Direktorat Bina Ketahanan keluarga" target="_blank">Keluarga Lanjut Usia dan Rentan
Direktorat Pemberdayaan Ekonomi keluarga" target="_blank">Keluarga
Deputi Bidang Penggerakkan dan Peran Serta Masyarakat
Sekretariat Deputi
Direktorat Bina Penggerak Lini Lapangan
Direktorat Bina Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat
Direktorat Pendayagunaan Lembaga Organisasi Kemasyarakatan
Staf Ahli
Staf Ahli Bidang Hukum, Kelembagaan, dan Reformasi Birokrasi
Staf Ahli Bidang Pembangunan kependudukan" target="_blank">Kependudukan Berkelanjutan
Staf Ahli Bidang Rekayasa Sosial keluarga" target="_blank">Keluarga
Inspektorat Utama
Inspektorat Wilayah I
Inspektorat Wilayah II
Inspektorat Wilayah III
Pusat
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia kependudukan" target="_blank">Kependudukan, Pembangunan keluarga" target="_blank">Keluarga, dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana
Pusat Data dan Teknologi Informasi
= Kepala BKKBN
=Berikut daftar Kepala BKKBN dari masa ke masa:
Catatan
Sejarah
= Periode perintisan (1950-an – 1966)
=Organisasi keluarga" target="_blank">keluarga berencana dimulai dari pembentukan Perkumpulan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana pada tanggal 23 Desember 1957 di gedung Ikatan Dokter Indonesia. Nama perkumpulan itu sendiri berkembang menjadi Perkumpulan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) atau Indonesia Planned Parenthood Federation (IPPF). PKBI memperjuangkan terwujudnya keluarga" target="_blank">keluarga-keluarga" target="_blank">keluarga yang sejahtera melalui 3 macam usaha pelayanan yaitu mengatur kehamilan atau menjarangkan kehamilan, mengobati kemandulan serta memberi nasihat perkawinan.
Pada tahun 1967, PKBI diakui sebagai badan hukum oleh Departemen Kehakiman. Kelahiran Orde Baru pada waktu itu menyebabkan perkembangan pesat usaha penerangan dan pelayanan KB di seluruh wilayah tanah air.
Dengan lahirnya Orde Baru pada bulan Maret 1966, masalah kependudukan" target="_blank">kependudukan menjadi fokus perhatian pemerintah yang meninjaunya dari berbagai perspektif. Perubahan politik berupa kelahiran Orde Baru tersebut berpengaruh pada perkembangan keluarga" target="_blank">keluarga berencana di Indonesia. Setelah simposium Kontrasepsi di Bandung pada bulan Januari 1967 dan Kongres Nasional I PKBI di Jakarta pada tanggal 25 Februari 1967.
= Periode keterlibatan pemerintah dalam program KB nasional
=Pada tanggal 16 Agustus 1967 di depan Sidang DPRGR, Presiden Soeharto pada pidatonya “Oleh karena itu kita harus menaruh perhatian secara serius mengenai usaha-usaha pembatasan kelahiran, dengan konsepsi keluarga" target="_blank">keluarga berencana yang dapat dibenarkan oleh moral agama dan moral Pancasila”. Sebagai tindak lanjut dari Pidato Presiden tersebut, Menkesra membentuk Panitia Ad Hoc yang bertugas mempelajari kemungkinan program KB dijadikan Program Nasional. Selanjutnya pada tanggal 7 September 1968 Presiden mengeluarkan Instruksi Presiden No. 26 tahun 1968 kepada Menteri Kesejahteraan Rakyat, yang isinya antara lain:
membimbing, mengkoordinir serta mengawasi segala aspirasi yang ada di dalam masyarakat di bidang keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana.
mengusahakan segala terbentuknya suatu Badan atau Lembaga yang dapat menghimpun segala kegiatan di bidang keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana, serta terdiri atas unsur Pemerintah dan masyarakat.
Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut Menkesra pada tanggal 11 Oktober 1968 mengeluarkan Surat Keputusan No. 35/KPTS/Kesra/X/1968 tentang Pembentukan Tim yang akan mengadakan persiapan bagi Pembentukan Lembaga keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana. Setelah melalui pertemuan-pertemuan Menkesra dengan beberapa menteri lainnya serta tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat dalam usaha KB, Maka pada tanggal 17 Oktober 1968 dibentuk Lembaga keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional (LKBN) dengan Surat Keputusan No. 36/KPTS/Kesra/X/1968. Lembanga ini statusnya adalah sebagai Lembaga Semi Pemerintah.
= Periode Pelita I (1969–1974)
