- Source: Bodawpaya
Bodawpaya adalah salah satu raja terbesar Myanmar. Ia merupakan raja keenam dari dinasti Alaungpaya. Pada tahun 1784 Bodawpaya menginvasi Rakhine, kerajaan maritim di pantai timur Teluk Benggala. Pada invasi tersebut ia menangkap Raja Thamada dan mendeportasi lebih dari 20.000 orang ke Myanmar sebagai budak. Keberhasilan dalam menangkap Raja Thamada menuntunnya untuk menyerang Siam (Thailand) pada tahun 1785. Akan tetapi, dalam serangan tersebut pasukannya mengalami kekalahan.
Peraturan yang diterapkan Bodawpaya di Rakhine sangat menindas sehingga menimbulkan pemberontakan pada tahun 1794. Ketika ia mengirim pasukan untuk menumpas para pemberontak, ribuan pengungsi melarikan diri ke wilayah Inggris. Hal ini menyebabkan kondisi di perbatasan menjadi tidak tenang dan pada tahun 1795 Inggris mengirim wakilnya ke Amarapura, ibu kota Myanmar untuk bernegosiasi dengan Bodawpaya.
Bodawpaya adalah umat Buddha yang menyatakan dirinya sebagai Arimittya (Maitreya mulia) dan ditakdirkan untuk menaklukkan dunia. Pada masa pemerintahannya ia menghukum kaum heterodoks, peminum, perokok dan pembunuh binatang dengan hukuman mati. Pada masa pemerintahannya ia juga membangun banyak pagoda. Proyek ambisius yang dilakukannya adalah membangun Pagoda Mingun yang tingginya 500 kaki (150 m).
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Bodawpaya
- Bagyidaw
- Putri Myedu
- Rama I
- Hmannan Yazawin
- Sejarah Myanmar
- Amarapura
- Rama II
- Alaungpaya
- Prostitusi di Myanmar
- Bodawpaya
- Burmese invasions of Assam
- Rama I
- Burmese–Siamese War (1785–1786)
- Bagyidaw
- Myanmar
- Mingun Pahtodawgyi
- Heir apparent
- Myanmar–Thailand relations
- Burmese–Siamese War (1809–1812)