Daniel Carleton Gajdusek (9 September 1923 - 12 Desember 2008) ialah seorang virolog dan dokter Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa penyakit kuru, penyakit mematikan yang menyerang otak yang diderita oleh sejumlah penduduk asli di Papua Nugini, disebabkan oleh agen menular. Penemuan ini memiliki relevansi pada sekelompok penyakit yang dikenal sebagai penyakit degenerasi saraf, di mana jaringan saraf hancur, yang sekarang secara kolektif dikenal sebagai ensefalopati spongiform menular. Atas karyanya,
Gajdusek dianugerahi Penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1976, yang diterimanya bersama Baruch S. Blumberg.
Gajdusek lahir dari ayah Hungaria dan ibu Slowakia. Ia lulus dari sekolah tinggi pada tahun 1940 dalam usia 16 tahun dan menerima gelar sarjana dari University of Rochester pada tahun 1943. Ia menyelesaikan pendidikan kedokteran di Harvard University, menerima gelar dokter pada tahun 1946. Antara tahun 1946-1948, ia mengikuti pelatihan klinik di bidang pediatri di Children's Hospital Boston, Massachusetts, dari dari tahun 1948 hingga 1949 ia belajar kimia fisika dengan kimiawan Linus Carl Pauling di California Institute of Technology (Caltech). Dari tahun 1949 hingga tahun 1952 ia melanjutkan studi pascasarjana dalam virologi di laboratorium milik mikrobiolog John F. Enders di Universitas Harvard. Pada tahun 1952 hingga 1953
Gajdusek bertugas di United States Army di Walter Reed Army Institute of Research di Washington, D.C. Selama 2 tahun berikutnya ia mengerjakan penelitian di Lembaga Pasteur, Teheran, Iran. Kemudian, pada tahun 1955, ia belajar virologi dengan imunolog Sir Macfarlane Burnet di Walter and Eliza Hall Institute of Medical Research at the Hall Institute di Melbourne, Australia. Pada tahun 1958
Gajdusek bergabung dengan National Institutes of Health (NIH) di Bethesda, Maryland, di mana ia tetap di sana hingga tahun 1997, ketika ia didakwa dan dipenjara selama setahun atas tuduhan penganiayaan anak.
Pada tahun 1955, selama belajar virologi di Hall Institute,
Gajdusek mempelajari kelangsungan dan efek mematikan yang aneh pada penyakit neurodegeneratif di antara suku Fore di Papua Nugini dan bepergian ke sana untuk mempelajari penyakit itu. Meskipun pertama kali diperkirakan bahwa penyakit itu, yang disebut kuru oleh penduduk setempat, diturunkan secara genetik,
Gajdusek malah menemukan kalau penyakit ini ditularkan melalui ritual yang melibatkan makan otak kerabat yang mati (kanibalisme). Uji autopsi otak orang yang sudah meninggal akibat penyakit kuru menunjukkan kerusakan saraf, namun
Gajdusek tidak bisa menemukan penyebabnya. Seorang peneliti yang mempelajari penyakit neurodegeneratif pada hewan menyimpulkan bahwa kuru mirip dengan scrapie, penyakit neurodegeneratif pada domba.
Gajdusek menunjukkan bahwa kuru memang mirip dengan scrapie, begitupun penyakit Creutzfeldt-Jakob, gangguan neurodegeneratif pada manusia.
Gajdusek mengaitkan penyakit ini pda agen menular, yang disebutnya virus yang berjalan lambat.
Kematian
Ketika sedang mengunjungi kolega di Tromsoe, Norwegia,
Gajdusek meninggal dunia.
Pranala luar
Gajdusek,
Daniel Carleton - MSN Encarta Diarsipkan 2009-04-29 di Wayback Machine.