Aktualisasi diri, pengutaraan
diri, atau penghakikian
diri adalah keinginan seseorang untuk menggunakan semua kemampuan dirinya untuk mencapai apapun yang mereka inginkan.
Kebutuhan
Aktualisasi diri merupakan suatu kebutuhan manusia untuk pengembangan
diri. Kebutuhan
Aktualisasi diri bersifat intrapersonal dan interpersonal.
Teori
Abraham Maslow dalam bukunya yang berjudul Hierarki Kebutuhan menggunakan istilah
Aktualisasi diri sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow menemukan bahwa tanpa memandang asal-usul suku seseorang, setiap manusia mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam kehidupannya masing-masing. Kebutuhan tersebut meliputi:
Kebutuhan fisiologis, meliputi kebutuhan pangan, pakaian, dan tempat tinggal maupun kebutuhan biologis.
Kebutuhan keamanan dan keselamatan, meliputi kebutuhan keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam.
Kebutuhan rasa memiliki sosial dan kasih sayang, meliputi kebutuhan terhadap persahabatan, berkeluarga, berkelompok, dan interaksi.
Kebutuhan terhadap penghargaan, meliputi kebutuhan harga
diri, status, martabat, kehormatan, dan penghargaan dari pihak lain.
Kebutuhan
Aktualisasi diri, meliputi kebutuhan memenuhi keberadaan
diri dengan memaksimumkan penggunaaan kemampuan dan potensi
diri.
Selain itu, Ericson membuat teori psikososial yang merepresentasikan dikotomi antara kepercayaan dan ketidak-percayaan, dan otonomi versus malu dan ragu, sebagai contohnya. Dalam terma tahap akhir perkembangan menurut Ericson, "integritas ego versus keputus-asaan" adalah resolusi yang berhasil pada tahap ini sesuai dengan perasaan tentang makna hidup.
Penerapan
= Kesetaraan gender
=
Aktualisasi diri pada perempuan dapat terjadi pada masyarakat yang bersifat patriarki dan kapitalisme yang berubah menjadi masyarakat egaliter. Pada masyarakat egaliter, terdapat harapan dan peluang kesetaraan bagi perempuan tanpa diskriminasi.
Referensi