Banksia dentata yang umumnya dikenal dengan nama
Banksia tropis adalah spesies pohon dalam genus
Banksia.
Banksia dentata tumbuh di seluruh wilayah Australia utara, Pulau Papua selatan, dan Kepulauan Aru. Pohon ini tumbuh sebagai pohon berbonggol dengan tinggi mencapai 7 m dengan daun hijau besar yang memiliki panjang mencapai 22 cm dan pinggir yang bergigi. Infloresens (bulir bunga) berwarna kuning dan berbentuk silindris dengan tinggi mencapai 13 cm yang hanya muncul pada bulan-bulan dengan suhu dingin yang berfungsi untuk menarik berbagai jenis pengisap madu, burung madu, wupih sirsik, dan berbagai serangga. Bunga yang jatuh dari bulir yang menua akan membengkak dan berkembang menjadi folikel yang berisi hingga dua biji viabel pada tiap folikel.
Banksia dentata adalah salah satu dari empat spesies
Banksia yang dikumpulkan oleh Sir Joseph Banks pada tahun 1770 dan merupakan salah satu dari empat spesies yang diterbitkan pada tahun 1782 sebagai bagian dari deskripsi asli yang dilakukan oleh Carolus Linnaeus yang Muda terhadap
Banksia. Di dalam genus,
Banksia dentata diklasifikasikan dalam seri Salicinae yang merupakan sekelompok spesies yang berasal dari negara-negara bagian timur Australia. Penelitian genetik menunjukkan bahwa spesies ini merupakan anggota basal (cabang awal) di dalam kelompok tersebut.
Banksia dentata ditemukan di padang rumput tropis yang dikenal sebagai sabana yang sering ditemukan tumbuh bersama dengan pandan dan Melaleuca.
Banksia dentata meregenerasi tubuhnya dari kebakaran hutan dengan tumbuh kembali dari dasarnya yang berkayu yang dikenal sebagai lignotuber.
Deskripsi
Pada umumnya,
Banksia dentata merupakan pohon dengan tinggi sekitar 4 m (13 kaki) atau kadang-kadang sampai 7 m (23 kaki). Pohon ini memiliki batang yang cukup gemuk dengan tajuk yang tegak dan menyebar serta cabang yang bengkok. Kulit kayu yang berwarna abu-abu gelap tidak memiliki sisik, tetapi memiliki tekstur dan penampilan yang berbentuk ubin Pada pertumbuhan awal, spesies ini ditutupi rambut kemerahan yang kemudian mengelupas, serta ranting yang halus dan berubah warna menjadi abu-abu seiring waktu. Daun hijau besar tersebar di sepanjang batang, dan bergerombol di ujung ranting. Panjang 9–22 cm (3,5–8,7 in) dan lebar 2–9 cm (0,79–3,54 in), berbentuk bulat telur dengan ujung bertusuk. Pinggiran bergigi tersusun secara tidak teratur dengan panjang gigi sekitar 01–13 cm (0,39–5,12 in) yang dipisahkan oleh sinus berbentuk u. Daun yang bergelombang dengan permukaan bawah berwarna putih, pelepah terangkat dari bawah dan tertekan di atas. Infloresens (bulir bunga) berbentuk kuning silindris muncul dari cabang yang telah berumur satu hingga tiga tahun. Tumbuh di antara bulan November hingga Mei, bulir ini memiliki tinggi 10 hingga 13 cm (3,9 hingga 5,1 in) dan lebar 5 hingga 10 cm (2,0 hingga 3,9 in). Bulir bunga yang baru mekar memiliki aroma mirip jagung. Semua bagian bunga berwarna kuning pucat; perhiasan bunga memiliki panjang 25–32 cm (9,8–12,6 in), termasuk tungkai dengan panjang 05 cm (2,0 in). Setelah bunga mekar, putik memiliki panjang 31–46 cm (12–18 in). Bagian bunga akan terjatuh segera setelah bulir menua dan berkembang menjadi buah majemuk berbentuk silinder tidak teratur. Folikel berbentuk oval memiliki panjang 15–2 cm (5,91–0,79 in), tinggi 04–08 cm (1,6–3,1 in), dan lebar 05–08 cm (2,0–3,1 in). Berwarna hijau pucat dan berbulu ketika muda, folikel menjadi halus dan berubah warna menjadi coklat pucat seiring waktu. Folikel terbuka secara spontan saat matang. Folikel masing-masing berisi dua biji, di antaranya terletak pemisah coklat gelap berkayu berbentuk mirip dengan biji. Dengan panjang 18–21 cm (7,1–8,3 in), biji berbentuk seperti telur terbalik, dan terdiri dari 'sayap' coklat gelap bermembran dengan lebar 11–14 cm (4,3–5,5 in) dengan biji memiliki panjang 10–12 cm (3,9–4,7 in) serta lebar 05–08 cm (2,0–3,1 in). Permukaan biji bertekstur halus atau dilapis oleh rabung kecil.
