Audre Lorde atau dikenal juga dengan nama Audrey Geraldine
Lorde lahir pada 18 Februari 1934. Ia merupakan seorang penulis, feminis, pustakawan dan penyair. Sebagai seorang penyair, ia terkenal dalam penguasaan teknis dan ekspresi yang emosional. Puisi-puisinya banyak mengekspresikan tentang kemarahan dan kekejaman yang terjadi pada masyarakat sipil serta ketidakadilan sosial berdasarkan apa yang terjadi di sekelilingnya. Sebagian besar puisi dan prosanya juga membahas isu-isu yang berkaitan dengan hak-hak sipil, feminisme, dan eksplorasi atas identitas perempuan berkulit hitam.
Dalam kaitannya dengan feminisme non-interseksi di Amerika Serikat,
Lorde pernah mengatakan, "Orang-orang yang berdiri di luar lingkaran masyarakat adalah definisi dari diterimanya kaum wanita; Mereka yang telah ditempa dari percobaan perbedaan -- mereka yang miskin, yang lesbian, yang hitam, yang lebih tua -- tahu bahwa bertahan hidup bukanlah kemampuan akademik. Hal itu mempelajari tentang bagaimana mengambil perbedaan-perbedaan dan membuat mereka kuat. Untuk menjadi alat yang tidak akan pernah membongkar rumah tuannya. Mereka membolehkan kita untuk sementara waktu mengalahkan tuan di permainan sendiri, tetapi mereka tidak akan pernah dapat membawa perubahan yang sejati. Dan fakta ini hanya mengancam pada wanita-wanita yang masih mendefinisikan rumah adalah sebagai satu-satunya sumber dukungan."
Kehidupan awal
Lorde lahir di New York City. Ia merupakan imigran Karibia, tepatnya dari Barbados dan Carriacou dari pasangan Frederick Byron
Lorde (dikenal sebagai Byron) dan Linda Gertrude Belmar
Lorde, yang menetap di Harlem. Ibu
Lorde adalah seorang blasteran. Kulitnya putih dan menjadi sumber kebanggaan bagi keluarganya. Adapun kulit ayah
Lorde lebih gelap seperti keluarga Belmar. Linda menikah dengan Byron karena pesona, ambisi dan ketekunan yang dimilikinya.
Lorde merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Dua kakak perempuannya bernama Phyllis dan Helen. Semasa kecil ia sering mendengar cerita ibunya tentang Hindia Barat. Pada usia empat tahun, dia belajar untuk berbicara dan membaca. Di waktu yang sama ibunya juga mengajarkan dia untuk menulis. Dia menulis puisi pertamanya ketika dia masih duduk di kelas 2 SMP.
Lahir dengan nama Audrey Geraldine
Lorde,
Audre memilih untuk menghilangkan huruf "y" dari nama pertamanya saat masih anak-anak. Seperti yang dijelaskan dalam karyanya 'Zami: A New Spelling of My Name', dia lebih tertarik dengan nama yang memiliki huruf "e" di ujung kedua namanya, "
Audre Lorde" ketimbang ejaan yang orang tuanya berikan.
Sejak muda, hubungan
Lorde hubungan dengan orang tuanya terbilang sulit. Dia jarang menghabiskan waktu dengan ayah dan ibunya karena mereka sibuk dalam melakukan bisnis real estate di lingkungan yang penuh gejolak ekonomi setelah terjadinya Depresi Besar. Ketika dia bertemu dengan orang tuanya, mereka sering tampak dingin atau menjaga jarak. Hubungan
Lorde dengan ibunya yang sulit tertuang dalam puisi-puisinya. Salah satunya adalah "Story Books on a Kitchen Table".
Sebagai seorang anak,
Lorde berusaha melakukan komunikasi lewat puisi. Dia menghapal banyak puisi dan ia menggunakannya untuk berkomunikasi. Jika ditanya bagaimana perasaannya,
Audre akan menjawabnya dengan membacakan sebuah puisi. Sekitar usia dua belas tahun, dia mulai menulis puisi sendiri dan menghubungkan dengan orang lain di sekolahnya yang dianggap sebagai "orang buangan," karena dia merasakan hal yang sama.
Dia menjadi murid Hunter College High School, sebuah sekolah menengah untuk anak-anak berbakat dan lulus pada tahun 1951. Saat masih di Hunter,
Lorde menerbitkan puisi pertamanya dalam majalah Seventeen setelah jurnal sastra di sekolahnya menolaknya karena dianggap tidak pantas. Saat masih di sekolah menengah,
Audre juga berpartisipasi dalam lokakarya puisi yang disponsori oleh Harlem Writers Guild. Kendati demikian ia selalu merasa bahwa ia seperti beberapa orang paria dari Guild. Dia merasa tidak diterima karena dia dianggap "sangat gila dan aneh tapi [mereka pikir] dia akan tumbuh keluar dari itu semua."
