- Source: Daftar bidat menurut Gereja Katolik
Bidat sudah menjadi keprihatinan komunitas-komunitas Kristen selambat-lambatnya sejak Surat Petrus yang ke-2 ditulis. Surat ini berisi peringatan kepada umat Kristen untuk mewaspadai guru-guru palsu yang hendak memasukkan ajaran-ajaran sesat yang membinasakan (2 Petrus 2:1). Selama dua tiga abad pertama sejarah Gereja, bidat dan skisma tidak dibedakan secara tegas. Kerancuan yang sama juga muncul dalam ajaran filsafat Skolastika Abad Pertengahan. Sekarang ini, bidat dipahami sebagai penyangkalan terhadap kebenaran-terwahyu yang diajarkan Gereja. Friedrich Schleiermacher, salah seorang teolog abad ke-19, mendefinisikan bidat sebagai "ajaran yang mempertahankan tampilan Kristen tetapi sesungguhnya bertentangan dengan inti sari ajaran Kristen".
Gereja Katolik membedakan bidat 'material' dari bidat 'formal'. Menjadi ahli bidat material berarti "menganut ajaran-ajaran yang keliru bukan karena kesalahan diri sendiri", seperti yang terjadi pada orang-orang yang tumbuh besar di dalam komunitas-komunitas non-Katolik. Bidat material "bukanlah kejahatan maupun dosa", karena pelakunya tidak pernah menerima ajaran yang benar. Menjadi ahli bidat formal berarti "dengan sengaja dan bersungguh-sungguh menganut suatu kekeliruan dalam perkara iman" selaku warga terbaptis Gereja Katolik, dan oleh karena itu merupakan dosa yang mendatangkan laknat kekal di akhirat maupun ekskomunikasi ipso facto di dunia. Dalam hal ini, "perkara iman" berarti dogma-dogma ketetapan magisterium Gereja Katolik yang mustahil-keliru. Selain unsur kekeliruan intelektual, harus ada pula unsur "kemauan yang sungguh-sungguh" untuk mempertahankan kekeliruan tersebut, kendati nyata-nyata bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik.
Sejumlah gereja Protestan juga memakai konsep yang sama dalam menghadapi orang-orang pribadi maupun kelompok-kelompok yang mereka pandang sebagai ahli bidat, akan tetapi ketiadaan otoritas doktrinal terpusat di dalam rumpun besar Kristen Protestan memunculkan ketidakseragaman pandangan perihal sesat tidaknya suatu ajaran. Gereja Ortodoks Timur pun hanya membidatkan suatu ajaran secara resmi di dalam konsili oikumene, dan sekarang ini hanya mengakui tujuh konsili terdahulu sebagai konsili-konsili yang bersifat oikumene.
Artikel ini memuat daftar berbagai ajaran yang secara terbuka dibidatkan sebelum tahun 1054 oleh Gereja-Gereja yang mengamini keputusan Konsili Kalsedon, maupun ajaran-ajaran yang baru muncul kemudian hari tetapi mirip dengan ajaran-ajaran yang sudah dibidatkan. Pemerian beberapa ajaran modern yang dibidatkan Gereja Katolik disajikan di dalam sebuah apendiks. Semua daftar tersusun secara alfabetis.
Bidat-bidat zaman Gereja Perdana
Dari generasi ke generasi, ortodoksi dan bidat dicermati di dalam bingkai pemahaman "ortodoksi" sebagai rantai pewarisan tradisi yang asli. Seiring bergulirnya waktu, pandangan semacam ini dianggap tidak lagi memadai. Definisi ortodoksi selanjutnya ditautkan dengan wewenang dan wibawa Gereja Roma yang kian menanjak. Pada tahun 1959, Henry Chadwick mengemukakan pandangannya bahwa semua komunitas Kristen dipertalikan satu sama lain oleh peristiwa-peristiwa seputar kelahiran Gereja di Yerusalem, dan peristiwa-peristiwa inilah yang terus-menerus menjadi faktor penentu penting dalam pembentukan ortodoksi doktrinal. Menurut Alister MacGrath, pandangan Henry Chadwick secara historis tampaknya jauh lebih masuk akal.
Demi kenyamanan pembaca, bidat-bidat yang muncul pada zaman Gereja Purba dipilah-pilah menjadi tiga kelompok, yakni kelompok bidat Tritunggal/Kristologi, kelompok bidat Gnostik, dan bidat-bidat lain di luar kedua kelompok tersebut.
= Bidat-bidat Tritunggal/Kristologi
=Di dalam ilmu teologi, istilah Kristologi mengandung arti ganda. Secara sempit, Kristologi berarti ikhtiar untuk memahami bagaimana keilahian dan kemanusiaan terhubung di dalam pribadi Yesus Kristus. Secara luas, Kristologi berarti kajian menyeluruh terhadap pribadi, riwayat hidup, dan kiprah Yesus Kristus. Bagian ini menggunakan istilah Kristologi dalam arti sempit.
