Arsitektur Bali Aga mengacu kepada
Arsitektur dari suku
Bali Aga, suku
Bali pegunungan, Indonesia. Dibandingkan dengan suku
Bali dataran rendah, isolasi relatif suku
Bali Aga berarti bahwa mereka lebih sedikit dipengaruhi oleh tradisi Hindu-Buddhis. Sejarah terpisah ini dapat dilihat dalam
Arsitektur kedaerahan
Bali Aga yang menunjukkan lebih banyak kemiripan dengan tradisi Austronesia yang sama dengan banyak suku-suku Indonesia di seluruh nusantara.
Tata letak desa
Tata letak desa-desa
Bali Aga sama seperti dengan desa-desa orang
Bali dataran rendah. Desa-desa ditata dalam kaitannya dengan poros gunung-laut kaja ("menghadap gunung") dan poros kelod ("menghadap laut"), dan jalur "pergerakan" matahari dari kangin (di mana matahari terbit, Timur) dan kauh (di mana matahari terbenam, Barat). Kompleks rumah ditata dalam sebuah poros kaja-kelod, menghadapa sebuah jalan yang besar. Setiap kompleks rumah (disebut banjaran atau pekarangan) dikelilingi oleh tembok atau pagar yang terbuat dari tanah. Kompleks-kompleks rumah ini berisi rumah-rumah milik sebuah keluarga besar.
Jantung sebuah desa
Bali Aga adalah rumah panjang penduduk yang disebut bale lantang (juga bale agung ("balai besar") atau bale banjar ("balai desa")), sebuah bangunan dewan suci rumah. Struktur ini dibangun di atas fondasi batu bata dan berorientasi secara longitudinal pada poros menanjak-menurun. Pertemuan dewan desa diadakan di sebuah bale lantang, yang berlangsung setiap bulan baru dan purnama. Kepala rumah tangga berkumpul dan mengambil tempat mereka di dalam bale lantang sesuai urutan status sosial yang ketat, yang mengharuskan mereka untuk duduk dalam dua baris paralel sesuai urutan senioritas mereka. Anggota paling senior selalu berada di ujung menanjak (kaja) pada sisi kangin (matahari terbit).
Desa-desa
Bali Aga dapat ditemukan di seluruh pegunungan di sekitar Kintamani di
Bali bagian tengah. Di antara desa
Bali Aga yang paling terkenal adalah Tenganan di Kabupaten Karangasem.
Referensi
Kutipan karya