Karier
Pada tahun 1954, ia menghabiskan satu tahun sebagai mahasiswa Universitas Nasional Meksiko, masa yang ia gambarkan sebagai waktu untuk melakukan afirmasi dan pembaharuan. Selama waktu tersebut, dia memastikan tentang identitas pribadinya dan kesukaannya terhadap seni sebagai seorang lesbian dan seorang penyair. Sekembalinya ke New York,
Lorde menjadi pelajar di Hunter College dan lulus pada tahun 1959. Di sana ia bekerja sebagai pustakawan, penulis dan menjadi peserta aktif dalam budaya gay di Desa Greenwich. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Columbia dan mendapatkan gelar master dalam ilmu perpustakaan pada tahun 1961. Selama periode ini, dia bekerja sebagai pustakawan di daerah Mount Vernon, New York.
Pada tahun 1968
Lorde menjadi writer-in-residence di Perguruan Tinggi Tougaloo di Mississippi. Saat itu, seperti ketika ia berada di Universitas Nasional Meksiko, merupakan pengalaman formatifnya sebagai seorang seniman. Dia memimpin lokakarya yang diikuti oleh para mahasiswa sarjana berkulit hitam. Sebagian besar dari mereka bersemangat untuk membahas isu-isu hak-hak sipil waktu itu. Melalui interaksi dengan murid-muridnya,
Lorde menguatkan kembali tentang keinginannya, tidak hanya hidup sebagai orang dengan identitas "gila dan aneh" tetapi juga untuk mencurahkan perhatiannya pada bidang-bidang yang sesuai keahliannya sebagai seorang penyair. Buku puisinya yang berjudul "Cables to Rage" ditulis berdasarkan pengalamannya di Tougaloo.
Pada tahun 1977,
Lorde menjadi anggota dari Women's Instititue for Freedom of the Press (WIFP). WIFP adalah organisasi penerbitan nonprofit Amerika. Organisasi ini bekerja dalam meningkatkan komunikasi antara wanita dan menghubungkannya kepada masyarakat dengan media berbasis perempuan.
Lorde mengajar di Departemen Pendidikan di Perguruan Tinggi Lehman dari tahun 1969 hingga 1970. Ia kemudian menjabat sebagai profesor Bahasa Inggris di John Jay College of Criminal Justice (bagian dari Universitas New York) dari tahun 1970 sampai tahun 1981. Di sana, dia berjuang untuk menciptakan jurusan studi hitam. Pada tahun 1981, dia pergi untuk mengajar di almamaternya, Hunter College (juga CUNY).
Pada tahun 1981,
Lorde menjadi salah satu pendiri dari Koalisi Perempuan dari St. Croix, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk membantu wanita yang selamat dari pelecehan seksual dan kekerasan pasangan intim (Intimate Partner Violence atau IPV). Pada akhir 1980-an, ia juga membantu mendirikan Sisterhood in Support of Sisters (SISA) di Afrika Selatan untuk kepentingan perempuan kulit hitam yang terkena dampak apartheid dan bentuk-bentuk lain dari ketidakadilan.
= Tahun-tahun di Berlin
=
Pada tahun 1984,
Audre Lorde diundang oleh dosen di Universitas Bebas Berlin, Dagmar Schultz. Mereka berdua pernah bertemu sebelumnya di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Konferensi Wanita Sedunia yang diselenggarakan di Kopenhagen, Denmark pada tahun 1980. Saat
Lorde berada di Jerman, ia membuat dampak yang signifikan pada wanita yang ada di sana dan ia merupakan bagian besar dari gerakan Afro-Jerman. Istilah Afro-jerman diciptakan oleh
Lorde dan beberapa perempuan Jerman berkulit hitam sebagaimana istilah Afrika-Amerika. Selama dia melakukan banyak perjalanan ke Jerman,
Lorde menyentuh kehidupan banyak perempuan yang tinggal di sana, seperti May Ayim, Ika Hügel-Marshall, dan Hegal Emde. Semua wanita ini memutuskan untuk mulai menulis setelah mereka bertemu
Audre Lorde. Alih-alih melawan isu melalui kekerasan,
Lorde berpikir bahwa bahasa adalah suatu bentuk kekuatan dari perlawanan dan mendorong perempuan-perempuan Jerman untuk berbicara, bukan melawan. Dampaknya terhadap Jerman mencapai lebih dari sekadar wanita Afro-jerman. Banyak pria dan wanita berkulit putih yang menemukan karya
Lorde sebagai sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan dan mereka juga menjadi lebih sadar tentang kehidupan 'interseksi'.
Dikarenakan dampak
Lorde berpengaruh pada gerakan Afro-Jerman, Dagmar Schultz kemudian membuat sebuah film dokumenter untuk menyoroti sisi kehidupan
Lorde yang jarang diketahui banyak orang. "
Audre Lorde: Tahun-tahun di Berlin (
Audre Lorde: The Berlin Years) Tahun 1984-1992" diterima dalam Festival Film Berlin, Berlinale, dan memiliki World Premiere di Festival Tahunan ke-62 pada tahun 2012. Film ini telah ditayangkan di berbagai festival film di seluruh dunia, dan terus dilihat di festival bahkan pada tahun 2016. Film dokumenter ini telah menerima tujuh penghargaan, termasuk pemenang untuk kategori Best Documentary Audience Award 201 di Festival Film + Video Reelout yang ke-15, penghargaan emas untuk kategori dokumenter terbaik dalam International Film Festival for Women, Social Issues, and Zero Discrimination (Festival Film Wanita, Isu Sosial dan Tanpa Diskriminasi Internasional) dan penghargaan penonton untuk kategori Dokumenter Terbaik di Festival Film LGBT Internasional Barcelona. "
Audre Lorde: Tahun-tahun di Berlin" mengungkapkan kurangnya pengakuan sebelumnya yang diterima
Lorde atas kontribusinya terhadap teori-teori di interseksionalitas.
