Hasil Pencarian:
- C-130 Hercules
- Lockheed AC-130
- 130-an
- Yakovlev Yak-130
- Lockheed Martin KC-130
- Lockheed WC-130
- Lockheed EC-130
- Lockheed DC-130
- 130mm AK-130
- Lockheed HC-130
- PZL-130 Orlik
- 130 departemen Kekaisaran Prancis Pertama
- 130 mood: TRBL
- Papirus 130
- Lockheed MC-130
- Gulat pada Pesta Olahraga Asia 2018 – 130 kg gaya Yunani-Romawi putra
- AGM-130
- Lockheed LC-130
- Sukhoi Superjet 130
- 130 (angka)
Artikel: C-130 Hercules
Pesawat di Indonesia
Indonesia pertama kali menerima 10 pesawat C-130 dari pemerintah Amerika Serikat sebagai penukar tawanan pilot CIA Allen Pope yang terlibat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi pada tahun 1958. Pada tahun 1975, Indonesia menerima 3 C-130B. Pada tahun 1980-an, di bawah program untuk meningkatkan kemampuan angkatan udara Indonesia, 3 buah C-130H, 7 C-130HS (long body), 1 C-130 MP (patroli maritim), 1 L-100-30 (untuk keperluan sipil), dan enam L-100-30s yang dioperasikan oleh PT Merpati dan Pelita Air untuk keperluan transmigrasi. TNI AU juga mengoperasikan 2 KC-130 (versi air refuelling C-130) untuk keperluan pengisian bahan bakar di udara (sampai hari ini masih beroperasi). Pada tahun 1999, Senat Amerika Serikat mengeluarkan larangan penjualan senjata dan pembekuan hubungan militer dengan Indonesia, yang berkaitan dengan krisis Timor-Timur. Ini menyebabkan 17 pesawat C-130 tidak layak terbang karena tidak adanya suku cadang. Pada tanggal 20 September 2000, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dan Menteri Pertahanan Mahfud berbicara dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat William Cohen pada pertemuan awal September, pemerintah Amerika Serikat menyatakan akan mengizinkan eksport suku cadang ke Indonesia. Tetapi sampai bertahun-tahun import suku cadang dari Amerika Serikat tidak pernah dijalankan dan TNI kemudian mengimport suku cadang dari negara lain. Senat Amerika Serikat tetap menyatakan pelarangan penjualan senjata ke Indonesia, tetapi memberi presiden Amerika Serikat hak perkecualian. Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan bahwa sekitar 70% budget militer Indonesia pada tahun 2009 akan dipergunakan untuk membeli pesawat C-130. Dari 24 pesawat, hanya 6 yang masih layak terbang. Sementara itu pemerintah Amerika Serikat dan Australia berjanji akan memberi bantuan pembelian 6 buah Hercules tipe E dan J. Namun, Indonesia kemungkinan lebih tertarik membeli tipe J (C-130J Super Hercules) yang memiliki kemampuan angkut yang lebih tinggi dan mesin yang lebih efisien.Versi sipil
Versi sipil dari C-130 Hercules adalah Lockheed L-100 Hercules. Merpati Nusantara Airlines tercatat pernah mengoperasikan pesawat jenis L-100-30, perbedaan utama dengan versi militer adalah mesin yang lebih lemah, jendela yang lebih banyak, dan dihilangkannya pintu besar di belakang badan pesawat. Dikemudian hari L-100 Merpati dihibahkan kepada TNI-AU untuk melengkapi armada Hercules di skadron udara 17 dan 31 yang berkedudukan di Halim, Jakarta. Selain Indonesia, beberapa negara juga menggunakan versi sipil dari Hercules ini, bahkan beberapa negara seperti Aljazair, Kuwait dan Gabon, menggunakan L-100 untuk kepentingan militer mereka. Total hanya 114 L-100 yang terjual, produksi terakhir terjadi pada tahun 1992. ikemudian hari L-100 dikembangkan menjadi L-100J yang ekuivalen dengan C-130J lengkap dengan mesin turboprop canggih Rolls-Royce (Allison) AE-2100D3, baling-baling enam bilah, dan EFIS dua kru, tetapi program ini dibatalkan pada tahun 2000 karena Lockheed ingin fokus di versi militer saja.= Varian L-100
= L-100 (sekelas C-130E) L-100-20 (badan pesawat diperpanjang 8,3 kaki) L-100-30 (badan pesawat diperpanjang 15 kaki, merupakan versi terlaris) L-100-40 (dibatalkan) LM-100J (versi sipil dari C-130J)Kejadian yang melibatkan C-130 Hercules