Kotiledon berwarna hijau terang dan berbentuk bulat telur dengan panjang 16–19 cm (6,3–7,5 in) dan lebar 08–11 cm (3,1–4,3 in). Di dasar masing-masing kotiledon, terdapat dua cuping runcing dengan panjang sekitar 1,5 mm. Kotiledon muncul dari hipokotil halus dengan tinggi 3–4 mm dan diameter 1–1,5 mm. Daun bibit berikutnya pada perkembangan awal tumbuh dengan arah saling berlawanan dan tumbuh 3–4 mm di atas kotiledon. Masing-masing daun kurang lebih berbentuk linier, memiliki panjang 25–27 cm (9,8–10,6 in) dan lebar 04–05 cm (1,6–2,0 in) dengan dua atau tiga gerigi pada kuartal atas hingga sepertiga dari panjang tepian daun. Permukaan bawah daun ditutupi dengan rambut putih. Daun secara berurutan menyerupai bentuk bulat telur yang memiliki panjang 3–7 cm (1,2–2,8 in) dan lebar 08–12 cm (3,1–4,7 in) dengan tepian bergigi dan ujung bertusuk. Batang pada bibit terlihat berambut.
Taksonomi
Spesimen
Banksia dentata dikumpulkan dari wilayah sekitar Sungai Endeavour dari tanggal 17 Juni sampai 3 Agustus 1770 oleh Joseph Banks dan Daniel Solander. Keduanya merupakan naturalis yang berada di kapal Endeavour , pada pelayaran pertama Letnan (yang kemudian menjadi Kapten) James Cook ke Samudra Pasifik. Namun, deskripsi spesies ini tidak pernah dipublikasikan sampai bulan April 1782, ketika Carolus Linnaeus Muda mendeskripsikan empat spesies
Banksia pertama di dalam bukunya yang berjudul Supplementum Plantarum. Linnaeus membedakan tiap spesies dan memberi nama mereka sesuai dengan bentuk daunnya. Pinggir daun yang bergerigi pada spesies ini menginspirasi Linnaeus untuk memberi nama spesies dengan kata
dentata, yang berasal dari kata sifat dalam Bahasa Latin untuk kata yang memiliki arti "bergigi".
Banksia dentata adalah jenis takson monotipe, dan tidak ada subspesies yang diketahui. Meskipun tidak dipelajari lebih jauh, laporan menyatakan, bahwa
Banksia dentata tidak memiliki perbedaan yang signifikan antar daerah persebarannya.
Robert Brown telah mencatat 31 spesies
Banksia di dalam bukunya yang berjudul Prodromus Florae Novae Hollandiae et Insulae Van Diemen pada tahun 1810. Berdasarkan susunan taksonomi Brown, takson
Banksia dentata ditempatkan dalam subgenus
Banksia verae yang memiliki pengertian "True Banksias"(
Banksia sejati) karena perbungaannya merupakan tipikal bulir bunga yang ada pada tumbuhan
Banksia. Pada saat Carl Meissner menerbitkan urutan taksonomi Meissner tentang genus ini pada tahun 1956, ada 58 spesies
Banksia yang telah dideskripsikan. Meissner membagi
Banksia verae milik Brown yang telah dinamai ulang oleh Stephan Endlicher menjadi Eubanksia pada tahun 1847, menjadi empat seri berdasarkan sifat daun. Dia menempatkan B.
dentata dalam seri Quercinae (
Banksia yang menyerupai ek).
Pada tahun 1870, George Bentham menerbitkan revisi menyeluruh tentang
Banksia di dalam bukunya yang berjudul Flora australiensis. Pada taksonomi Bentham, jumlah spesies
Banksia yang diakui berkurang dari 60 menjadi 46. Bentham mendefinisikan empat seksi berdasarkan karakter daun, tangkai putik dan kepala sari.