Karya
= Puisi
=
Puisi-puisi
Lorde berfokus pada perbedaan, tak hanya perbedaan antara kelompok wanita tetapi di antara perbedaan yang bertentangan dalam individu. "Saya ditetapkan sebagai orang lain dalam setiap kelompok yang saya ikuti," katanya. "Orang luar, memiliki kekuatan maupun kelemahan. Namun tanpa masyarakat pasti tidak ada kebebasan, tidak ada masa depan. Hanya gencatan senjata yang paling rentan dan sementara antara saya dan penindasan". Dia menggambarkan dirinya sebagai bagian dari "rangkaian kesatuan wanita" dan "konser suara".
Gambarannya terhadap banyak lapisan kepribadian direplikasi dalam karya-karyanya yang mengandung multi-genre. Kritikus Carmen Birkle menulis: "Dirinya yang multikultural tercermin dalam teks-teksnya yang multikultural teks, multi-genre, di mana masing-masing budaya individu tidak lagi terpisah dan berdiri sendiri, tapi melebur menjadi suatu keseluruhan yang lebih besar tanpa kehilangan hal-hal yang penting dari diri mereka." Penolakannya untuk ditempatkan dalam kategori tertentu, baik sosial maupun sastra, adalah karakteristik dari kebulatan tekad yang datang sebagai seorang individu dibandingkan sebagai stereotip.
Lorde menganggap dirinya sebagai "seorang lesbian, ibu, prajurit, penyair" dan menggunakan puisi-puisinya untuk menyebarkan pesan yang hendak ia sampaikan.
Puisi-puisi
Lorde diterbitkan secara teratur selama tahun 1960 — di New Negro Poets Langston Hughes, Amerika Serikat; dalam beberapa antologi asing; dan termuat pula di majalah sastra hitam. Selama waktu itu, ia juga aktif secara politik dalam hak-hak sipil, anti-perang, dan gerakan feminis.
Pada tahun 1968,
Lorde mempublikasikan The First Cities, volume pertama dari puisi-puisinya. Karya tersebut diedit oleh Diane di Prima, mantan teman sekelasnya yang merupakan alumnus dari Hunter College High School. The First Cities digambarkan sebagai "jilid yag tenang dan introspektif," dan Dudley Randall, seorang penyair dan kritikus, menegaskan bahwa di dalam ulasannya,
Lorde tidak mengibarkan bendera hitam, akan tetapi, kehitaman masih ada, implisit, di dalam tulang."
Volume keduanya berjudul, Cables to Rage (1970), yang kebanyakan ditulis selama masa jabatannya sebagai writer-in-residence di Perguruan Tinggi Tougaloo di Mississippi. membahas tema-tema cinta, pengkhianatan, melahirkan, dan kompleksitas dari membesarkan anak-anak. Terutama dalam puisinya yang berjudul "Martha", untuk pertama kalinya dalam tulisannya,
Lorde secara terang-terangan menjelaskan bahwa ia adalah seorang homoseksual: "Kita seharusnya saling mencintai satu sama lain di sini jika kita pernah mengalaminya."
Dinominasikan untuk Penghargaan Buku Nasional untuk puisinya pada 1973, From a Land Where Other People Live (Terbitan Broadside) menunjukkan perjuangan pribadi
Lorde dengan identitas dan kemarahan pada ketidakadilan sosial. Volume tersebut berhubungan dengan tema kemarahan, kesepian, dan ketidakadilan, serta apa artinya menjadi seorang wanita Afrika-Amerika, ibu, teman, dan kekasih.
Pada tahun 1974 ia merilis New York Head Shop and Museum, yang memberikan gambaran tentang
Lorde saat di New York melalui lensa baik gerakan hak-hak sipil maupun masa kanak-kanaknya yang dibatasi: dilanda kemiskinan dan kelalaian dan, menurut
Lorde itu membutuhkan tindakan politik.
Terlepas dari keberhasilan jilid-jilid ini, Coal yang dirilisnya pada 1976 mengantarkan
Lorde sebagai suara berpengaruh dalam Black Arts Movement dan penerbit besar yang terlibat di dalamnya—Norton-membantu memperkenalkan dirinya kepada khalayak yang lebih luas. Karyanya, seperti puisi The First Cities dan Cables to Rage memuat banyak tema sehingga
Lorde menjadi terkenal untuk sepanjang kariernya: kemarahannya pada ketidakadilan ras, perayaannya terhadap identitas orang hitam dan panggilannya dalam perhatian interseksional terkait pengalaman-pengalaman yang dialami perempuan. Setelah Coal,
Lorde juga merilis Between Our Selves (juga pada 1976) dan Hanging Fire (1978).