=Periode ini mulai dibentuk Badan Koordinasi keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berdasarkan Keppres No. 8 Tahun 1970 dan sebagai Kepala BKKBN adalah dr. Suwardjo Suryaningrat. Dua tahun kemudian, pada tahun 1972 keluar Keppres No. 33 Tahun 1972 sebagai penyempurnaan Organisasi dan tata kerja BKKBN yang ada. Status badan ini berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan langsung dibawah Presiden.
Untuk melaksanakan program keluarga" target="_blank">keluarga berencana di masyarakat dikembangkan berbagai pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan program dan situasi serta kondisi masyarakat. Pada Periode Pelita I dikembangkan Periode Klinik (Clinical Approach) karena pada awal program, tantangan terhadap ide keluarga" target="_blank">keluarga berencana (KB) masih sangat kuat, untuk itu pendekatan melalui kesehatan yang paling tepat.
= Periode Pelita II (1974–1979)
=Kedudukan BKKBN dalam Keppres No. 38 Tahun 1978 adalah sebagai lembaga pemerintah non-departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Tugas pokoknya adalah mempersiapkan kebijaksanaan umum dan mengkoordinasikan pelaksanaan program KB nasional dan kependudukan" target="_blank">kependudukan yang mendukungnya, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah serta mengkoordinasikan penyelenggaraan pelaksanaan di lapangan.
Periode ini pembinaan dan pendekatan program yang semula berorientasi pada kesehatan ini mulai dipadukan dengan sector-sektor pembangunan lainnya, yang dikenal dengan Pendekatan Integratif (Beyond Family Planning). Dalam kaitan ini pada tahun 1973-1975 sudah mulai dirintis Pendidikan kependudukan" target="_blank">Kependudukan sebagai pilot project.
= Periode Pelita III (1979–1984)
=Periode ini dilakukan pendekatan Kemasyarakatan (partisipatif) yang didorong peranan dan tanggung jawab masyarakat melalui organisasi/institusi masyarakat dan pemuka masyarakat, yang bertujuan untuk membina dan mempertahankan peserta KB yang sudah ada serta meningkatkan jumlah peserta KB baru. Pada masa periode ini juga dikembangkan strategi operasional yang baru yang disebut Panca Karya dan Catur Bhava Utama yang bertujuan mempertajam segmentasi sehingga diharapkan dapat mempercepat penurunan fertilitas. Pada periode ini muncul juga strategi baru yang memadukan KIE dan pelayanan kontrasepsi yang merupakan bentuk “Mass Campaign” yang dinamakan “Safari KB Senyum Terpadu”.
= Periode Pelita IV (1983–1988)
=Pada masa Kabinet Pembangunan IV ini dilantik Prof. Dr. Haryono Suyono sebagai Kepala BKKBN menggantikan dr. Suwardjono Suryaningrat yang dilantik sebagai Menteri Kesehatan. Pada masa ini juga muncul pendekatan baru antara lain melalui Pendekatan koordinasi aktif, penyelenggaraan KB oleh pemerintah dan masyarakat lebih disinkronkan pelaksanaannya melalui koordinasi aktif tersebut ditingkatkan menjadi koordinasi aktif dengan peran ganda, yaitu selain sebagai dinamisator juga sebagai fasilitator. Disamping itu, dikembangkan pula strategi pembagian wilayah guna mengimbangi laju kecepatan program.
Pada periode ini juga secara resmi KB Mandiri mulai dicanangkan pada tanggal 28 Januari 1987 oleh Presiden Soeharto dalam acara penerimaan peserta KB Lestari di Taman Mini Indonesia Indah. Program KB Mandiri dipopulerkan dengan kampanye LIngkaran Biru (LIBI) yang bertujuan memperkenalkan tempat-tempat pelayanan dengan logo Lingkaran Biru KB.
= Periode Pelita V (1988–1993)
=Pada masa Pelita V, Kepala BKKBN masih dijabat oleh Prof. Dr. Haryono Suyono. Pada periode ini gerakan KB terus berupaya meningkatkan kualitas petugas dan sumberdaya manusia dan pelayanan KB. Oleh karena itu, kemudian diluncurkan strategi baru yaitu Kampanye Lingkaran Emas (LIMAS). Jenis kontrasepsi yang ditawarkan pada LIBI masih sangat terbatas, maka untuk pelayanan KB LIMAS ini ditawarkan lebih banyak lagi jenis kontrasepsi, yaitu ada 16 jenis kontrepsi.
