Barikan Apem merupakan tradisi Kabupaten Jepara tepatnya di Desa Langon Tidak sekadar pesta rakyat,
Barikan Apem dimaksudkan juga untuk menjaga pakem desa dalam menggelar sedekah bumi. Masyarakat Desa Langon melangsungkan ritual
Barikan Apem atau oleh masyarakat setempat sering disebut Badha
Apem. Yaitu, pesta membuat dan makan
Apem.
Barikan Apem rutin digelar setiap Jumat Wage bulan Syawal penanggalan Hijriyah, atau bulan Apit penanggalan Jawa.
Acara
Sebelum sedekah bumi berlangsung, masyarakat desa terlebih dahulu harus menggelar serangkaian ritual seperti zairah makam leluhur desa, pengajian, dan
Barikan Apem. Kemudian arak-arakan tumpeng
Apem dimulai dari tugu perbatasan dengan Desa Ngabul kemudian menuju perbatasan Desa Sukodono baru dibawa ke kantor balai desa, Sedikitnya 16 gunungan
Apem berukuran besar beraneka bentuk diarak. Selain berbentuk gunungan, ada juga kreasi warga yang merangkai
Apem menjadi bentuk berbagai macam bentuk. Arak-arakan semakin meriah dengan iring-iringan kesenian tradisional Jawa seperti Barongan Dencong (Barongan khas Jepara), tari kuda lumping, dan iringan musik thekthek. Sebagai puncak acara
Barikan Apem,
Apem-
Apem yang sebelumnya diarak keliling desa dan diberi doa menjadi rebutan warga.
Mitos
Diyakini banyak masyarakat setempat, siapa saja yang memakan
Apem yang setelah didoakan dan diarak itu akan mendatangkan berkah. Sebab, munurut cerita lisan masyarakat setempat, ritual
Barikan Apem ini dilangsungkan sebagai wujud rasa syukur atas karunia Tuhan.
Tujuan
Barikan Apem ini sebagai bentuk pesta rakyat yang telah berhasil menjalankan puasa Ramadan dan melewati Syawal dengan saling memaafkan. Jadi kita sudah bersih dari dosa karena sudah saling memaafkan.
Catatan kaki