Dalam karyanya yang berjudul The Black Unicorn (1978), dia menggambarkan identitasnya di dalam mitos dewa wanita Afrika tentang penciptaan, kesuburan, dan kekuatan prajurit. Pembaruan identitas wanita Afrika ini membangun dan menantang ide-ide Black Arts tentang pan-Afrikanisme. Ketika para penulis seperti Amiri Baraka dan Ismail Reed memanfaatkan kosmologi Afrika dalam cara "memberi repertoar dewa laki-laki berani yang mampu menempa dan mempertahankan alam semesta hitam asli," dalam tulisannya
Lorde justru berkata "bahwa etos prajurit telah dipindahkan ke perintis wanita yang sama-sama memiliki kemampuan dari segi kekuatan dan kesuburan."
Puisi
Lorde menjadi lebih terbuka dan bersifat pribadi saat ia tumbuh dewasa dan menjadi lebih percaya diri dalam seksualitasnya. Di dalam Sister Outsider: Essays and Speeches,
Lorde menyatakan, "Puisi adalah cara kami membantu memberikan nama untuk sesuatu yang tak bernama sehingga itu dapat dipikirkan...Ketika mereka terkenal dan diterima oleh kita, perasaan dan eksplorasi yang jujur menjadi tempat perlindungan dan menelurkan dasar-dasar untuk ide-ide yang paling berani dan paling radikal." Sister Outsider juga menguraikan tantangan
Lorde terhadap tradisi Eropa dan Amerika.
= Prosa
=
Jurnal Kanker (1980), yang merupakan bagian dari jurnal pribadi ditulis pada akhir abad ke-17, dan A Burst of Light (1988) menggunakan prosa non-fiksi untuk melestarikan, mengeksplorasi, dan merefleksikan diagnosis
Lorde diagnosis, pengobatan, dan pemulihan dari kanker payudara. Kedua karya
Lorde berkaitan dengan gagasan barat tentang penyakit, pengobatan, dan kecantikan fisik dan prostesis serta tema-tema kematian, takut kematian, korban terhadap kelangsungan hidup, dan bahkan kekuatan batin.
Novel
Lorde Zami: A New Spelling of My Name (1982), secara mendalam menggambarkan sebagai "biomitograf," masa-masa saat ia masih anak-anak dan dewasa. Narasi tersebut membahas tentang evolusi dari seksualitas dan kesadaran diri
Lorde.
Dalam Sister Outsider: Essays and Speeches (1984),
Lorde menegaskan akan pentingnya mengkomunikasikan pengalaman kelompok marjinal dalam rangka membuat perjuangan mereka telihat dan tampak dalam masyarakat yang represif. Dia juga menekankan akan kebutuhan kelompok individu yang berbeda (khususnya wanita-wanita berkulit putih dan wanita Afrika-Amerika) untuk menemukan kesamaan dalam pengalaman hidup mereka.
Salah satu karyanya dalam Sister Outsider bertuliskan "The Master's Tools Will Never Dismantle the Master's House." Dalam hal ini,
Lorde mempertanyakan tentang jangkauan dan kemampuan untuk perubahan untuk dianjurkan ketika memeriksa masalah lewat lensa patriarki dan rasis. Dia menegaskan bahwa wanita melihat perbedaan antara satu wanita dengan wanita lain tidak sebagai sesuatu yang dapat ditolerir, tetapi sesuatu yang dibutuhkan untuk menghasilkan kekuatan dan untuk secara aktif "ada" di dunia. Ini akan menciptakan sebuah komunitas yang merangkul perbedaan, yang akan memimpin kebebasan.
Lorde menjelaskan, "Bagi dan taklukkan, di dunia kita, harus menjadi menegaskan dan memberdayakan" Juga, kita harus mendidik diri mereka tentang penindasan yang lain karena mengharapkan kelompok yang marjinal untuk memberikan edukasi kepada para penindas adalah keberlanjutan dari rasis. Dia menjelaskan bahwa ini adalah alat utama yang dimanfaatkan oleh para penindas untuk menjaga agar orang-orang yang tertindas sibuk dengan kekhawatiran tuannya. Dia menyimpulkan dlaam rangka membawa perubahan yang sebenarnya, kita tidak bisa bekerja dalam kerangka kerja rasis dan patriarkal karena perubahan yang terjadi dalam hal itu tidak akan ada.
Hal lain yang terdapat di dalam Sister Outsider adalah "Transformasi Keheningan dalam bahasa dan aksi.*"
Lorde mendiskusikan tentang pentingnya berbicara, bahkan ketika takut karena ada yang diam tidak akan melindungi mereka dari menjadi tersingkirkan dan tertindas. Banyak orang takut untuk menyampaikan kebenaran karena itu dapat menyebabkan luka, namun, seseorang harus menaruh rasa takut ke dalam perspektif saat mempertimbangkan apakah ia akan berbicara atau tidak.