Pada periode ini ditetapkan UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan Pembangunan keluarga" target="_blank">Keluarga Sejahtera, dan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 khususnya sub sector keluarga" target="_blank">Keluarga Sejahtera dan kependudukan" target="_blank">Kependudukan, maka kebijaksanaan dan strategi gerakan KB nasional diadakan untuk mewujudkan keluarga" target="_blank">keluarga Kecil yang sejahtera melalui penundaan usia perkawinan, penjarangan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga" target="_blank">keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga" target="_blank">keluarga.
= Periode Pelita VI (1993–1998)
=Pada Pelita VI dikenalkan pendekatan baru yaitu “Pendekatan keluarga" target="_blank">Keluarga” yang bertujuan untuk menggalakan partisipasi masyarakat dalam gerakan KB nasional. Dalam Kabinet Pembangunan VI sejak tanggal 19 Maret 1993 sampai dengan 19 Maret 1998, Prof. Dr. Haryono Suyono ditetapkan sebagai Menteri Negara kependudukan" target="_blank">Kependudukan/Kepala BKKBN, sebagai awal dibentuknya BKKBN setingkat Kementerian.
Pada tangal 16 Maret 1998, Prof. Dr. Haryono Suyono diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan merangkap sebagai Kepala BKKBN. Dua bulan berselang dengan terjadinya gerakan reformasi, maka Kabinet Pembangunan VI mengalami perubahan menjadi Kabinet Reformasi Pembangunan Pada tanggal 21 Mei 1998, Prof. Haryono Suyono menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesra dan Pengentasan Kemiskinan, sedangkan Kepala BKKBN dijabat oleh Prof. Dr. Ida Bagus Oka sekaligus menjadi Menteri kependudukan" target="_blank">Kependudukan.
= Periode pasca-Reformasi
=Dari butir-butir arahan GBHN Tahun 1999 dan perundang-undangan yang telah ada, Program keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional merupakan salah satu program untuk meningkatkan kualitas penduduk, mutu sumber daya manusia, kesehatan dan kesejahteraan sosial yang selama ini dilaksanakan melalui pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan keluarga" target="_blank">keluarga dan kesejahteraan keluarga" target="_blank">keluarga. Arahan GBHN ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) yang telah ditetapkan sebagai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000.
Sejalan dengan era desentralisasi, eksistensi program dan kelembagaan keluarga" target="_blank">keluarga berencana nasional di daerah mengalami masa-masa kritis. Sesuai dengan Keppres Nomor 103 Tahun 2001, yang kemudian diubah menjadi Keppres Nomor 09 Tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen menyatakan bahwa sebagian urusan di bidang keluarga" target="_blank">keluarga berencana diserahkan kepada pemerintah kabupaten dan kota selambat-lambatnya Desember 2003. Hal ini sejalan dengan esensi UU Nomor 22 Tahun 1999 (telah diubah menjadi Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004). Dengan demikian tahun 2004 merupakan tahun pertama keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional dalam era desentralisasi.
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan Pembangunan keluarga" target="_blank">Keluarga, yang telah disahkan pada tanggal 29 Oktober 2009, berimplikasi terhadap perubahan kelembagaan, visi, dan misi BKKBN. Undang-Undang tersebut mengamanatkan perubahan kelembagaan BKKBN yang semula adalah Badan Koordinasi keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional menjadi Badan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional. Visi BKKBN adalah “Penduduk Tumbuh Seimbang 2015” dengan misi “mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan" target="_blank">kependudukan dan mewujudkan keluarga" target="_blank">keluarga kecil bahagia sejahtera”. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, BKKBN mempunyai tugas dan fungsi untuk melaksanakan pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga" target="_blank">keluarga berencana sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 56 Undang-Undang tersebut di atas. Dalam rangka pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga" target="_blank">keluarga berencana di daerah, pemerintah daerah membentuk Badan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Daerah yang selanjutnya disingkat BKKBD di tingkat provinsi dan kabupaten dan kota yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memiliki hubungan fungsional dengan BKKBN (pasal 54 ayat 1 dan 2).
