- Source: Abdullah bin al-Mubarak
Abdullah bin al-Mubarak atau Ibnul Mubarak, yang diberi gelar (bahasa Arab: كنية) Abu Abdirrahman, lahir di Marwa pada tahun 118 H. dan wafat di bulan Ramadhan, saat kembali dari medan perang pada 181 H. dalam umur 63 tahun, atau yang bertepatan dengan tahun 736 – 797 M. Dia adalah seorang ahli fikih, ahli hadits, punya sikap wara’ atau hati-hati, tepercaya (bahasa Arab: ثبت) dalam bidang hadits, zuhud, suka berjihad (bahasa Arab: مجاهد), sangat alim (bahasa Arab: العلامة), pemberani, dermawan, ahli sejarah, dan lain-lain.
Pendidikan
= Perjalanan Intelektual
=Adz-Dzahabi menuturkan, bahwa Ibnul Mubarak mulai menuntut ilmu sejak umur 20 tahun di daerahnya, Marwa, dan kemudian, pada tahun 141 H. melanjutkan perjalanannya ke wilayah lain dan berguru kepada para tabi'in yang dijumpainya. Seluruh hidupnya, selain dihabiskan untuk menuntut ilmu, juga digunakan untuk berjihad, berniaga, menafkahkan hartanya dan pergi haji. Beberapa wilayah Islam yang pernah dikunjunginya dalam rangka menuntut ilmu, antara lain: Yaman, Mesir, Syiria, Bashrah, dan Kufah; dia juga meriwayatkan dari para para gurunya, baik yang sudah senior maupun yang yunior.
= Guru dan Murid
=Abdullah ibnul Mubarak berguru kepada banyak ulama besar dan terkenal di masanya, antara lain; dalam bidang ilmu hadits): berguru kepada Sulaiman At-Taimi, Ashim Al-Ahwal, Hisyam bin Urwah, Ismail bin Abi Khalid, Musa bin Uqbah, Al-Auza'i, Imam Malik, Sufyan Ats-Tsauri, dan lain-lain; dalam bidang fikih berguru kepada Imam Abu Hanifah dan yang lain; dalam bidang ilmu Qira'at berguru kepada Abu Amr bin Al-Ala', dan lain-lain. Sedangkan ulama-ulama besar yang pernah menjadi muridnya, antara lain: Ma'mar, Ibnul Qaththan, Ibnu Ma'in, Ibnu Abi Syaibah, Ahmad bin Mani', Muslim bin Ibrahim, Abdan, dan lain-lain.
= Pujian ulama
=Ada sebuah tanya jawab yang dilakukan 'Atha' bin Muslim dan 'Ubaid bin Jannad Abu Said, yakni seperti ini yang diriwayatkan oleh Abu Nuaim al-Ashbahani dlm "Hilyatul-Auliya' wa Thabaqatul-Ashfiya'" (8/162):
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ اللهِ , ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ , قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ , يَقُولُ: سَمِعْتُ عُبَيْدَ بْنَ جَنَّادٍ أَبُو سَعِيدٍ , قَالَ: قَالَ لِي عَطَاءُ بْنُ مُسْلِمٍ: " يَا عُبَيْدُ رَأَيْتَ عَبْدَ اللهِ بْنَ الْمُبَارَكِ , قُلْتُ: نَعَمْ , قَالَ: مَا رَأَيْتَ مِثْلَهُ , وَلَا تَرَى مِثْلَهُ "
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Abdullah, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq, dia berkata, "Saya mendengar Abu Yahya bin Abdurrahim, dia berkata, "Saya mendengar 'Ubaid bin Jannad Abu Sa'id, dia berkata, Atha' bin Muslim berkata kepadaku, 'Wahai 'Ubaid, apa engkau ada melihat Abdullah ibnul Mubarak?' Saya menjawab, 'Ya.' Dia berkata (lagi), 'Aku tidak melihat seseorangpun yang mirip seperti dirinya, dan kaupun tak pernah melihat orang (sehebat) seperti dirinya.'"
Karya-karya
Abdullah ibnul Mubarak, terkenal pula dengan pribadi yang produktif; beberapa karyanya berbagai bidang keilmuan, antara lain:
Tafsirul Qur'an;
As-Sunan fil Fiqh;
Kitabut Tarikh;
Kitabuz Zuhd;
Kitabul Birri wash Shilah;
Riqa'ul Fatawa;
Ar-Raqa'iq'; dan,
Arba'in fil Hadits.
Kata-kata Mutiara Abdullah ibnul Mubarak
"Awal dari sebuah ilmu adalah niat, kemudian memperhatikan, kemudian memahami, kemudian mengamalkan, kemudian menjaga, kemudian menyebarluaskan."
"Orang yang cerdas tidak akan merasa aman dari 4 hal: pertama, terkait dosa yang pernah dilakukan, dia tidak tahu apakah yang akan Allah perbuat atasnya; kedua, umur yang tersisa, dia tidak tahu mengenai hal yang akan membuatnya celaka; ketiga, keutamaan yang Allah berikan kepada seorang hamba, dia tidak tahu bahwa sebenarya ia adalah sebuah tipuan dan istidraj; keempat, kesesatan yang tampak sebagai petunjuk termasuk ketergelinciran hati sehingga agama seseorang menjadi rusak tanpa sadar."
"Kami mencari ilmu untuk mendaaptkan dunia; sedangkan ilmu menuntun kita untuk meninggalkannya (dunia)."
"Orang yang bakhil terhadap ilmu, akan diuji dengan tiga perkara: pertama, kematian sehingga menyebabkan ilmunya hilang; kedua, menjadi lupa; ketiga, dekat dengan penguasa, sehingga ilmunya menjadi lenyap."
"Abdullah (yakni ibnul Mubarak) ditanya, "Wara' manakah yang terberat itu?" Dia (Abdullah) menjawab, "(Bersikap wara' dalam) lisan"."
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Abdullah bin al-Mubarak
- Muhammad bin Abdul Wahhab
- Salman dari Arab Saudi
- Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
- Abdullah dari Arab Saudi
- Muhammad bin Ismail al-Bukhari
- Ahmad bin Hanbal
- Malik bin Anas
- Muhammad bin Zayid Al Nahyan
- Sufyan bin Uyainah
- Abdul Rahman bin Faisal Al Saud (1850–1928)
- Abdullah bin Zayed Al Nahyan
- Abdullah II of Jordan
- Al-Fatiha
- Fatima bint Mubarak Al Ketbi
- Al-Arabi SC (Qatar)
- House of Thani
- Mansour bin Zayed Al Nahyan
- Abdullah bin Hamad bin Isa Al Khalifa
- Ibn Saud