Bintang Mahaputera adalah tanda kehormatan tertinggi kedua yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia, setingkat di bawah
Bintang Republik Indonesia. Anugerah kehormatan ini didirikan secara resmi pada tahun 1959.
Bintang ini diberikan kepada mereka yang secara luar biasa menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai pemberi tanda kehormatan, Presiden Indonesia, secara langsung menjadi pemilik kelas pertama tanda kehormatan ini, yaitu "
Bintang Mahaputera Adipurna". Sama seperti Presiden, Wakil Presiden Indonesia secara langsung juga mendapat kelas pertama tanda kehormatan ini.
Kelas
Bintang Mahaputera dianugerahkan dalam lima kelas sebagai berikut.
Adipurna – mengenakan
Bintang di pita selempang di pundak kanan dan patra di dada kiri.
Adipradana – mengenakan
Bintang di pita selempang di pundak kanan dan patra di dada kiri.
Utama – mengenakan
Bintang di pita kalung di leher dan patra di dada kiri.
Pratama – mengenakan
Bintang di pita kalung di leher dan patra di dada kiri.
Nararya – mengenakan
Bintang di pita kalung di leher dan patra di dada kiri.
Bentuk
Bintang Mahaputera berwarna putih dengan pinggiran emas yang bersudut lima dengan ujung berupa sebuah pentol mutiara. Di antara sudut-sudut
Bintang tampak sebuah berkas sinar yang terdiri dari 17 rangkaian mutiara. Di tengah-tengah
Bintang terdapat sebuah lingkaran yang diwujudkan oleh setangkai kapas dan setangkai padi yang masing-masing terdiri dari 8 buah bunga kapas dengan daunnya dan 45 buah padi melambangkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Di tengah-tengah lingkaran ini terdapat tulisan “
Mahaputera” dari emas terletak pada sinar-sinar emas yang merupakan sebuah
Bintang bersudut sepuluh di atas dasar merah. Dasar merah di dalam lingkaran dan dasar putih dari
Bintang berasal dari warna Bendera Merah Putih.
= Kelengkapan tanda kehormatan
=
1959–1972
Dalam Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1959 yang mengatur pembentukan tanda kehormatan
Bintang Mahaputera, diatur pula bentuk dan cara pemakaian
Bintang Mahaputera.
Bintang Mahaputera Adipurna diberikan dalam bentuk selempang;
Bintang Mahaputera Adipradana diberikan dalam bentuk Kalung;
Bintang Mahaputera Utama, Pratama, dan Nararya diberikan dalam bentuk lencana (dipakai dengan cara digantungkan). Khusus untuk
Bintang Mahaputera Pratama, terdapat roset pada pita penggantungnya. Hanya
Bintang Mahaputera Adipurna dan Adipradana yang dilengkapi dengan patra kala itu.
Pada tahun 1972, bentuk dan cara pemakaian kelas-kelas
Bintang Mahaputera diubah, hanya
Bintang Mahaputera Adipurna saja yang tidak berubah. Bentuk ini kemudian tetap digunakan hingga saat ini.
Lihat pula
Daftar tanda kehormatan di Indonesia
Referensi