Beruang hitam himalaya (Ursus thibetanus laniger, atau Selenarctos thibetanus laniger), adalah subspesies dari
Beruang hitam asia, pertama kali diungkapkan oleh seorang ahli zoologi dari Inggris Reginald Innes Pocock pada tahun 1932, memiliki perbedaan dengan
Beruang hitam asia lainnya karena memiliki bulu yang lebih panjang dan tebal serta tanda di dada yang lebih kecil dan lebih putih.
Beruang ini tersebar di daerah Kashmir,
himalaya dan Sikkim namun jumlahnya tinggal sedikit sehingga termasuk status konservasi rentan.
Habitat
Beruang hitam himalaya tersebar di pegunungan
himalaya dari Bhutan sampai Pakistan terutama di daerah gunung dan hutan-hutan. Walaupun tinggal di pegunungan tertinggi di dunia, namun
Beruang ini tidak pernah terlihat di atas ketinggian 11.000 kaki (3.400 m). Bahkan pada saat musim dingin mereka akan turun ke daerah yang lebih rendah sampai ketinggian 4.920 kaki (1.500 m) ke hutan tropis.
Karakteristik
Beruang hitam himalaya berbulu
hitam dengan moncong cokelat muda dan memiliki bulu-bulu berbentuk bulan sabit berwarna kuning pucat sampai putih di dada mereka. Rata-rata, mereka sepanjang 56-65 inci (142–165 cm) dari hidung ke ekor dan seberat 200-265 pound (90–120 kg), meskipun mereka dapat mencapai berat sampai 400 pounds (180 kg) pada musim gugur ketika mereka menggemukan diri sebagai persiapan untuk hibernasi. Mereka aslinya bersifat diurnal, meskipun kebanyakan dari mereka telah menjadi nokturnal untuk menghindari manusia. Sehari-hari, mereka banyak menghabiskan waktunya di gua-gua atau pohon berlubang.
Serangan pada manusia
Meskipun hewan ini biasanya pemalu dan berhati-hati,
Beruang hitam himalaya lebih agresif terhadap manusia daripada
Beruang-cokelat eurasia dan
Beruang hitam amerika. David W. Macdonald mengemukakan teori bahwa serangan yang lebih besar ini merupakan adaptasi untuk menjadi simpatrik dengan harimau. Menurut Brigadir Jenderal RG Burton:
Beruang hitam himalaya adalah hewan liar, kadang-kadang menyerang tanpa provokasi, dan menimbulkan luka yang mengerikan, umumnya menyerang kepala dan wajah dengan cakarnya, juga menggunakan gigi mereka termasuk pada korban yang sudah tidak berdaya. Tidak jarang terlihat orang-orang yang telah sangat termutilasi, beberapa kulit kepalanya dilepas dari kepala, dan banyak pemburu telah dibunuh oleh
Beruang ini.
—A Book of Man Eaters, Chapter XVII Bears
Menanggapi bab tentang
Beruang hitam yang ditulis oleh Robert Armitage Sterndale di “Natural History of the Mammalia of India and Ceylon” tentang bagaimana
Beruang hitam tidak lebih berbahaya daripada hewan lain di India, pembaca menanggapi dengan surat kepada “The Asian” pada tangal 11 Mei 1880:
Tuan Sterndale, dalam makalah menarik tentang Mamalia di India, menyinggung tentang Ursus Tibetanus, yang umum dikenal sebagai
Beruang hitam himalaya, bahwa 'yang terluka kadang-kadang menunjukkan perlawanan, tetapi secara umum mencoba untuk melarikan diri’. Saya pikir deskripsi ini kurang tepat. Karena akan membuat kita untuk beranggapan bahwa
Beruang ini tidak lebih ganas daripada hewan liar lainnya – sifat alamiah sebagian besar binatang liar untuk mencoba melarikan diri ketika terluka, kecuali mereka melihat pemburu yang telah menembak mereka, maka kebanyakan akan segera menyerang mati-matian.