Peran dan fungsi baru BKKBN diperkuat dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian; Peraturan Kepala BKKBN Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional Provinsi dan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 92/PER/B5/2011 tentang Organisasi Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana, sehingga perlu dilakukan perubahan/penyesuaian terhadap Renstra BKKBN tentang Pembangunan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional Tahun 2010-2014 meliputi penyesuaian untuk beberapa kegiatan prioritas dan indikator kinerjanya.
Pasca Reformasi Kepala BKKBN telah mengalami beberapa pergantian yaitu pada periode Kabinet Persatuan Indonesia, Kepala BKKBN dirangkap oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan yang dijabat oleh Khofifah Indar Parawansa. Setelah itu digantikan oleh Prof. Dr. Yaumil C. Agoes Achir pada tahun 2001 dan meninggal dunia pada akhir 2003 akibat penyakit kanker dan yang kemudian terjadi kekosongan. Pada tanggal 10 November 2003, Kepala Litbangkes Departemen Kesehatan dr. Sumarjati Arjoso, SKM dilantik menjadi Kepala BKKBN oleh Menteri Kesehatan Ahmad Sujudi sampai beliau memasuki masa pensiun pada tahun 2006. Setelah itu digantikan oleh Dr. Sugiri Syarief, MPA yang dilantik sebagai Kepala BKKBN pada tanggal 24 November 2006.
Sebagai tindak lanjut dari UU 52/2009 tentang Perkembangan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan Pembangunan Keluarha Sejahtera, di mana BKKBN kemudian direstrukturisasi menjadi badan kependudukan" target="_blank">kependudukan, bukan lagi badan koordinasi, maka pada tanggal 27 September 2011 Kepala BKKBN, Dr. dr. Sugiri Syarief, MPA akhirnya dilantik sebagai Kepala Badan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana (BKKBN).
Pada tanggal 13 Juni 2013 akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Fasli Jalal sebagai Kepala Badan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Pada 2024 Presiden Prabowo Subianto pada Kabinet Merah Putih membuat nomenklatur kementerian baru dengan nama Kementerian kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan Pembangunan keluarga" target="_blank">Keluarga Indonesia. Menteri yang menjabat akan merangkap jabatan sebagai Kepala Badan kependudukan" target="_blank">Kependudukan dan keluarga" target="_blank">Keluarga Berencana Nasional. Menteri yang pertama menjabat saat masa Prabowo adalah Wihaji.
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Situs resmi
Kata Kunci Pencarian:
Warning: DOMDocument::loadXML(): AttValue: " or ' expected in Entity, line: 2 in /www/wwwroot/5.180.24.3/wp-content/themes/muvipro/search.php on line 363
Warning: DOMDocument::loadXML(): attributes construct error in Entity, line: 2 in /www/wwwroot/5.180.24.3/wp-content/themes/muvipro/search.php on line 363
Warning: DOMDocument::loadXML(): Couldn't find end of Start Tag html line 2 in Entity, line: 2 in /www/wwwroot/5.180.24.3/wp-content/themes/muvipro/search.php on line 363
Warning: DOMDocument::loadXML(): Extra content at the end of the document in Entity, line: 2 in /www/wwwroot/5.180.24.3/wp-content/themes/muvipro/search.php on line 363
Warning: Invalid argument supplied for foreach() in /www/wwwroot/5.180.24.3/wp-content/themes/muvipro/search.php on line 388

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia ...

BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Logo (.PNG ...

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL | Kuncoro G Pambayun ...

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional - DCAT

Daftar Formasi CPNS Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ...

(DOC) Sejarah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Pendataan Keluarga Dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana ...

(PDF) Potret Keluarga di Provinsi DKI Jakarta pada Program Pembangunan ...

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Pengelolaan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan ...

Buku Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Original ...

No.61, 2020 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. Logo Badan ...