Butun atau keben (Barringtonia asiatica) adalah sejenis pohon yang tumbuh di pantai-pantai wilayah tropika, di Samudra Hindia, kawasan Malesia, hingga ke pulau-pulau di Pasifik barat. Nama lainnya adalah putat laut. Buahnya terapung di air, sehingga tersebar secara luas pada banyak pulau dan pantai. Tinggi tanaman dapat mencapai 30 m. Kayunya digunakan dalam pekerjaan konstruksi dan juga untuk membuat kano.
Deskripsi
Pohon dengan tinggi 5–17 m dan diameter hingga 50 cm. Batang pada umumnya agak bengkok, bercabang-cabang rendah dekat tanah. Daun duduk, bulat telur terbalik, bentuk memanjang atau bentuk lanset, kerapkali dengan ujung dan pangkal membulat, 20-60 x 10–24 cm, yang besar kerapkali berseling dengan yang kecil, tepi rata, gundul serupa kulit, mengkilat. Daun penumpu kecil tak berarti. Bunga beraturan, biasanya panjang, dalam tandan yang tegak, di ujung berbunga 4-20. Daun pelindung dan anak daun pelindung kecil, lekas rontok. Tabung kelopak bentuk corong, bersegi empat, boleh dikatakan tidak muncul lebih atas dari bakal buah, tinggi kurang lebih 1 cm; tepi sebelum mekar tertutup, kemudian bertaju 2-3. Daun mahkota kebanyakan berjumlah 4, pangkalnya melekat pada tabung benang sari, oval lebar, putih, panjang 5–8 cm. Benang sari dan tangkai putik putih dengan ujung merah, tangkai sari terluar panjang kurang lebih 10 cm, yang terdalam kurang lebih 3 cm. Tonjolan dasar bunga datar. Bakal buah kerapkali beruang 4. Tangkai putik panjang 12–15 cm. Buah serupa piramida lebar, bersegi empat, coklat, tinggi kurang lebih 10 cm, dengan dinding tebal berserabut seperti kayu, taju kelopak dan tangkai putik panjang dan tetap tinggal. Putat laut tumbuh berpencar-pencar di pantai-pantai yang berpasir dan berkarang, kadang-kadang ditanam sebagai pohon hias.
Perbungaannya berbentuk tandan dan letaknya diujung, jarang diketiak daun, kelopak bunga hijau seperti tabung panjang, daun mahkota putih, menjorong, benang sari memerah di ujung, putik memerah diujungnya. Buahnya berbentuk bundar seperti telur, menirus keujung, menetragonal tajam ke pangkal yamg menggubang, bila muda berwarna hijau setelah tua berwarna coklat.
Habitat
Habitat tumbuhan Barringtonia asiatica merupakan kawasan litoral yang hampir eksklusif, pada beberapa daerah pohonnya dapat tumbuh jauh ke daratan pada bukit atau jurang berkapur. Biasanya tumbuh pada pantai berpasir atau koral-pasir di sepanjang pantai atau tepian rawa mangrove pada ketinggian 0–350 m di atas permukaan laut. Pohon keben ini merupakan spesies Barringtonia asli mangrove yang habitatnya di pantai tropis dan pulau-pulau di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat dari Zanzibar ke timur Taiwan, Filipina, Fiji, Kaledonia Baru, Kepulauan Solomon, Kepulauan Cook, Wallis, dan Futuna serta Polinesia Prancis. Penyebaran di Indonesia meliputi Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Sejarah
Di Indonesia, keben pernah mendapat predikat sebagai pohon perdamaian. Predikat itu ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada Hari Lingkungan Hidup, pada tanggal 5 Juni 1986. Tema Hari Lingkungan Hidup tahun itu adalah “A Tree for Peace”. Keben tidak hanya pohon perdamaian. Keben juga punya makna lain. Di dalam Keraton Yogyakarta, terdapat area yang dinamai keben karena area tersebut ditanami tanaman tersebut. Konon, keben di Keraton Yogyakarta bermakna sebagai lambang negara yang agung dan bersih. Selain itu, keben juga bermakna merangkul kebenaran. Selain di Yogyakarta, keben juga bermakna di Pulau Anak Krakatau. Konon, keben adalah tumbuhan pertama yang tumbuh di pulau itu setelah meletusnya Gunung Krakatau.
Manfaat
Kadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias. Pohon dan bijinya mengandung saponin yang dapat digunakan sebagai racun ikan. Biji yang digunakan sebagai racun ikan sering kali dicampur dengan tuba (Derris – rotenon). Minyak yang berwarna kemerahan dapat diperoleh dengan memanaskan dan memeras bijinya. Di Jawa, cairan yang diperoleh dari bijinya dapat digunakan sebagai perekat dalam pembuatan payung, serta untuk membunuh ekto-parasit, seperti lintah.
Referensi