Beruang hitam himalaya tidak hanya hampir selalu akan melakukan ini, tetapi sering menyerang manusia tanpa provokasi apapun, dan memenuhi semua sifat yang paling ganas, kejam, kasar berbahaya untuk ditemui baik di perbukitan atau dataran India. [...] Si Kasar ini sama sekali berbeda dengan
Beruang cokelat (Ursus Isabellinus), yang walaupun sangat terluka, tidak akan pernah menyerang. Saya yakin tidak ada satu pun catatan seorang pemburu yang diserang oleh
Beruang-cokelat; atau bahkan penduduk asli, dalam keadaan apapun, diserang oleh
Beruang tersebut; sementara setiap pembacamu yang pernah berjalan di
himalaya pasti telah bertemu muka dengan banyak korban keganasan Ursus Tibetanus.
A Dr ET Vere dari Srinagar, Kashmir menulis tentang bagaimana rumah sakit menerima puluhan korban
Beruang hitam setiap tahun. Dia menulis bahwa, ketika menyerang manusia,
Beruang hitam akan berdiri pada kaki belakang mereka dan menjatuhkan korban atas dengan cakar mereka. Mereka kemudian akan menggigit satu atau dua kali pada tangan atau kaki, kemudian mengahiri dengan mencakar kepala, ini menjadi bagian yang paling berbahaya dari serangan tersebut.
Pada tahun 2009, empat pemberontak Muslim Kashmir anggota Hizbul Mujahedin juga pernah diberitakan mendapat serangan
Beruang hitam himalaya di distrik Kulgam di selatan Srinagar. Dua orang meninggal dunia sedangkan dua orang lagi selamat walau seorang diantaranya dalam kondisi luka parah. Mereka tanpa sengaja memilih tempat persembunyian di gua yang merupakan sarang
Beruang tersebut. Kedua jenazah ditemukan dalam keadaan mengerikan oleh serangan binatang buas itu dan tampaknya berlangsung begitu kasar sehingga kedua orang itu tidak punya kesempatan untuk menembaknya dengan senapan Kalashnikov yang mereka bawa.
Selama terjadi konflik di Kashmir, serangan dari
Beruang dan macan tutul menjadi lebih sering terjadi. Banyak laporan tentang
Beruang yang menyerang bahkan membunuh manusia di beberapa tempat di lembah Kashmir pada tahun-tahun terakhir. Ini disebabkan karena penduduk di sana harus menyerahkan senjatanya kepada polisi. Sebaliknya hal tersebut justru membuat terjadinya peningkatan populasi
Beruang dan macan tutul karena kegiatan perburuan terhenti.
Budaya populer
Beruang hitam himalaya dapat dijadikan pemain sirkus. Mereka dilatih trik-trik sirkus sejak bayi dan menjadi anggota suatu kelompok sirkus, seperti di sirkus Moskow. Ini dialami oleh bayi-bayi
Beruang yang ditinggal ibunya yang mati karena dibunuh oleh pemburu. Nasib para pemain sirkus itu dianggap lebih baik dibanding
Beruang yang tinggal di taman safari, karena mereka mendapat nutrisi dan pengasuhan yang baik agar dapat tampil baik dalam pertunjukan, walaupun tentu kehidupan mereka tidak lagi sama dengan saat berada di alam liar.
Beruang hitam himalaya menjadi salah karakter yang ada dalam sebuah serial animasi Masha and the Bear. Ia menjadi teman dari
Beruang lain yang merupakan karakter utama serial tersebut dan bernama Misha, hanya saja Misha adalah seorang
Beruang cokelat. Dibanding Misha, ia digambarkan sebagai
Beruang yang penuh keyakinan, sering beruntung, dan bersifat macho dengan tubuhnya yang atletis.
Galeri
Referensi
Pranala luar
"Himalayan Black Bears". Bears of the World. Diakses tanggal 2014-09-19.
"Asiatic Black Bear (Himalayan black bear) (Ursus thibetanus)". Yerevan, Armenia: Yerevan Zoo. Diakses tanggal 2014-09-19.