Banksia dentata ditempatkan pada seksi Eubanksia bersama B. marginata dan B. integrifolia yang didefinisikan dengan luas.
Sebuah disrupsi hebat pada nomenklatur
Banksia terjadi pada tahun 1891, ketika Otto Kuntze menantang penamaan
Banksia L.f. dengan dasar, bahwa Johann Reinhold Forster dan anaknya Georg telah menggunakan nama
Banksia untuk mendeskripsikan genus pada tumbuhan yang berbeda. Karena J.R.Forst & G. Forst sudah terlebih dahulu menggunakan nama tersebut, maka
Banksia L.f. (seperti yang digunakan oleh Linnaeus) menjadi tidak valid. Kuntze mengganti seluruh taksa
Banksia menjadi nama baru, yaitu Sirmuellera sehingga B.
dentata menjadi Sirmuellera
dentata (L.f.) Kuntze. Gugatan Kuntze pun gagal, serupa dengan gugatan yang dilakukan oleh James Britten pada tahun 1905. Britten mengusulkan nama generik Isostylis, menerbitkan ulang nama B.
dentata menjadi Isostylis
dentata (L.f.) Britten. Akhirnya pada tahun 1940,
Banksia L.f. secara resmi dilestarikan untuk menghindari gugatan yang akan dilakukan di masa depan.
Pada umumnya B.
dentata lebih dikenal dengan nama
Banksia tropis. B.
dentata juga dikenal di daerah asalnya dengan nama lokal
Banksia rawa, dan guibuk oleh masyarakat pribumi yang tinggal di Taman Nasional Kakadu. Nama lokal dalam bahasa Nunggubuyu dari daerah Arnhem Land bagian timur adalah rilirdili. Nama lain dari daerah yang sama ialah Enindurrkwa dalam bahasa Enindhilyagwa dari daerah Groote Eylandt, dan gulpu dalam bahasa Rirratjingu dari daerah Yirrkala. Frederick Manson Bailey melaporkan pada tahun 1913, bahwa masyarakat pribumi dari Cape Bedford juga menyebutnya dengan nama kabir.
=
Urutan taksonomi dari genus
Banksia yang digunakan saat ini, merupakan rujukan dari monografi ahli botani Alex George pada tahun 1999 di dalam seri bukunya yang berjudul Flora of Australia. Pada urutan taksonomi tersebut, B.
dentata ditempatkan di bagian
Banksia dengan subgenus
Banksia, karena infloresensnya yang berbentuk bulir bunga merupakan karakteristik
Banksia. Penggolongannya pada seksi
Banksia didasarkan pada bentuk tangkai putiknya yang lurus dan seri Salicinae karena infloresensnya yang berbentuk silindris. Ada perdebatan tentang spesies mana yang memiliki kekerabatan paling dekat dengan B.
dentata. Alex George menyimpulkan bahwa, B.
dentata memiliki kekerabatan dengan
Banksia integrifolia karena kemiripan infloresens pada kedua spesies. Alf Salkin telah mencatat, bahwa B.
dentata menunjukkan karakteristik primitif pada genusnya. Tidak seperti
Banksia selatan, B.
dentata memiliki daun muda yang kecil dan daun dewasa bergigi yang lebar. Dalam analisis morfologi kladistik yang diterbitkan pada tahun 1994, Kevin Thiele menempatkan spesies ini ke dalam subseries baru yang dideskripsikan bernama Acclives bersama dengan B. plagiocarpa, B. robur dan B. oblongifolia dalam seri Salicinae. Keempat spesies ini memiliki folikel yang mendongak sedikit ke atas yang mengarah ke puncak bulir bunga. B.
dentata dianggap berkerabat dekat dengan B. robur karena daun besarnya yang bergelombang. Salkin juga mencatat bahwa semua tunas daun pada B.
dentata, B. robur dan B. oblongifolia mirip dan hampir linier, yang menunjukkan hubungan mereka yang dekat. Namun, pengelompokan Salicinae ini tidak didukung oleh George; dia mengabaikan hubungan dekat dengan B. robur, yang dirasanya terlalu berbeda.
