Beno Siang Pamungkas (lahir di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 1968; umur 56 tahun) adalah sastrawan Indonesia. Namanya dikenal malalui karya-karyanya dalam bentuk puisi dan cerita pendek yang dipublikasikan di sejumlah surat kabar dan buku antologi puisi. Dia merupakan salah satu sastrawan di balik gerakan revitalisasi sastra pedalaman bersama Sosiawan Leak, Wijang Wharek, Triyanto Triwikromo, dan Kusprihyanto Namma, yang diselenggarakan pada dasawarsa 1990-an. Di luar kepenulisannya,
Beno Siang Pamungkas menekuni profesi sebagai pewarta yang menjabat sebagai koordinator daerah (korda) untuk MNC wilayah Jawa Tengah. Bersama Timur Sinar Suprabana, dia menerbitkan buku kumpulan puisi Gobang Semarang dan Menyelam Dalam.
Latar belakang
Beno Siang Pamungkas lahir di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur tahun 1968. Menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Negeri Semarang. Di sela-sela perkuliahan,
Beno juga aktif di bidang kesusastraan dan teater. Tercatat dia dipercaya menjadi pemeran utama di sejumlah pertunjukan teater antara lain sebagai Julini dalam judul Opera Kecoa karya Arifin C. Noor bersama Teater SS IKIP Semarang, di Auditorium IKIP Semarang, sebagai Borok dalam naskah Umang-umang atawa Orkes Madun II karya Arifin C. Noor bersama Teater Dhome di Auditorium Radio Republik Indonesia Semarang.
Beno juga mengelola Teater Embrio di Jurusan Pendidikan Biologi, tempat dia belajar. Selain itu dia juga aktif dalam berbagai kajian dan menulis kary sastra dalam bentuk puisi dan cerita pendek yang dipublikasikan di sejumlah surat kabar dan buku antologi puisi. Pada tahun 1996, bersama Sosiawan Leak, Wijang Wharek, Triyanto Triwikromo, dan Kusprihyanto Namma
Beno terlibat dalam gerakan revitalisasi sastra pedalaman yang menekankan pemasyarakatan karya sastra secara langsung kepada publik sastra, dengan cara membacakan sajak-sajak, cerita pendek, dan menyelenggarakan beberbagai macam pertunjukan seni secara bergilir di berbagai kota di Jawa, dan menerbitkan kumpulan puisi, baik perorangan maupun bersama dengan mengupayakan menghindari pemusatan sosialisasi nilai-nilai sastra hanya pada Jakarta, surat kabar bukan menjadi satu-satunya alternatif dalam melakukan sosialisasi sastra, dan membentuk jaringan serta komunikasi/kantung-kantung budaya di mana saja, dan dengan siapa saja.
Karya
Sajak Sampah Gerinda Baja
Gobang Semarang
Menyelam Dalam
Ensiklopedi Kesedihan
Karier
Pewarta di surat kabar sore Wawasan
Pewarta di Televisi Pendidikan Indonesia
Koordinator Daerah MNC untuk wilayah Jawa Tengah.
Lihat pula
Sosiawan Leak
Wijang Wharek
Triyanto Triwikromo
Kusprihyanto Namma
Referensi