Lorde menekankan bahwa "perubahan dari keheningan ke dalam bahasa dan aksi merupakan ilham-diri dan selalu terlihat penuh dengan bahaya." Orang-orang takut dengan reaksi orang lain dalam berbicara, tapi kebanyakan dari mereka meminta visibilitas, yang merupakan dasar untuk hidup.
Lorde menambahkan, "Kita bisa duduk di sudut dan bisu selamanya ketika saudara-saudara perempuan kita dan diri kita sendiri disia-siakan ketika anak-anak kita terdistoris dan dihancurkan, ketika bumi kita diracuni; kita bisa duduk di sudut kita yang nyaman lalu membusi seperti botol, dan kita akan tetap tidak kalah akan takut."
Pada 1980, bersama dengan Barbara Smith dan Cherríe Moraga, she mendirikan Kitchen Table: Women of Color Press, penerbit wanita berwarna pertama yang ada di Amerika Serikat.
Lorde merupakan penyair negara bagian New York dari 1991 hingga 1992.
Teori
Tulisan-tulisannya ditulis berdasarkan "teori perbedaan", ide yang menyatakan bahwa oposisi yang berpasangan antara pria dan wanita terlalu sederhana; meskipun para feminis merasa perlu untuk menyajikan ilusi keseluruhan yang utuh dan solid dan kategori wanita itu sendiri penuh dengan subdivisi.
Lorde mengidentifikasi berbagai isu terkait kelas, ras, usia, gender dan bahkan kesehatan—bidang terakhir ditambahkan ketika dia berjuang melawan kankernya dalam beberapa tahu—sebagai dasar bagi pengalaman perempuan. Dia berpendapat bahwa, meskipun perbedaan dalam gender mencapai semua fokus, adalah hal penting bahwa perbedaan-perbedaan lain ini juga diakui dan disebut. "
Lorde", tulis kritikus Carmen Birkle, "menempatkan penekanannya pada keotentikan pengalamannya. Ia ingin perbedaaannya diakui tetapi tidak dinilai; dia tidak ingin dimasukkan ke dalam satu kategori umum 'wanita'". Teori ini kemudian dikenal dengan istilah interseksionalitas.
Selagi mengakui bahwa perbedaan antara pria dan wanita itu luas dan beragam, kebanyakan karya
Lorde berfokus pada duasubsed yang memperhatikannya—ras dan seksualitas. Dalam dokumenter Ada Gay Griffin dan Michell Michelle Parkerson berjudul A Litany for Survival: The Life and Work of
Audre Lorde (Sebuah litani untuk bertahan hidup: Kehidupan dan Karya
Audre Lorde),
Lorde berkata, "Biarkan aku memberitahumu pertama kali tentang seperti apa rasanya menjadi penyair wanita hitam pada era 60an. Rasanya saya menjadi sangat tidak terlihat. Itu juga berarti menjadi dua kali lipat tak terlihat sebagai wanita feminis berkulit hitam dan itu artinya menjadi tiga kali lipat sebagai seorang lesbian hitam dan feminis."
Dalam essaynya yang berjudul "The Erotic as Power" (Erotis sebagai Kekuatan) yang ditulis pada 1978 dan dikumpulkan dalam Sister Outsider,
Lorde berteori bahwa erotis adalah suatu tapak kekuasaan bagi wanita yang terjadi hanya ketika mereka belajar untuk melepaskannya dari penindasan dan kemudian merengkuhnya. Dia mengemukakan bahwa erotis perlu dieksplorasi dan dialami dengan sepenuh hati karena itu tidak hanya ada dalam referensi seksualitas dan seksual. Namun hal itu juga menjadi perasaan kenikmatan, cinta dan sensasi yang dirasakan terhadap berbagai tugas dan pengalaman yang memuaskan wanita dalam hidup mereka, baik itu membaca sebuah buku atau mencintai pekerjaan lain. Dia menolak "keyakinan itu salah bahwa hanya dengan penindasan erotis dalam hidup dan kesadaran kita, wanita dapat benar-benar menjadi sangat kuat. Baginya, kekuatan itu ilusi karena dibuat dalam konteks kekuasaan laki-laki. Dia menjelaskan tentang bagaimana masyarakat patriarkhal telah salah dalam memberikan nama dan menggunakannya untuk melawan wanita sehingga membuat para wanita takut. Wanita juga takut akan hal itu karena erotis itu kuat dan memiliki perasaan yang dalam. Wanita harus membagi kekuatannya satu sama lain ketimbang menggunakannya tanpa persetujuan yang disalahgunakan. Mereka seharusnya melakukannya sebagai suatu metode untuk menghubungkan setiap orang dalam perbedaan dan persamaan. Dengan memanfaatkan erotis sebagai kekuatan memberikan kesempatan kepada wanita untuk menggunakan pengetahuan dan kekuatan mereka untuk menghadapi isu-isu terkait rasisme, patriarki dan masyarakat anti-erotis.
