- Source: Carita Purnawijaya
Carita Purnawijaya atau dalam bahasa Belanda Poernawidjaja’s hellevaart of de volledige verlossing adalah sebuah karya sastra dalam bahasa Sunda Kuno. Cerita ini mengenai perjalanan tokoh utama atau protagonis cerita, Purnawijaya ke neraka.
Fisik Naskah
Cerita ini terwariskan pada dua naskah manuskrip daun palem yang ditulisi dengan aksara Sunda Kuno dan sekarang disimpan di Perpustakaan Nasional; kropak 413 dan kropak 423. Kedua naskah daun palem ini diperkirakan berasal dari abad ke-17 Masehi dan sekarang berada dalam kondisi memperihatinkan.
Kropak 413 merupakan sebuah naskah kecil berukuran 14 x 2 cm dan terdiri atas 39 lempir (lembar). Naskah lontar ini kemungkinan besar dahulukala merupakan sebuah jimat. Naskah ini lebih tua dan lebih baik kondisinya.
Sedangkan kropak 423 merupakan sebuah naskah lontar berukuran 30 x 3,5 cm dan terdiri atas 35 lempir. Naskah lontar ini kondisi sudah sangat memprihatinkan. Banyak lempir yang rusak, berlubang dan berceruk. Teksnya juga banyak yang korup atau rusak. Naskah ini lebih muda daripada yang sebelumnya.
Pleyte menyatakan bahwa naskah tertua, yaitu kropak 413 ditulis oleh salah seorang siswa Kai Raga. Tokoh ini adalah ketua kabuyutan atau pertapaan di mana naskah-naskah ini ditemukan. Kabuyutan Kai Raga terletak di lereng gunung Sri Manganti atau sekarang disebut dengan nama Gunung Cikuray. Gunung ini terletak di sebelah timur wilayah kebudayaan Sunda.
Isi teks
Teks ini menceritakan tentang perjalanan Purnawijaya, sang protagonis, ke neraka. Purnawijaya dalam cerita ini diajari panjang lebar oleh sang Dewa Utama mengenai akibat dari perbuatan jahat. Setelah itu sang Purnawijaya diajak untuk datang ke neraka dan melihat bagaimana orang-orang berdosa disiksa. Lalu Purnawijaya bertanya kepada Yamadipati, kepala neraka untuk mengakhiri penyiksaan ini. Maka Yamadipati berkata bahwa mereka di sini karena perbuatan buruk mereka ketika mereka hidup dan mereka bisa reinkarnasi pada kehidupan selanjutnya. Selain itu Purnawijaya mendapatkan pengajaran pula.
Hubungan dengan teks lain
Carita Purnawijaya ini merupakan sebuah gubahan teks Jawa Kuno yang berjudulkan Kuñjarakarna. Cerita ini mengenai sang Kuñjarakarna, seorang yaksa (sejenis raksasa) yang bertapa karena ingin menebus dosanya. Cerita Sunda Kuno ini berbeda secara signifikan dari cerita Jawa Kuno ini. Di mana cerita Jawa Kuno ini terdiri dari dua bagian dan merupakan sebuah cerita yang bernapaskan agama Buddha, karakter Buddhis pada cerita Sunda Kuno ini sudah hilang sama sekali. Lalu cerita Sunda ini hanya terdiri dari satu bagian saja.
Dua bagian cerita Kuñjarakarna ini ialah perjalanan Kuñjarakarna ke neraka. Kuñjarakarna bertapa dan mendapatkan berkah dari Wairocana atau sang Buddha untuk bisa melihat neraka. Di sana ia melihat bagaimana orang-orang berdosa disiksa. Lalu ia melihat sebuah ketel besar di mana orang-orang berdosa ini direbus. Lalu ia melihat sebuah ketel baru yang sedang disiapkan, ternyata ketel ini diperuntukkan untuk Purnawijaya. Purnawijaya adalah sahabat karib Kuñjarakarna yang akan meninggal dalam waktu beberapa hari. Kuñjarakarna terkejut dan meminta kepada sang Buddha apakah ia bisa memperingatkan kawannya. Oleh sang Buddha ia diperbolehkan, namun Purnawijaya tidak boleh menghindari hukuman. Meskipun begitu hukumannya diperpendek, dari 100 tahun menjadi sepuluh hari. Setelah masa ini berlalu, Purnawijaya diperkenankan kembali ke bumi dan kembali ke istrinya, Kusumagandhawati. Lalu cerita berakhir dengan Kuñjarakarna dan Purnawijaya dan bersama-sama bertapa samadi di lereng gunung Semeru.
Bahwa teks Sunda Kuno ini memiliki hubungan erat dengan teks Jawa Kuno Kuñjarakarna, bukanlah sebuah kebetulan. Sebab naskah tertua Kuñjarakarna yang memuat teks Jawa ini, dan yang sekarang disimpan di perpustakaan Universitas Leiden sebagai Naskah Leiden Or 2266 diperkirakan oleh para pakar berasal dari Jawa Barat.
Perbandingan teks Sunda Kuno - Jawa Kuno
Tidak bisa dimungkiri bahwa teks Sunda ini berdasarkan teks Jawa Kuno. Pada beberapa fragmen, teks Sunda ini sangat mirip dengan teks Jawa, bahkan pada tingkat kata-kata. Di bawah ini disajikan perbandingan antara teks Sunda dan Jawa pada sebuah adegan beserta dengan terjemahannya. Ejaan teks Jawa ini sudah disesuaikan.
Catatan kaki
Lihat juga
Kai Raga
Daftar pustaka
(Belanda) W. van der Molen, 1983, Javaanse tekstkritiek, Leiden:KITLV. VKI 102
(Inggris) J. Noorduyn and A. Teeuw, 2006, Three Old Sundanese poems, Leiden: KITLV. Bibliotheca Indonesia 29
(Belanda) (Sunda) C.M. Pleyte, 1914, 'Poernawidjaja's hellevaart, of de volledige verlossing.Vierde bijdrage tot de kennis van het oude Soenda.' Tijdschrift Bataviaasch Genootschap 56:365-441. [1]
Kata Kunci Pencarian:
- Carita Purnawijaya
- Sastra Sunda
- Kai Raga
- Kuñjarakarna
- Bahasa Sunda Kuno
- Sewaka Darma (Sunda Kuno)
- Sanghyang Sasana Maha Guru
- Kawih Pangeuyeukan
- Sanghyang Hayu
- Tutur Bwana
- Old Sundanese language