Atas Nama Cinta (buku puisi esai) adalah buku puisi esai yang dibuat oleh Denny Januar Ali dan diterbitkan pada bulan Maret tahun 2012 baik dalam versi buku cetak maupun versi web. Buku ini terdiri
Atas lima puisi berbabak yang panjang dan mengandung konflik yang membahas isu-isu tentang dinamika sosial kontemporer yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat Indonesia. Pada awal kemunculannya, buku ini telah memunculkan satu genre sastra baru Indonesia yaitu puisi esai dan cukup diapresiasi oleh para tokoh sastra Indonesia. Para seniman sastra juga turut mengadaptasi buku ini menjadi beberapa macam bentuk seni dan sastra. Selain itu, tanggapan juga diberikan oleh para pembaca dari dunia maya.
Pengarang
Denny Januar Ali adalah penulis buku puisi esai
Atas Nama Cinta. Denny menerbitkan buku ini pada bulan Maret tahun 2012. Buku ini diterbitkan dalam versi cetak maupun versi web. Buku ini merupakan karya pertama yang dibuat oleh Denny sejak ia berhenti dari dunia tulis menulis. Dalam buku ini, tergambar dengan jelas semangat Denny untuk memberikan sesuatu yang baru dan juga membagikan pengalaman hidupnya, aktivismenya dan juga komitmennya.
Gagasan Utama
Diskriminasi sosial dengan nasib para korbannya yang menyedihkan menjadi cerita utama dalam buku puisi
Atas Nama Cinta. Buku ini utamanya menggambarkan perlawanan terhadap berbagai bentuk diskriminasi sosial khususnya dalam ranah Indonesia. Lima puisi esai yang ada di dalam buku puisi
Atas Nama Cinta dihubungkan oleh tiga hal, yaitu spirit
Cinta, ikhtiar berjuang, dan diskriminasi. Amanat dari ketiga hal ini, ada yang diberitahukan secara implisit dan secara halus, tetapi ada pula yang disampaikan secara eksplisit dan tersurat. Puisi Esai pertama berjudul Sapu Tangan Fang Yin dengan jelas memberitahukan diskriminasi yang dilakukan terhadap kaum Tionghoa. Diskriminasi akibat perbedaan paham agama diungkapkan pada puisi esai kedua, yaitu Romi dan Yuli dari Cikeusik. Puisi Esai ketiga berjudul Minah Tetap Dipancung, menggambarkan diskriminasi gender. Diskriminasi terhadap homoseks diceritakan dalam puisi esai keempat berjudul
Cinta Terlarang Batman dan Robin. Terakhir, puisi esai berjudul Bunga Kering Perpisahan menggambarkan diskrimani agama. Tokoh utama di dalam setiap puisi esai tersebut diceritakan bernasib tragis dan kalah. Namun dalam pandangan para tokoh, mereka sebenarnya menang dan mengakhiri kisah mereka dengan bahagia. Ini juga memberi pesan bahwa dalam perjuangan nilai, sifat menang dan kalah hanya bersifat sementara. Hal yang lebih utama dalam sebuah kisah adalah inspirasi yang ingin ditularkannya. Dengan demikian, buku
Atas Nama Cinta menceritakan kisah
Cinta yang memberi inspirasi dan makna dengan mengusung isu diskriminasi.
Isi
Di dalam buku puisi esai
Atas Nama Cinta terdapat lima puisi esai. Puisi esai pertama berjudul “Sapu Tangan Fang Yin”, mengungkapkan secara dramatis kisah tragedi Mei 1998 yang menimpa kaum minoritas Tionghoa. Puisi esai kedua berjudul “Romi dan Yuli dari Cikeusik”, yang mengungkapkan diskriminasi paham agama yang mengaitkan Ahmadiyah. Puisi esai ketiga berjudul “Minah Tetap Dipancung”, yang mengungkapkan secara tragis bencana yang menimpa Tenaga Kerja Wanita. Puisi esai keempat berjudul “
Cinta Terlarang Batman dan Robin”, yang mengungkapkan tentang diksriminasi terhadap kaum homoseks dengan pelarangan perkawinan sejenis. Puisi esai kelima berjudul “Bunga Kering Perpisahan”, mengungkapkan diskriminasi akibat perbedaan agama.
= Puisi esai 1: Sapu Tangan Fang Yin
=
Tokoh utama dalam puisi esai ini adalah Fang Yin. Puisi esai ini menerapkan jalan cerita yang melingkar yang ditandai dengan terjadinya perubahan watak tokoh Fang Yin. Fang Yin dikisahkan sebagai korban pemerkosaan yang ditinggalkan oleh kekasihnya. Fang Yin digambarkan sebagai seorang gadis muda yang bertubuh segar dan bermata sipit serta berkulit bersih. Namun kehormatannya dirusak oleh para bajingan yang memperkosanya dengan kejam dan merenggut kesuciannya yang telah lama ia pelihara. Setelah mengungsi ke Amerika dan hidup di sana selama 13 tahun, Fang Yin ingin kembali ke Indonesia. Awalnya Fang Yin memendam kebencian yang mendalam terhadap Indonesia yang telah membuatnya kecewa, menderita, dan terhina. Namun setelah 13 tahun lamanya menetap di Amerika, Fang Yin hendak kembali ke Indonesia. Ia tidak hanya ingin memulihkan tubuh dan jiwanya sendiri, tetapi juga berikhtiar untuk memulihkan kembali rasa
Cinta terhadap tanah air Indonesia.