Penempatan B.
dentata pada bagian
Banksia menurut Flora of Australia adalah sebagai berikut:
Genus
Banksia
Subgenus Isostylis
Subgenus
Banksia
Seksi Oncostylis
Seksi Coccinea
Seksi
Banksia
Seri Grandes
Seri
Banksia
Seri Crocinae
Seri Prostratae
Seri Cyrtostylis
Seri Tetragonae
Seri Bauerinae
Seri Quercinae
Seri Salicinae
B.
dentata – B. aquilonia – B. integrifolia – B. plagiocarpa – B. oblongifolia – B. robur – B. conferta – B. paludosa – B. marginata – B. canei – B. saxicola
Sejak tahun 1998, ahli botani Amerika Austin Mast dan rekan-rekan penulisnya telah menerbitkan hasil analisis kladistik yang masih berlangsung terhadap data sekuens DNA untuk subtribe Banksiinae, yang saat itu terdiri atas genera
Banksia dan Dryandra. Analisis yang mereka lakukan menunjukka filogeni yang sangat berbeda dari urutan taksonomi George.
Banksia dentata menjadi cabang paling awal dalam seri Salicinae. Pada tahun 2007, Mast dan Thiele mengurutkan ulang genus
Banksia dengan menggabungkan Dryandra ke dalamnya, dan menerbitkan B. subg. Spathulatae sebagai taksa subgenus yang memiliki kotiledon berbentuk sendok sehingga B. subg.
Banksia didefinisikan kembali sebagai sebuah taksa yang mencakup subgenus yang tidak memiliki kotiledon berbentuk sendok. Mereka memperkirakan akan menerbitkan urutan yang komplet ketika pengambilan sampel DNA dari Dryandra lengkap; sementara itu, jika perubahan tata nama Mast dan Thiele digunakan sebagai urutan sementara, B.
dentata diletakan pada bagian B subg. Spathulatae.
Distribusi dan habitat
Di wilayah Australia bagian utara,
Banksia dentata telah tercatat jauh ke arah barat dari King Leopold Ranges di Kimberley bagian barat melalui Wilayah Utara hingga ke arah selatan menuju wilayah Katherine Gorge dan menuju Queensland, tempat ia ditemukan di Semenanjung Cape York hingga jauh ke selatan di wilayah Cooktown. Pada wilayah pesisir, B.
dentata berada di wilayah Groote Eylandt dan Kepulauan Wessel, serta Pulau Melville dan Pulau Bathurst. B.
dentata juga ditemukan di Kepulauan Aru, di mana ia ditemukan di sekitar Trangan, dan Pulau Papua.
Banksia dentata tersebar di wilayah selatan dari Merauke sampai Port Moresby, dan sekitar Bulolo serta Gunung Mau. Spesies ini adalah satu-satunya spesies
Banksia yang tidak endemik di Negara Australia. Karena mayoritas
Banksia dentata yang tersebar berada di negara yang terpencil dan sulit untuk disurvei, mungkin saja B.
dentata dapat ditemukan di daerah yang lebih luas dari yang telah dicatat. Sampel serbuk sari menunjukkan keberadaan B.
dentata di Kepulauan Selat Torres telah ada sejak 8000 tahun terakhir, walaupun hal ini tidak menjadikannya komponen menonjol dari flora pulau tersebut.
Banksia dentata umumnya tumbuh di tanah berpasir di hutan kayu sabana atau semak-semak, rawa air tawar, sungai, atau jenis lahan basah musiman yang lain. B.
dentata juga dapat ditemukan di singkapan berbatu yang terdiri dari kuarsit atau batu pasir pada ketinggian sekitar 500 m (1.600 ft) di Australia dan pada ketinggian 1.200 m (3.900 ft) di Papua. Di Papua, B.
dentata tumbuh hanya terbatas di daerah-daerah yang memiliki musim kemarau yang pasti.
Banksia dentata sering ditemukan bersama dengan spesies Melaleuca dan pandan. Di wilayah Cape York, B.
dentata adalah komponen dominan yang tumbuh di sebuah daerah semak rendah yang dikenal dengan sebutan "gurun basah" karena memiliki kemiripan dengan suasana semak kering, tetapi hidup pada iklim monsun. Di tanah dengan kandungan fosfor yang sedikit,
Banksia dentata ditemukan bersama dengan tumbuhan Melaleuca saligna dan Thryptomene oligandra. Di Pulau Melville, B.
dentata adalah komponen dominan dari hutan kayu rendah
Banksia, yang membentuk kanopi setinggi 3–6 m (9,8–19,7 ft) bersama Melaleuca viridiflora. Bagian bawah hutan kayu terdiri dari teki-tekian seperti Fimbristylis, Sorghum intrans, Eriachne, Germainia grandiflora dan Restionaceae Dapsilanthus spathaceus, sekaligus semak yang menjalar seperti Lophostemon lactifluus dan Syzygium eucalyptoides. Komunitas ini tumbuh di lahan basah dengan lapisan tanah paling atas berwarna abu-abu, yang memiliki kelembaban dan kandungan kerikil yang tinggi dengan pasir yang sedikit.
