- Source: Batu Akik Pertempuran Pylos
Batu Akik Pertempuran Pylos merupakan sebuah karya seni menakjubkan berupa batu akik yang terukir dengan desain yang bisa dicap pada lilin atau tanah liat. Sebagai sebuah batu segel Minoa dari era Mycenaean, diproduksi di Kreta Minoa Akhir. Batu ini menggambarkan dua prajurit yang terlibat dalam pertarungan tangan kosong, dengan prajurit ketiga yang terbaring di tanah. Ditemukan di Makam Prajurit Griffin dekat Istana Nestor di Pylos, Yunani. Dan, telah ada sejak sekitar 1450 SM. Kemudian segel ini dikenal sebagai Pylos Combat Agate.
Batu akik ini terkenal karena ukirannya yang halus dan rumit. Dianggap pula sebagai "satu-satunya karya seni glyptic terbaik yang pernah ditemukan dari Zaman Perunggu Aegea". Kualitas karyanya menginspirasi perkembangan selanjutnya sejauh era Klasik satu milenial.
Latar belakang
Pada tahun 2015, para tim arkeologi dari Universitas Cincinnati yang dipimpin oleh Sharon Stocker dan Jack Davis melakukan penelitian dan menemukan sebuah batu tersebut di Griffin Warrior Tomb dekat Pylos modern, Yunani. Benda ini terdiri dari batu segel amigdaloid (berbentuk almond) dari batu akik berpita, dengan topi emas, berukuran panjang 3,6 cm (1,4 in) dan ditemukan bersama empat cincin bermeterai emas.
Meskipun situs ini telah ditemukan sejak tahun 2015, batu akik yang kemudian tertutupi oleh batu kapur, tetap tidak akan terungkap sampai tahun 2017 karena telah ada penemuan situs lain yang dipublikasikan terlebih dahulu. Setelah itu, para tim peneliti melakukan konservasi dan studi penelitian terhadap batu tersebut selama setahun. Sebelum konservasi, para peneliti menganggap batu ini sebagai manik-manik karena skalanya yang kecil. Karena konsensus lama bahwa peradaban Mycenaean mengimpor atau mencuri kekayaan dari Kreta Minoa, maka diperkirakan bahwa segel itu dibuat di Kreta. Fakta bahwa batu ini ditemukan di makam Mycenaean di daratan Yunani, maka menunjukkan pertukaran budaya antara peradaban Minoa dan Mycenaean.
Isi Subjek
Batu ini menggambarkan seorang pejuang yang mengalahkan musuhnya yang telah tergeletak di kakinya, menusukkan pedangnya ke leher musuh lain yang sedang memegang perisai "angka delapan". Sementara pada saat yang sama, meraih lambang pria itu. Adegan tersebut sangat mirip dengan yang digambarkan pada segel bantal emas dari Shaft Grave III di Grave Circle A di Mycenae dan mirip dengan stempel atau segel Zaman Perunggu Akhir lainnya, seperti stempel emas "Battle of the Glen" dari Shaft Grave IV di Mycenae. Diyakini bahwa semua objek ini dijadikan model setelah prototipe terkenal, mungkin lukisan dinding seperti yang telah disarankan untuk karya seni glyptic Mycenaean Awal lainnya. Pandangan ini sebagian hanya dimiliki oleh para penemu, yang melihat paralel yang disengaja antara pahlawan pemenang di batu segel dan orang yang dimakamkan dengannya, juga mengingat korespondensi antara lengan dan ornamennya (misalnya, kalung dan batu segel) dan benda-benda yang juga ditemukan di kuburan, dekat dengan tubuh.
Dampak
Pada tahun 2016, Kementerian Kebudayaan Yunani menyebutkan bahwa penggalian ini merupakan sebuah penemuan unik di benua Eropa dalam kurun waktu 65 tahun terakhir. Skala kecil dari detail yang rumit memicu pertanyaan mengenai kemampuan peradaban Yunani kuno untuk menciptakan objek seperti itu; beberapa arkeolog percaya bahwa detail kecil seperti itu hanya dapat dibuat dengan bantuan kaca pembesar, meskipun tidak ada yang berasal dari periode batu yang ditemukan di pulau Kreta.
Salah satu penemunya Davis menyebutkan bahwa karya itu "sangat kecil", berkomentar bahwa karya seni dengan detail sebanyak itu tidak akan terlihat "selama seribu tahun lagi". Dia juga menambahkan: "Tampaknya orang Minoa menghasilkan seni semacam itu yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa pun yang mampu mereka hasilkan. Ini temuan yang spektakuler. Para peneliti telah menegaskan bahwa penemuan ini menantang konsensus yang sebelumnya telah ditetapkan mengenai perkembangan artistik peradaban Minoa. Para peneliti batu akik menyatakan bahwa penemuan ini memerlukan evaluasi ulang garis waktu di mana seni Yunani berkembang. Meskipun berasal dari Zaman Perunggu Aegea, Davis mencatat bahwa itu lebih mirip dengan seni periode Klasik, yang berkembang satu milenium kemudian, karena luasnya pengetahuan anatomi yang terkandung dalam ukiran batu.