= Puisi esai 2: Romi dan Yuli dari Cikeusik
=
Puisi esai ini mengisahkan dua orang tokoh utama yaitu Romi dan Yuli. Keduanya adalah sepasang kekasih yang saing mencintai, tetapi mengalami diskriminasi akibat perbedaan paham agama. Hal ini terjadi akibat konflik antara Muslim garis keras dan pengikut Ahmadiyah. Pada akhirnya, orangtua Yuli membolehkan Yuli menikah dengan Romi. Namun, sebelum mencapai tujuannya, Yuli telah meninggal dunia terlebih dahulu.
= Puisi esai 3: Minah Tetap Dipancung
=
Puisi esai ini mengisahkan tokoh utama bernama Minah. Minah adalah seorang perempuan yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Arab Saudi. Ketidakpahamannya akan budaya telah membuatnya tertimpa kezaliman oleh majikannya. Minah diperkosa terus-menerus. Minah berusaha melawan hingga akhirnya majikannya terbunuh. Pada akhirnya, diskriminasi tetap terjadi dan Minah dihukum pancung.
= Puisi esai 4: Cinta Terlarang Batman dan Robin
=
Puisi esai ini mengisahkan tentang
Cinta homoseks antara Amir (Robin) dan Bambang (Batman). Amir menyadari bahwa
Cinta mereka terlarang. Amir berusaha mencintai perempuan dan
Atas saran ibunya, Amir menikahi Rini. Sesudah menikah, Amir tetap tidak dapat mencintai perempuan, Ia tetap mencintai lelaki. Namun hal ini tidak disampaikan kepada ibunya. Dia tetap menjaga rahasia bahwa dirinya seorang homoseks, bahkan sampai ibunya meninggal.
= Puisi esai 5: Bunga Kering Perpisahan
=
Puisi esai ini menceritakan dua tokoh utama yang saling mencintai, yakni Albert dan Dewi. Namun
Cinta mereka dihalangi oleh perbedaan agama yang dianut keduanya. Albert seorang Kristen sedangkan Dewi seorang Muslimah. Orang tua Dewi tidak merestui hubungan mereka berdua dan Dewi dinikahkan dengan Joko. Setelah sepuluh tahun berumah tangga, Joko meninggal dunia dan Dewi masih belum dapat mencintainya. Dewi tetap mencintai Albert, namun ternyata Albert juga telah lama meninggal dunia.
Tanggapan
Terbitnya buku puisi esai
Atas Nama Cinta menimbulkan permasalahan kebudayaan terhadap dunia sastra Indonesia. Ini dikarenakan buku ini juga menghadirkan puisi esai yang merupakan genre baru dalam dunia sastra Indonesia. Namun pada awal kemunculannya, tiga tokoh sastra senior Indonesia telah mengapresiasinya dengan penuh penghargaan yang tertulis pada bagian epilog dari buku tersebut. Ketiga tokoh tersebut yakni Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, dan Ignas Kleden. Sapardi mengungkapkan bahwa Denny Januar Ali telah menciptakan dan menawarkan puisi esai sebagai suatu cara penulisan baru yang berguna bagi perkembangan puisi di Indonesia. Selanjutnya, Sutardji menganggap puisi esai sebagai puisi pintar yang memuat data, fakta, dan argumentasi yang membuat pembacanya menjadi pintar. Sedangkan Ignas berpendapat bahwa percobaan Denny yang menyimpang dari kebiasaan layak untuk diapresiasi.
Apresiasi terhadap buku esai
Atas Nama Cinta juga ditunjukkan oleh para seniman sastra. Hanung Bramantyo melakukan adaptasi terhadap semua puisi esai yang ada di dalam buku puisi
Atas Nama Cinta menjadi lima film pendek. Pengadaptasian ke dalam bentuk pembacaan puisi dilakukan oleh Putu Wijaya. Sedangkan puisi esai Sapu Tangan Fang Yin telah diadaptasi oleh Indra Trenggono dan Isti Nugroho menjadi drama teater. Tanggapan juga datang dari pembaca dari dunia maya. Setelah sebulan sejak perilisannya, buku puisi esai
Atas Nama Cinta telah dibaca oleh sekurangnya satu juta pembaca. Dalam sejarah buku puisi hal ini belum pernah terjadi. Sebagian pembaca jua tidak sekadar membaca, mereka juga turut berkomentar.
Rujukan
Daftar Pustaka
Denny J.A. (2012).
Atas Nama Cinta: Sebuah Puisi Esai. Jakarta Selatan: Renebook Project. ISBN 978-602-19153-2-5.
Denny J.A.; et al. (2017). Memotret Batin dan Isu Sosial Melalui Puisi Esai. Jakarta Selatan: Inspirasi.co Book Project (PT Cerah Budaya Indonesia). Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link)
Gaus, Ahmad (2018). Pergolakan Puisi Esai: Membawa Puisi Kembali ke Masyarakat. Tangerang Selatan: Inspirasi.co Book Project.
Jurnal Sajak (2013). Puisi Esai: Kemungkinan Baru Puisi Indonesia. Depok: PT Jurnal Sajak Indonesia. ISBN 978-602-17438-2-9.
Narudin (2017). Membawa Puisi ke Tengah Gelanggang: Jejak dan Karya Denny JA. Jakarta Selatan: Inspirasi.co Book Project (PT Cerah Budaya Indonesia).