Ekologi
Banksia dentata merespons kebakaran hutan dengan kembali tumbuh dari lignotuber berkayunya . Walaupun tidak seperti anggota lain dari Salicinae, B.
dentata tidak memiliki kuncup dorman di bagian dasar. Spesies ini dideskripsikan oleh ahli botani amatir dan penggemar
Banksia, Alf Salkin, sebagai spesies yang menyerupai "Pastinaca sativa terbalik". Komunitas tumbuhan di mana B.
dentata ditemukan mengalami kebakaran hutan periodik dan B.
dentata dapat menjadi lebih dominan jika kebakaran sering terjadi.
Salkin mencatat bahwa posisinya yang ada di habitat tropis, mungkin memliki arti, bahwa B.
dentata merupakan spesies kunci dalam transisi dari hutan hujan ke habitat terbuka pada nenek moyang dari genus tersebut. Salah stu bentuk adaptasinya pada iklim yang lebih cerah dan kering adalah lapisan antara yang tebal di bawah epidermis pada arsitektur daunnya . Lapisan ini(hipodermis) berisi vakuola besar yang mengandung senyawa fenolik dan tampaknya berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar matahari yang mencapai mesofil.
Banyak serangga pemakan nektar tertarik dengan bulir bunga spesies ini, yang menarik burung penghisap madu, burung bergenus Zosterops, dan burung madu, yang banyak di antaranya merupakan pemakan nektar maupun serangga. Wupih sirsik (Petaurus breviceps) mencari makan di antara bulir bunga dan munkin merupakan salah satu penyerbuk . Salah satu spesies kelelawar, Syconycteris australis, memakan nektar spesies ini. B.
dentata tercatat sebagai tanaman inang untuk spesies benalu Amyema benthamii, Decaisnina angustata, dan D. signata.
Budi daya
Kulit pohon mengeriput, daun hijau yang besar, dan bulir bunga kuning adalah ciri hortikultura yang menarik. B.
dentata rentan terhadap musim dingin pada budi daya di Melbourne dan pulih selama bulan-bulan panas dalam musim panas. B.
dentata tidak mampu tumbuh di daerah beriklim dingin, seperti di Canberra. Pembungaan terjadi sekitar 5 sampai 8 tahun dari keadaan benih. Tanaman ini dapat dipangkas berat dan tumbuh baik pada tanah berpasir yang sedikit asam dengan pH 5,5–6,5. Spesies ini bisa rentan terhadap penggerek. Bibit tidak memerlukan perawatan apa pun dan memerlukan 32 sampai 40 hari untuk berkecambah.
Banksia dentata diperkenalkan ke Inggris pada tahun 1822.
Banksia dentata digunakan sebagai sumber nektar pada industri lebah madu. Suku Aborigin di Wilayah Utara akan menyalakan runjung biji tuanya dan menggunakannya sebagai obor yang mampu bertahan selama dua jam. Nektarnya dikonsumsi oleh masyarakat adat. Bulir bunga panas berasap digunakan untuk membakar luka kusta dan orang-orang yang menderita diare akan jongkok di atas runjung berasap dengan harapan akan meringankan gejala. Bulir berkayu tipis yang tidak membentuk folikel digunakan sebagai ornamen hidung oleh wanita Aborigin dan bulir bunga digunakan sebagai sisir.
Referensi
= Teks yang dikutip
=
Salkin, Abraham Isaac (Alf) (1979). "Variation in
Banksia in Eastern Australia". M. Sc. Thesis. Clayton, Victoria: Monash University.
Pranala luar
"
Banksia dentata L.f." Flora of Australia Online. Departemen Lingkungan dan Warisan, Pemerintah Australia.
"
Banksia dentata L.f." FloraBase. Departemen Lingkungan dan Konservasi, Pemerintah Australia Barat.