= Pemikiran feminis kontemporer
=
Lorde berangkat untuk menghadapi isu-isu rasisme dalam pemikiran feminis. Dia berpendapat bahwa banyak beasiswa untuk feminis kulit putih yang membantu meningkatkan penindasan wanita kulit hitam. Keyakinan ini tertuang dalam sebuah surat terbuka yang dialamatkan kepada feminis Mary Daly. Setelah lama tidak ada balasan, Daly baru membalas surat
Lorde 4.5 bulan kemudian. Surat itu ditemukan dalam dokumen
Lorde pada 2003 setelah kematiannya.
Kritik tidak hanya ada berada pada satu sisi: banyak feminis kulit putih yang marah karena citra feminisme
Lorde. Dalam esainya yang ditulis pada 1984 yang berjudul "The Master's Tools Will Never Dismantle the Master's House",
Lorde menyerang rasisme yang terjadi dalam feminisme dan itu dijelaskan sebagai ketergantungan yang tidak dikenal pada patriarki. Dia berpendapat bahwa dengan menolak perbedaan dalam kategori wanita, para feminis putih hanya meneruskan sistem penindasan lama terhadap penindasan, dengan berbuat demikian, mereka mencegah segala bentuk perubahan nyata dan abadi. Argumennya sejalan dengan para feminis putih yang tidak mengakui ras sebagai isu feminis dengan budak pria berkulit putih. Hal itu digambarkan sebagai "agen penindasan."
= Komentar-komentar Lorde terhadap Feminisme
=
Lorde berpendapat bahwa prinsip utama feminisme adalah bahwa semua bentuk penindasan saling terkait; menciptakan perubahan yang dibutuhkan untuk mengambil posisi publik; perbedaan seharusnya tidak dibagi; revolusi adalah suatu proses; perasaan-perasaan adalah suatu bentuk pengetahuan diri yang bisa menginformasikan dan memperkaya aktivisme kita; dan mengakui serta mengalami luka membantu kita untuk melampauinya.
Dalam "Age, Race, Class and Sex: Women Redefining Difference", ia menulis: "Tentu ada perbedaan yang sangat nyata antara kita dalam hal ras, usia dan jenis kelamin. Tetapi bukan perbedaan di antara kita yang memisahkan kita. Ini adalah penolakan kita untuk mengakui perbedaan-perbedaan tersebut dan untuk membahas distorsi yang merupakan hasil dari kesalahan kami dan dampak mereka terhadap perilaku dan ekspektasi manusia." Secara lebih spesifik dia menyatakan: "Ketika wanita kulit putih mengabaikan hak istimewa mereka atas keputihan yang mereka miliki dan mendefinisikan wanita dalam hal pengalaman mereka sendiri, kemudian wanita berkulit hitam menjadi yang lain." Diidentifikasikan sebagai "sosialis, feminis, lesbian hitam berusia 9 tahun yang menjadi ibu dari dua anak,"
Lorde dianggap sebagai "orang lain, orang menyimpang, inferior atau bahkan salah." di mata hierarki "kapitalis pria kulit putih heteroseksual" yang normatif. "Kita tidak berbicara tentang perbedaan manusia, tetapi penyimpangan manusia," tulisnya. Dalam hal ini, ideologi
Lorde bertepatan dengan wanitaisme, yang memungkinkan wanita kulit hitam untuk memperkukuh dan merayakan warna dan budaya mereka yang tidak dilakukan dalam feminisme."
= Pengaruh terhadap Feminisme Hitam
=
Karya
Lorde terkait feminisme hitam terus diteliti oleh para ilmuwan hingga hari ini. Jennifer C. Nash meneliti tentang bagaimana para feminis hitam mengakui identitas mereka dan menemukan cinta untuk diri mereka sendiri lewat berbagai perbedaan. Nash mengutip
Lorde, yang menulis, "Saya mendorong masing-masing dari kita di sini untuk mencapai ke pengetahuan yang mendalam dan menyentuh teror dan kebencian dari berbagai perbedaan yang ada. Lihatlah wajah siapa yang dikenakannya. Kemudian pribadi sebagai politis dapat memulai menerangi semua pilihan kita." Nash menjelaskan bahwa
Lorde mengajak para feminis hitam untuk merangkul politik ketimbang menjauhinya, yang akan memimpin kepada peningkatan dalam masyarakat bagi mereka.
Lorde menambahkan, "Wanita hitam berbagi hubungan yang dekat satu sama ain, secara politis atau emosional, dan bukan musuh-musuh dari pria berkulit hitam. Seringkali, beberapa pria kulit hitam berusaha untuk menguasai rasa takut yang wanita kulit hitam lebih sekutu daripada musuh." Esai
Lorde yang berjudul “Sexism: An American Disease in Blackface” dan dipublikasikan pada 1979 adalah sejenis seruan untuk menghadapi seksisme dalam komunitas hitam dengan tujuan untuk memberantas kekerasan yang ada di dalamnya.
Lorde menegaskan bahwa pertarungan antara wanita kulit hitam dengan pria kulit hitam harus diakhiri untuk mengakhiri politik rasis.
