- Source: Champion Pacific Indonesia
PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IDX: IGAR) merupakan perusahaan publik yang bermarkas di Jl. Raya Bekasi KM 28,5 Kota Baru, Bekasi Barat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1975, dan bergerak dalam produksi berbagai macam-macam bahan plastik untuk kemasan.
Manajemen
Komisaris Utama: Budi Dharma Wreksoatmojo
Komisaris: Junichiro Takahashi
Komisaris Independen: Dyah Sulistyandhari
Direktur Utama: Antonius Muhartoyo
Direktur: Masanobu Ojima
Direktur: Yo Kubota
Direktur: Hiroaki Emoto
Direktur: Vera Sutidjan
Kepemilikan
PT Kingsford Holdings (Mitsui, Fujimori Kogyo): 79,42%
PT Kalbe Farma Tbk: 5,40%
Publik: 15,18%
Anak usaha
PT Avesta Continental Pack (76,47%)
PT Indogravure (61,49%)
Sejarah
= PT Igar Jaya
=PT Champion Pacific Indonesia didirikan pada 30 Oktober 1975 dengan nama PT Igar Jaya. Igar sendiri berasal dari kata eagle (elang) dan garuda, dan jika disatukan maknanya adalah "Elang-Garuda yang Jaya". Awalnya, perusahaan ini adalah patungan dari dua perusahaan, yaitu PT Glasanto (yang masih terkait dengan Kalbe Farma) dan Owens-Illinois Inc., Amerika Serikat (80%) dengan tujuan memproduksi alat-alat medis, dalam hal ini ampul dan vial kaca yang diperlukan dalam usaha farmasi, ditambah kemudian botol dan tutup plastik. Produksi pertamanya sendiri dimulai pada tahun 1978 dan mulai tahun 1979 PT Igar Jaya mengekspor produknya ke Singapura, kemudian dilanjutkan ke negara-negara seperti Pakistan, Hong Kong dan India. Sejak 1984, Igar Jaya memperluas usahanya dengan memproduksi jarum suntik dan alat kesehatan lainnya, setelah sebelumnya bertindak sebagai importir. Pada tahun 1985, diperkirakan Igar memproduksi 120 juta ampul, 80 juta botol suntik kaca dan 60 juta jarum suntik/tahun.
Mulai tahun 1988, saham Owens-Ilnois diakuisisi langsung oleh Kalbe Farma sehingga statusnya menjadi penanaman modal dalam negeri, dan pada tahun 1990 Kalbe sudah memiliki 100% saham PT Igar Jaya. PT Igar Jaya kemudian melepas sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada 5 November 1990. Sejumlah 3,5 juta sahamnya ditawarkan ke publik dengan harga Rp 5.100/lembar. Kode sahamnya adalah IGAR yang masih dipertahankan hingga kini. Diperkirakan, Igar menguasai sekitar 95% bisnis ampul, vial dan lainnya dalam negeri, ditambah ekspor ke 25 negara. Asetnya pada 1990 sebesar Rp 37 miliar dengan keuntungan Rp 1,632 miliar.
Pada 19 Januari 1995, PT Igar Jaya meneken perjanjian dengan Schott Glaswerke Beteiligungs-und Export GmbH, Jerman untuk membentuk perusahaan patungan dengan kepemilikan 51% Schott dan 49% Igar, dengan opsi penjualan 2% sahamnya ke Schott. Seluruh bisnis produksi botol, ampul dan lainnya dari kaca direncanakan akan dilepas ke perusahaan patungan ini. Tidak lama kemudian, di tahun 1997, Igar melepas seluruh sahamnya di perusahaan patungan mereka yang diberi nama PT Schott Igar Glass, mengakhiri bisnis produksi alat-alat medis dan kesehatan dari gelas yang dijalaninya sejak awal (PT Schott sendiri masih beroperasi sampai sekarang dengan nama tersebut).
= PT Kageo dan PT Avesta
=Pada 26 November 1977, Kalbe Farma mendirikan sebuah pabrik plastik di Bekasi bernama PT Kageo dengan modal Rp 40 miliar, dan mulai beroperasi pada 1985. Pabrik ini memproduksi produk-produk plastik, seperti botol dan jeriken, ditambah kaleng dan kardus. Mulai 1 September 1995, PT Kageo dijadikan sebagai anak usaha PT Igar Jaya dalam transaksi seharga Rp 4,375 miliar.
Di samping itu, Kalbe Farma kemudian juga mendirikan PT Avesta Continental Pack, sebuah perusahaan produsen pengemasan plastik dan aluminium dengan modal awal 40 karyawan pada 26 November 1976. Avesta kemudian dijadikan anak usaha Kalbe dengan kepemilikan 60%. Melalui skema rights issue, Igar kemudian mengakuisisi 50,21% saham Avesta dalam transaksi senilai Rp 11,7 miliar yang dilakukan pada Juni 1995.