Ajaran ortodoks tentang Tritunggal, sebagaimana dijabarkan dan dimufakati secara resmi di Konstantinopel pada tahun 381, adalah ajaran bahwa Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus merupakan satu kewujudan di dalam tiga hipostasis, yang diterjemahkan secara kurang tepat menjadi "pribadi". Pertanyaan kristologis yang muncul selanjutnya adalah bagaimana Yesus Kristus dapat bersifat ilahi sekaligus insani. Sesudah melewati banyak perdebatan, pertanyaan ini dijawab tuntas secara resmi dalam Konsili Efesus tahun 431, Konsili Kalsedon tahun 451, dan Konsili Konstantinopel III tahun 680.
= Bidat-bidat Gnostik
=Gnostisisme adalah sebutan bagi sekumpulan gerakan keagamaan sinkretis yang terdiri atas beragam akidah tetapi pada umumnya mengajarkan bahwa umat manusia adalah jiwa-jiwa ilahi yang terperangkap di alam jasmani ciptaan Demiurgos, allah yang tidak sempurna, yang kerap disamakan dengan Allah agama ibrahimi. Gnostisisme merupakan pengingkaran (kadang-kadang dari perspektif asketis) dan vilifikasi terhadap tubuh manusia dan alam jasmani atau kosmos. Gnostisisme mengajarkan dualitas jasmani (materi) lawan rohani, atau raga (yang jahat) lawan jiwa (yang baik). Menurut Gnostisisme, alam kodrati atau alam jasmani kelak dan sudah sepantasnya dibinasakan (sepenuhnya dimusnahkan) oleh Allah rohani yang sejati, demi membebaskan umat manusia dari kekuasaan allah palsu alias Demiurgos.
Anggapan keliru tentang arti Gnostisisme yang umum beredar bersumber dari kenyataan bahwa arti kata "gnostik" pada masa lampau sama dengan arti kata "mistik" dewasa ini. Ada beberapa ahli mistik (dalam arti modern) Kristen Ortodoks yang mengajarkan gnosis (pengetahuan akan Allah atau pengetahuan akan Yang Mahabaik) sehingga dapat disebut ahli gnostik dalam arti positif (misalnya Diadokos dari Fotiki).
Meskipun Gnostisisme dulu dianggap sebagai penyelewengan ajaran Kristen, kini sudah didapati jejak-jejak keberadaan sistem Gnostik dari beberapa abad sebelum permulaan tarikh Masehi. Mungkin saja Gnostisisme sudah muncul sebelum abad pertama Masehi, sebelum Yesus lahir. Gnostisisme menyebar ke seluruh Kawasan Laut Tengah dan Timur Tengah sebelum dan pada abad ke-2 dan ke-3, menjadi bidat dualistis di dalam agama Yahudi (lih. Notsrim), agama Kristen, maupun filsafat Helenis di negeri-negeri yang dikuasai Kekaisaran Romawi, bangsa Goti penganut Arianisme (lih. Hunerik), dan Kekaisaran Persia. Peralihan keyakinan ke agama Islam dan Perang Salib Albigenses (1209–1229) benar-benar menggerus jumlah penganut ajaran Gnostik pada Abad Pertengahan, kendati masih ada segelintir komunitas terisolasi yang sintas sampai hari ini. Gagasan-gagasan Gnostik sangat memengaruhi ajaran-ajaran filsafat dari berbagai gerakan mistik kebatinan pada akhir abad ke-19 dan abad ke-20 di Eropa dan Amerika Utara, antara lain beberapa gerakan yang terang-terangan mengaku sebagai penyintas bahkan kesinambungan dari kelompok-kelompok Gnostik terdahulu.
= Bidat-bidat lain
=Bidat-bidat Abad Pertengahan
Bidat-bidat Renaisans
Sempalan-sempalan yang dibidatkan Gereja Katolik
= Protestantisme
== Gerakan-gerakan Kontra Reformasi
== Gerakan-gerakan abad ke-19
== Gerakan-gerakan abad ke-20
=Baca juga
Bidat dalam Kekristenan
Bidat Kristen pada zaman modern
Garis-garis besar Kekristenan
Garis-garis besar Gereja Katolik
Garis-garis besar konsili-konsili oikumene Katolik
Filetisme
Rujukan
Pranala luar
Daftar Bidat dan Tradisi Ciptaan Manusia yang Diadopsi dan Dilanggengkan Gereja Katolik Roma dalam Kurun Waktu 1600 Tahun (menurut anggapan umat Protestan)
Bidat-Bidat Besar
Kata Kunci Pencarian:
- Daftar bidat menurut Gereja Katolik
- Daftar Paus Gereja Katolik
- Bidat menurut Gereja Katolik
- Gereja
- Deuterokanonika
- Yohanes Calvin
- Bapa Gereja
- Hubungan Katolik–Protestan
- Polikarpus
- Reformasi Protestan