= Identitas Personal
=
Sepanjang karier,
Lorde memiliki ide tentang identitas kolektif yang terdapat di sebagian besar buku-buku dan puisi-puisinya.
Lorde tidak hanya mengidentfiikasi dengan satu kategori saja, tetapi ia ingin merayakan semua bagian dari dirinya secara merata. Dia dikenal sebagai seorang Afrika-Amerika, hitam, feminis, penyair, ibu dan sebagainya. Dalam novelnya yang berjudul Zami: A New Spelling of My Name
Lorde memberikan perhatian lebih terhadap bagaimana berbagai identitas berbedanya membentuk kehidupannya dan pengalaman-pengalaman berbeda yang ia miliki. Dia menunjukakan bahwa identitas personal itu ditemukan dalam hubungan antara bagian-bagian hidup yang berbeda. Identitas personal sering dikaitkan dengan aspek visual dari seseorang, seperti yang dikatakan Lies Xhonneux bahwa ketika identitas dipilih hanya untuk apa yang orang lihat, beberapa orang, bahkan dalam kelompok minoritas bisa menjadi tak terlihat. Dalam bukunya "Jurnal Kanker",
Lorde mengatakan, Jika saya tidak bisa mendefinisikan diri untuk diri saya sendiri, saya akan menjadi fantasi orang lain dan dimakan hidup-hidup." Ini penting karena identitas adalah lebih dari sekadar apa yang orang lihat atau pikirkan karena berkaitan dengan sesuatu yang harus diartikan oleh masing-masing individu. "The House of Difference" adalah ungkapan yang melekat pada teori identitas
Lorde. Gagasannya adalah bahwa setiap orang itu berbeda satu sama lain dan inilah perbedaan kolektif yang membuat kita menjadi diri sendiri, walaupun hal itu kecil. Berfokus pada segala aspek identitas membawa orang secara bersama memilih lebih dari satu identitas.
Kritik
Audre terhadap feminis pada 1960an mengidentifikasn isu ras, kelas, usia, gender dan seksualitas. of feminists of the 1960s identified issues of race, class, age, gender and sexuality. Demikian pula, pengarang dan penyair Alice Walker menciptakan istilah "wanitaisme" dalam upaya untuk membedakan wanita hitam dan pengalaman wanita minoritas dari feminisme. Saat feminisme diartikal sebagai "kumpulan gerakan dan ideologi yang berbagai tujuan umum: untuk mendefiniskan, mendirikan dan meraih hak-hak sosial, pribadi, budaya, ekonomi dan politik wanita" dengan menerapkan oposisi sederhana antara "pria" dan "wanita". Para ahli teori dan aktivis di era 1960an dan 1970an biasanya mengabaikan perbedaan pengalaman yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti ras dan gender dalam kelompok sosial yang berbeda.
= Wanitaisme dan ambiguitas
=
Eksistensi wanitaisme secara alami mengembangkan berbagai definisi dan interpretasi. Menurut Alice Walker dalam komentarnya mengenai wanitaisme, wanitais adalah untuk feminis seperti ungu adalah untuk lavender," menyarankan bahwa cakupan studi wanitaisme meliputi dan melampaui feminisme. Dalam definisi yang sempit, wanitaisme adalah gerakan feminis hitam yang dibentuk untuk merespon pertumbuhan stereotip ras dalam gerakan feminis. Namun dalam arti yang lebih luas, wanitaisme adalah "perspektif perubahan sosial yang terjadi berdasarkan masalah dan pengalaman wanita kulit hitam sehari-hari dan demografi minoritas wanita lainnya". Akan tetapi, karena wanitaisme itu terbuka untuk diinterpretasikan, salah satu dari kritik wanitaisme yang paling umum adalah kurangnya satu set ajaran yang terpadu. Kritik lainnya juga datang karena minimnya diskusi tentang seksualitas dalam wanitaisme.
Berlawanan dengan hal ini,
Audre Lorde justru sangat terbuka dengan seksualitasnya dan kebangkitan seksualitasnya sendiri. Dalam Zami: A New Spelling of My Name, sebuah "biomitografi"nya yang terkenal (istilah yang diciptakan oleh
Lorde yang menggabungkan antara kata "biografi" dan "mitologi") ia menulis, "Bertahun-tahun ketika saya tumbuh, kapanpun saya berpikir tentang cara saya mencium hari itu, saya punya fantasi tentang ibu saya, tangannya diseka secara kering dari tempat pencucian dan celemeknya terlepas dan terbaring rapi. Ia menatap saya terbaring di sofa, lalu perlahan, menyeluruh, menyentuh dan membelai satu sama lain dan menjadi bagian paling rahasia. Menurut ilmuwan Anh Hua,
Lorde berubah menjadi kehinaan wanita—menstruasi, seksualitas wanita dan perbuatan berzina dengan ibunya---ke dalam adegan yang kuat dari hubungan dan koneksi seorang wanita, sehingga menumbangkan budaya heteroseksis patriarkhal.
