- Source: Al-Khazneh
Al-Khazneh ("Ruang Harta"; bahasa Arab: الخزنة) adalah salah satu kuil termegah di Kota Petra peninggalan Kerajaan Nabatea. Seperti kebanyakan bangunan di kawasan Petra, Al-Khazneh juga dibangun dengan memahat ke dalam sebuah tebing. Al-Khazneh dibangun oleh bangsa Arab kuno yaitu Nabath di masa Yunani dan Romawi klasik dengan pengaruh dari Arsitektur Yunani kuno. Bangunan ini menjadi destinasi wisata penting di Yordania.
Sejarah
Al-Khazneh pada awalnya dibangun sebagai sebuah mausoleum dan ruang penyimpanan pada awal abad pertama Masehi selama masa pemerintahan Aretas IV Philopatris. Namanya sebagai sebuah Ruang Harta berasal dari sebuah legenda bahwa para penyamun atau bajak laut menyembunyikan harta jarahan mereka di dalam sebuah wadah batu yang berada tinggi di lantai dua bangunan. Kerusakan pada wadah tersebut dapat terlihat yang disebabkan oleh tembakan peluru. Masyarakat Badui lokal diyakini sebagai penyebab dari kerusakan tersebut pada awal abad ke-20 dengan harapan agar wadah tersebut terbuka dan harta yang tersimpan di dalamnya keluar. Akan tetapi, wadah tersebut hanyalah sebuah dekorasi dari relief bangunan dan terbuat dari batu pasir yang padat. Legenda lainnya menyebutkan bahwa Al-Khazneh difungsikan sebagai sebuah kantor keuangan atau perbendaharaan di masa Firaun Mesir pada zaman Musa (Khaznet Far'oun).
Banyak dari bagian pahatan bangunan telah terkikis dan tererosi selama 2000 tahun keberadaannya. Pahatan dan relief tersebut diyakini sebagai makhluk-makhluk mitologi yang memiliki kaitan dengan alam akhirat. Di bagian atas, terdapat empat elang yang akan membawa nyawa manusia. Terdapat pula orang Amazon yang sedang menari dengan memegang kapak ganda. Bagian pintu masuk dihiasi dengan patung saudara kembar Castor dan Pollux yang hidup di Olympus dan dunia bawah.
Pariwisata
Pada tahun 1812, kota Petra dan Al-Khazneh ditemukan oleh penjelajah Swiss Johann Ludwig Burckhardt. Ketika negara-negara Barat berlanjut untuk mengkolonisasi Timur Tengah, pariwisata di wilayah Petra menjadi semakin ramai dan pada dekade 1920-an, sebuah hotel kecil telah berdiri di dekat Petra. Meskipun Petra tidak sebesar dan sepopuler kota lainnnya seperti Kairo, pariwisata mulai mengubah keadaan ekonomi dan sosial dari masyarakat Badui lokal. Pariwisata kini menjadi sumber utama pemasukan negara Yordania. Hotel, toko cinderamata, restoran, dan usaha penyewaan kuda kini tersedia hanya di kawasan pariwisata Petra.
Situs Petra itu sendiri meskipun begitu mengalami ancaman dari aktivitas wisata yang meningkat. Kelembapan udara dari kerumunan orang yang mengunjungi Petra dapat menyebabkan kerusakan terhadap batu pasirnya yang kering. Bercak putih telah dilaporkan muncul di dinding dan tiang akibat dari endapan asam stearat dari tangan-tangan turis yang menempel. Permukaan dinding dari bangunan Al-Khazneh telah terkikis sebanyak 40mm selama kurang dari 10 tahun akibat sentuhan atau gosokan pengunjung.
Budaya populer
Al-Khazneh telah menjadi latar bagi beberapa film Hollywood seperti Indiana Jones and the Last Crusade dengan bagian depannya digunakan untuk menggambarkan pintu masuk menuju tempat disimpannya Piala Suci di dekat Hatay. Al-Khazneh juga digambarkan dalam The Red Sea Sharks karya Hergé dalam serial Adventures of Tintin dan film Sinbad and the Eye of the Tiger.
Lihat pula
Ad-Deir
Petra
Siq
Referensi
Pranala luar
"Solving the Enigma of Petra and the Nabataeans" Biblical Archaeology Review
110 lebih gambar disertai rincian
Kata Kunci Pencarian:
- Al-Khazneh
- Petra
- Siq
- Anastilosis
- Kerajaan Nabath
- Kiš
- Al-Khazneh
- Petra
- Jordan
- The Amazing Race 34
- Siq
- Jordanian dinar
- Corinthian order
- Ed-Deir, Petra
- Mausoleum
- Anastylosis