= Merger PT Kageo dan PT Igar
=Dengan pelepasan bisnis alat-alat farmasi dari kaca, PT Igar Jaya Tbk kemudian hanya menjadi perusahaan induk yang memiliki PT Kageo dan PT Avesta, yang keduanya merupakan manufaktur plastik. Untuk menyederhanakan bisnisnya, pada 12 Desember 2003, Kageo dan Igar (antara induk dan anak usaha) memutuskan untuk merger menjadi satu. Nama PT Igar Jaya Tbk kemudian diubah menjadi PT Kageo Igar Jaya Tbk sejak 9 Januari 2004. Kageo Igar Jaya sendiri memiliki Avesta sebagai anak usahanya (eks-Igar sebelumnya). Anak usaha PT Kageo Igar (via Avesta) kemudian juga bertambah dengan diakuisisinya PT Indogravure (didirikan oleh Sunarto Prawirosujanto di tahun 1971 dan mulai beroperasi 1985), yang sebelumnya merupakan anak usaha Kalbe Farma sejak 1990-an. Diperkirakan, Kalbe sebagai induk dari Kageo Igar Jaya Tbk, mendapat 6% pendapatannya dari perusahaan kemasan plastik untuk farmasi, kosmetik dan makanan ini. Di awal tahun 2009 dan 2010, Kageo Igar Jaya sendiri mendapat keuntungan Rp 111 dan 130 miliar. Sekitar 30% bisnisnya adalah dengan anak usaha Kalbe Farma, sedangkan sisanya dengan pihak luar.
= Perubahan kepemilikan
=Sejak awal 2000-an, Kalbe sendiri sudah berminat untuk melepas PT Kageo Igar Jaya, meskipun tidak kunjung terwujud akibat kurang berminatnya calon investor baru. Kepemilikan Kalbe sendiri di perusahaan ini kemudian baru dilepas pada 20 Juli 2010, ketika Kalbe Farma menjual 58,1% sahamnya di PT Kageo Igar Jaya kepada PT Kingsford Holdings, seharga Rp 112,86 miliar. Kageo dilepas karena Kalbe ingin memfokuskan bisnisnya di bidang farmasi ditambah dampak penjualan yang minimal atas bisnisnya, dan PT Kingsford dipilih karena perusahaan yang dimiliki oleh orang Hong Kong (Patrick Tak Kee Yu, seorang eks-eksekutif Kalbe) disebutkan juga berkomitmen dan berkompeten mengembangkan bisnis Kageo Igar Jaya. Kalbe sendiri masih menyisakan 5% saham di perusahaan ini pasca-penjualan. Dana dari penjualan ini diperkirakan akan digunakan untuk membangun pabrik farmasi Kalbe. Penjualan tersebut tuntas dilakukan pada 12 Agustus 2010, dan pasca akuisisi, PT Kingsford Holdings melakukan tender offer terhadap saham PT Kageo Igar Jaya Tbk sebesar Rp 57 miliar untuk 29,49% kepemilikannya. Sebagai hasilnya, PT Kingsford mendapatkan 79,42% saham, PT Kalbe Farma Tbk 5,40% saham dan publik sisanya di perusahaan ini. Tidak lama kemudian, pada 6 Oktober 2010, PT Kageo Igar Jaya Tbk mengganti namanya menjadi PT Champion Pacific Indonesia Tbk sampai saat ini.
Kepemilikan Patrick Tak Kee Yu (lewat PT Kingsford Holdings) dalam PT Champion sendiri tidak lama, karena pada Juli 2016, seluruh sahamnya diakuisisi oleh dua perusahaan Jepang yaitu Mitsui Co. (Asia Pacific) Pte. Ltd. dan Fujimori Kogyo Co. Ltd. masing-masing sebesar 40 dan 60 persen. Untuk memperluas usahanya, Champion Pacific (yang menjalankan bisnisnya lewat dua anak usahanya, yaitu PT Indogravure dan PT Avesta) melakukan berbagai cara, seperti mencari klien baru, termasuk dari bisnis non-farmasi. Pada tahun 2021, tercatat keuntungan perusahaan mencapai Rp 73,26 miliar, dengan pendapatan berasal dari sektor pengemasan farmasi (Rp 841 miliar) dan non-farmasi (Rp 128 miliar). Karyawannya pada 2020 mencapai 863 orang, turun dari 2019 sebanyak 907 orang.
Rujukan
Pranala luar
Situs resmi
Kata Kunci Pencarian:
- Champion Pacific Indonesia
- Daftar perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
- Telkomsel
- Blibli
- GTV (Indonesia)
- Multi Bintang Indonesia
- Exists
- Indeks Saham Syariah Indonesia
- Indeks Harga Saham Gabungan
- Muhammad Zainul Majdi
- Mitsui & Co.
- Indonesian Basketball League
- Bintang Beer
- IDX Composite
- 2024 IBL Indonesia
- List of Indonesian Basketball League Champions
- Thomas Cup
- Pacific Grand Prix
- Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership
- University of Indonesia
Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso (2023)
Deep Water (2022)
Shooting Stars (2023)
No More Posts Available.
No more pages to load.