Dengan sejenis ideologi dan keterbukaan pikiran yang kuta, dampak
Lorde pada komunitas lesbian juga signifikan. Seorang hadirin dari essay
Lorde "Uses for the Erotic: the Erotic as Power" yang ditulis pada 1978 mengatakan bahwa "Dia meminta apakah semua lesbian dalam sebuah ruangan bisa berdiri. Ternyata hampir semua peserta berdiri dari tempat duduknya.
Tahun-tahun Terakhir
Audre Lorde berjuang melawan kanker selama 14 tahun. Dia pertama kali didiagonis menderita kanker payudara pada 1978 dan kemudian menjalani mastektomi. Enam tahun berikutnya, dia diagnosa menderita penyakit kanker hati. Setelah diagnosanya, dia memilih untuk menjadi lebih fokus terhadap kehidupan dan tulisannya. Dia menulis The Cancer Journals, yang kemudian memenangkan the American Library Associaton Gay Caucus Book of the Year Award pada tahun 1981. Dia ditampilkan sebagai subjek dari dokumenter berjudul A Litany for Survival: The Life and Work of
Audre Lorde, yang menampilkan dirinya sebagai seorang pengarang, penyair, aktivis hak manusia, feminis, lesbian, guru, pejuang, dan tentara salib yang melawan kefanatikan . Diarsipkan 2017-11-10 di Wayback Machine. Dalam film tersebut ia mengatakan, "Apa yang saya tinggalkan memiliki kehidupannya sendiri. Saya mengatakan tentang puisi; saya mengatakan tentang anak-anak. Dalam hal ini saya mengatakannya tentang artifak yang saya miliki."
Dari tahun 1991 hingga kematiannya, dia pernah menjadi penyair negara bagian New York. Pada 1992, dia menerima penghargaan Bill Whitehead untuk kategori Lifetime Achievement dari Publishing Triangle. Pada 2001, Publishing Triangle membuat
Audre Lorde Award to memberikan penghargaan kepada para penyair lesbian.
Lorde meninggal dunia karena kanker hati pada 17 November 1992 di St. Croix, tempat ia tinggal bersama Gloria I. Joseph. Ia berusia 58 tahun saat itu. Dalam upacara penamaan Afrika sebelum kematiannya, ia mengambil nama Gamba Adisa, yang berarti "Pejuang: Dia yang Membuat Maknanya Diketahui."
Daftar Karya
= Buku
=
Lorde,
Audre (1968). The First Cities. New York City: Poets Press. OCLC 12420176.
Lorde,
Audre (1970). Cables to Rage. London: Paul Breman. OCLC 18047271.
Lorde,
Audre (1973). From a Land Where Other People Live. Detroit: Broadside Press. ISBN 978-0-910296-97-7.
Lorde,
Audre (1974). New York Head Shop and Museum. Detroit: Broadside Press. ISBN 978-0-910296-34-2.
Lorde,
Audre (1976). Coal. New York: W. W. Norton Publishing. ISBN 978-0-393-04446-1.
Lorde,
Audre (1976). Between Our Selves. Point Reyes, California: Eidolon Editions. OCLC 2976713.
Lorde,
Audre (1978). Hanging Fire.
Lorde,
Audre (1978). The Black Unicorn. New York: W. W. Norton Publishing. ISBN 978-0-393-31237-9.
Lorde,
Audre (1980). The Cancer Journals. San Francisco: Aunt Lute Books. ISBN 978-1-879960-73-2.
Lorde,
Audre (1981). Uses of the Erotic: the erotic as power. Tucson, Arizona: Kore Press. ISBN 978-1-888553-10-9.
Lorde,
Audre (1982). Chosen Poems: Old and New. New York: W. W. Norton Publishing. ISBN 978-0-393-30017-8.
Lorde,
Audre (1983). Zami: A New Spelling of My Name. Trumansburg, New York: The Crossing Press. ISBN 978-0-89594-122-0.
Lorde,
Audre (1984). Sister Outsider: Essays and Speeches. Trumansburg, New York: The Crossing Press. ISBN 978-0-89594-141-1. (reissued 2007)
Lorde,
Audre (1986). Our Dead Behind Us. New York: W. W. Norton Publishing. ISBN 978-0-393-30327-8.
Lorde,
Audre (1988). A Burst of Light. Ithaca, New York: Firebrand Books. ISBN 978-0-932379-39-9.
Lorde,
Audre (1993). The Marvelous Arithmetics of Distance. New York: W. W. Norton Publishing. ISBN 978-0-393-03513-1.
Lorde,
Audre (2009). I Am Your Sister: Collected and Unpublished Writings of
Audre Lorde. Oxford New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-534148-5.
Lorde,
Audre (2017). Your Silence Will Not Protect You : Essays and Poems. Silver Press. ISBN 9780995716223.
= Bab-bab Buku
=
Lorde,
Audre (1997), "Age, race, class, and sex: women redefining difference", dalam McClintock, Anne; Mufti, Aamir; Shohat, Ella, Dangerous liaisons: gender, nation, and postcolonial perspectives, Minnesota, Minneapolis: University of Minnesota Press, hlm. 374–380, ISBN 978-0-8166-2649-6.
Referensi