Becak dayung adalah
Becak tidak bermotor di kawasan Sumatra bagian utara yang didayung oleh pengemudinya. Berbeda dengan
Becak di Jawa, dan pulau-pulau lain di Indonesia karena pengemudinya berada di samping
Becak bukan di belakang seperti pada umumnya.
Becak seperti ini juga ditemukan di Singapura dan Semenanjung Malaysia.
Becak dayung secara perlahan digantikan oleh
Becak mesin karena beberapa alasan:
jarak tempuh yang relatif tidak jauh, sehingga lebih cocok untuk perjalanan di lingkungan perumahan,
tidak dapat digunakan di lingkungan yang ada tanjakannya,
dianggap sebagai angkutan yang tidak manusiawi,
mengganggu kelancaran lalu lintas karena kecepatannya yang rendah terutama di kawasan yang padat.
Tetapi di samping itu, ada hal yang positif dari
Becak dayung:
ramah lingkungan karena merupakan angkutan yang tidak menimbulkan polusi emisi gas buang,
menyerap tenaga kerja, khususnya tenaga kerja tidak terlatih. Di daerah pesisir pada musim angin para nelayan yang tidak melaut mereka menarik
Becak, demikian juga di daerah pertanian pada saat kegiatan pertanian sedang tidak ada banyak petani yang menggunakan waktu luangnya untuk menarik
Becak.
Pranala luar
Sejarah
Becak
Berpangku hidup pada
Becak tua