Atas pembebasan pilot Allen Pope Presiden RI Soekarno ditawari Presiden AS John F. Kennedy hadiah. Sebagai hadiahnya Soekarno meminta untuk ditunjukan wujud pesawat Hercules yang masih baru pada saat itu. Alhasil Indonesia menjadi pengguna pertama C130 B di luar AS pada 1960. Kesepuluh pesawat C130B (termasuk dua varian tanker KC 130B) ini menjadi embrio lahirnya Skadron Angkut Berat Jarak Jauh TNI AU. Pendaratan Hercules pertama dikapal induk (KC-130F/Tanker) terjadi pada tanggal 30 Oktober 1963. Di Kapal Induk USS Forrestal (CVA-59). Diawaki oleh Letnan James H. Flatey III, LtCdr. WW Stovall, ADR-1 EF Brennan dan test pilot Lockheed Ted Limmer, Jr. Pada 17 Agustus 1988 Muhammad Zia-ul-Haq, Presiden Pakistan sejak 1978, tewas, ketika C-130 yang dia tumpangi jatuh setelah lepas landas. Duta Besar dan Jenderal Amerika Serikat pada waktu itu juga turut meninggal, bersama dengan orang lainnya yang berada dalam pesawat tersebut. Banyak pihak yang menduga bahwa kecelakaan ini adalah tindakan pembunuhan (disengaja dan direncanakan). Pada tanggal 5 Oktober 1991, pesawat C-130 Hercules TNI AU jatuh di daerah Condet, Jakarta Timur, menewaskan 133 prajurit Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan 2 warga sipil. Tragedi di Condet ini terjadi disaat diselenggarakan Perayaan HUT ABRI ke 46. Ketika Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat pada tahun 1988, jenazahnya diterbangkan dari Washington DC, Amerika Serikat ke Indonesia dengan menggunakan pesawat C-130 Hercules. Pada tanggal 20 Mei 2009, pesawat C-130 Hercules TNI AU jatuh di desa Nggeplak, Kecamatan Karas, Magetan, Jawa Timur. Pada tanggal 30 Juni 2015 pukul 11.50 WIB, pesawat C-130 Hercules TNI AU dengan registrasi A-1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo. Pesawat tersebut dipiloti oleh Kapten Pnb Sandy Permana. Insiden tersebut mengakibatkan tewasnya penumpang hingga 100 orang lebih. 18 Desember 2016, pesawat Hercules TNI jatuh saat terbang dari Timika menuju Wamena. Hilang kontak pukul 06.09 WIT. Pukul 08.40 ditemukan lokasi jatuhnya. 12 orang prajurit beserta awaknya tewas.Negara pengguna
Spesifikasi (C-130H)
Data dari USAF C-130 Hercules fact sheet, International Directory of Military Aircraft, Complete Encyclopedia of World Aircraft, Encyclopedia of Modern Military AircraftCiri-ciri umum Kru: 5: (dua pilot, navigator, mekanik penerbangan, dan ahli muatan (loadmaster)) Kapasitas: 92 penumpang atau 64 pasukan terjun payung 'atau 74 alat pengangkut pasien (litter patients) dengan 2 tenaga kesehatan atau 6 pallets or 2–3 High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle (HMMWV) or 1 M113 pengangkut personel lapis baja (armored personnel carrier) Daya muat: 45,000 lb Panjang: 97 ft 9 in Rentang sayap: 132 ft 7 in Tinggi: 38 ft 3 in Luas sayap: 1,745 ft² Berat kosong: 75,800 lb Berat berguna: 72,000 lb Berat maksimum saat lepas landas: 155,000 lb Mesin: 4 × Allison T56-A-15 turboprops, 4,590 shp (3,430 kW) masing-masing Kinerja Laju maksimum: 320 knot (366 mph, 592 km/h) pada 20,000 ft (6,060 m) Laju jelajah: 292 kn (336 mph, 540 km/h) Jangkauan: 2,050 nmi Langit-langit batas: 23,000 ft Laju tanjak: 1,830 ft/min Takeoff distance: 3,586 ft (1,093 m) at 155,000 lb (70,300 kg) max gross weight; 1,400 ft (427 m) at 80,000 lb (36,300 kg) gross weightAlbum
C-130 HerculesReferensi
Pranala luar
Fatal Coast Guard Crashes Navy.mil - Standard Aircraft Characteristics: C-130G Diarsipkan 2005-09-06 di Wayback Machine. C-130 Hercules USAF fact sheet C-130 U.S. Navy fact file Diarsipkan 2005-05-27 di Wayback Machine. and C-130 history page on Navy.mil Diarsipkan 2010-11-24 di Wayback Machine. C-130 page on Globalsecurity.org C-130 Hercules page on AviaMil.net Diarsipkan 2009-11-07 di Wayback Machine. C-130Hercules.net site C-130 systems on heyeng.com C-130 page on amcmuseum.org Diarsipkan 2008-09-24 di Wayback Machine. C-130 takes off and lands on a Carrier USS Forrestal di YouTube Film pendek STAFF FILM REPORT 66-12A (1966) tersedia untuk diunduh secara gratis di the Internet Archive [selebihnya] C-130J Hercules Tactical Transport Aircraft USA ImagesMurder on the Orient Express (1974)
Haunting of the Queen Mary (2023)
Blue Beetle (2023)
No More Posts Available.
No more pages to load.