- Source: Bertha Krupp
Bertha Krupp von Bohlen und Halbach (29 Maret 1886 – 21 September 1957) dulunya adalah anggota keluarga Krupp, dinasti industri terkemuka Jerman pada abad ke-19 dan ke-20. Sebagai anak tertua dari Friedrich Alfred Krupp, ia merupakan pewaris tunggal dari kerajaan industri Krupp dari tahun 1902 hingga 1943, walaupun suaminya, Gustav Krupp von Bohlen und Halbach lah yang menjalankan bisnis tersebut atas nama istrinya. Pada tahun 1943, kepemilikan perusahaan dialihkan ke anaknya, Alfried.
Biografi
Bertha Krupp lahir di Essen, yang telah menjadi tempat tinggal keluarga Krupp sejak abad ke-16. Ibunya adalah Baroness Margrethe von Enden. Pada saat Bertha lahir, bisnis keluarga Krupp masih dimiliki dan dikelola oleh Alfred. Pasca Alfred meninggal, ayah Bertha, Friedrich mewarisi bisnis tersebut. Adik Bertha, Barbara lahir pada tahun 1887 (meninggal tahun 1972), dan dengan tidak adanya keturunan laki-laki membuat masa depan perusahaan ini diragukan.
Friedrich Krupp meninggal dunia pada tahun 1902, dan menjadikan Bertha sebagai pewaris bisnis Krupp. Walaupun begitu, Bertha masih diragukan kemampuannya dalam memimpin bisnis Krupp yang sangat besar. Sehingga pada tahun 1907, Kaiser Wilhelm II dari Jerman berupaya mencari suami yang cocok untuk Bertha. Kaiser kemudian memperkenalkan Bertha dengan salah satu kenalannya, Gustav von Bohlen und Halbach, seorang diplomat profesional dari keluarga baik-baik. Keduanya kemudian menikah pada tanggal 7 Mei. Bertha pun menjadi pemilik bisnis Krupp, sementara Gustav menambahkan Krupp ke nama belakangnya, dan menjadi pemimpin bisnis Krupp. Barbara kemudian menerima kompensasi berupa uang.
Gustav dan Bertha memiliki delapan anak, yakni Alfried (1907–67), Arnold (1908-1909), Claus (1910–1940), Irmgard (1912–1998), Berthold (1913–87), Harald (1916–85), Waldtraut (1920–2005), dan Eckbert (1922–1945). Dari semua anaknya, hanya Alfried sebagai anak tertua yang menyandang nama belakang Krupp von Bohlen und Halbach, sementara anak-anak lain menyandang nama belakang von Bohlen und Halbach. Claus dan Eckbert gugur saat sedang bertugas di Perang Dunia II, sementara Harald menghabiskan sepuluh tahun di sebuah penjara di Uni Soviet.
Selama Perang Dunia I, Krupp memproduksi mortar besar yang digunakan oleh Angkatan Darat Jerman untuk membombardir benteng di Belgia dan Prancis. Pasukan Jerman menamai mortar tersebut Dicke Bertha ("Bertha Besar") sesuai nama Bertha Krupp von Bohlen und Halbach, sementara pasukan Sekutu menggunakan nama "Big Bertha," untuk menyebut semua artileri jarak jauh Jerman. Walaupun begitu, "Big Bertha" masuk kamus karena Paris Gun, sebuah artileri Jerman yang berupa gabungan tiga barel artileri. Artileri ini dapat menjangkau jarak 75 mil, dan artileri ini pun mengejutkan masyarakat Paris pada 1917, karena sebelumnya hanya dapat diserang dari pesawat, sebab sebelumnya artileri hanya dapat menjangkau jarak 30 mil.
Setelah Gustav Krupp von Bohlen und Halbach menderita stroke pada tahun 1941, kesehatannya pun menurun drastis. Pada tahun 1943, Adolf Hitler mengeluarkan dekrit yang dikenal sebagai Lex Krupp, untuk mewariskan kepemilikan bisnis Krupp—yang penting terhadap upaya perang Jerman—dari Bertha ke anaknya, Alfried. Bertha kemudian membawa Gustav ke properti keluarga di Tirol, Austria, di mana mereka tinggal hingga perang berakhir.
Pada tahun 1945, Gustav dituntut sebagai kriminal perang, namun diputuskan tidak layak untuk menjalani persidangan. Ia kemudian meninggal pada tahun 1950. Alfried Krupp von Bohlen und Halbach kemudian dituntut atas kejahatan kemanusiaan, sehubungan dengan penggunaan industri Krupp dan perlakuan tidak layak terhadap tawanan kamp konsentrasi sebagai tenaga kerja paksa di pabrik Krupp—terutama di Berthawerk, sebuah pabrik di dekat kamp kerja paksa Markstadt. Ia pun divonis 12 tahun penjara dan semua hartanya disita. Ia hanya menjalani 5 tahun dalam penjara, sebelum dibebaskan pada tahun 1951 saat Komisioner Tinggi Amerika Serikat di Jerman, John J. McCloy, membatalkan vonisnya.
Pada tahun 1951, Bertha Krupp kembali ke Essen dengan Alfried, di mana Alfried melanjutkan kendali perusahaan dan dengan cepat mengembalikan posisi dominan Krupp di Jerman, walaupun tidak lagi memproduksi persenjataan. Bertha kemudian terkenal di kotanya, karena ia kerap memberi donasi dan mengadakan kunjungan ke pekerja Krupp dan keluarganya yang sakit atau terluka.
Bertha Krupp von Bohlen und Halbach meninggal di Essen pada tanggal 21 September 1957. Ia kemudian dimakamkan di pemakaman keluarga.
Warisan
Pada saat meninggal, Bertha memiliki lima anak yang masih hidup dan beberapa cucu, namun hanya Alfried dan anaknya, Arndt yang berhak menyandang nama belakang Krupp. Pada tahun 1966, Arndt (1938–1986) menolak mewarisi perusahaan, sehingga ia kehilangan hak untuk memakai nama belakang Krupp. Karena itu lah, dengan meninggalnya anak Bertha, Alfried pada tahun 1967, nama belakang Krupp resmi punah. (Semua anggota keluarga dengan nama belakang Krupp adalah sepupu dari nenek moyang Alfried, yang berasal dari awal abad ke-19 atau lebih awal.)
Referensi
Bacaan lebih lanjut
William Manchester (2003). The Arms of Krupp: The Rise and Fall of the Industrial Dynasty that Armed Germany at War (edisi ke-March 4, 2003). Back Bay Books. hlm. 992. ISBN 0-316-52940-0.
Pranala luar
(Jerman) Bertha Krupp dalam katalog Perpustakaan Nasional Jerman
Kata Kunci Pencarian:
- Krupp
- Bertha Krupp
- Gustav Krupp von Bohlen und Halbach
- Krupp (disambiguasi)
- Friedrich Alfred Krupp
- Pangeran Johann Georg dari Hohenzollern
- Charles E. Bohlen
- Perang Dunia I
- Molibdenum
- Bertha Krupp
- Gustav Krupp von Bohlen und Halbach
- Big Bertha (howitzer)
- Alfried Krupp von Bohlen und Halbach
- Friedrich Alfred Krupp
- Krupp
- ThyssenKrupp
- Krupp family
- Bertha
- Krupp steelworks