- Source: Daoed Joesoef
Dr. Drs. Daoed Joesoef (8 Agustus 1926 – 23 Januari 2018) adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dari 1978 sampai 1983 dalam Kabinet Pembangunan III. Ia dilahirkan dari pasangan Moehammad Joesoef dan Siti Jasiah asal Jeron Beteng, Yogyakarta. Dia menikah dengan Sri Sulastri dan dikaruniai seorang anak, Sri Sulaksmi Damayanti.
Daoed memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1959). Setelah itu ia meneruskan studinya ke Sorbonne, Prancis dan meraih dua gelar doktor, yakni Ilmu Keuangan Internasional dan Hubungan Internasional (1967) serta Ilmu Ekonomi (1973). Daoed Joesoef adalah salah seorang tokoh yang ikut mendirikan CSIS (Centre for Strategic and International Studies), sebuah tangki pemikir yang banyak dimanfaatkan sumbangannya oleh pemerintahan Orde Baru. Dalam kehidupan sehari-harinya, Daoed Joesoef mempunyai kegemaran melukis.
Pemikiran
Pemikiran Daoed Joesoef yang paling utama adalah tentang hubungan antara pendidikan dan kebudayaan. Ia mengemukakan bahwa lembaga pendidikan merupakan pusat kebudayaan. Dalam pemikirannya, lembaga pendidikan tidak hanya mengajarkan tentang mata pelajaran klasik. Lembaga pendidikan berperan sebagai pembudayaan peserta didik melalui kebudayaan nasional. Pendidikan tidak hanya bertujuan mengembangkan kognisi, tetapi juga inteligensi peserta didik. Inteligensi peserta didik ini merupakan bagian dari kebudayaan yang meliputi inteligensi sosial, inteligensi emosional dan inteligensi kinestetik. Pemikiran Daoed Joesoef ini digunakan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun dalam kebijakan pendidikan di Indonesia. Setelah Daoed Joesoef mengakhiri jabatannya sebagai Menteri Pendidikan Indonesia, pemikirannya digantikan oleh kebijakan pendidikan yang baru. Pemikirannya tentang pendidikan masih bertahan hingga diterbitkannya undang-undang baru tentang sistem pendidikan nasional pada tahun 1989.
Kontroversi
Pada masa jabatannya sebagai menteri, Daoed Joesoef terkenal karena kebijakanya memperkenalkan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan) yang dimaksudkan untuk mengembalikan universitas sebagai komunitas ilmiah. Kebijakan ini dikeluarkan Daoed di awal masa jabatannya, saat kampus-kampus tercemar oleh kegiatan politik praktis. Menurut Daoed, kegiatan politik hanya boleh dilakukan di luar kampus, sementara tugas utama mahasiswa adalah belajar. Dengan kebijakannya ini, Joesoef menghapuskan Dewan Mahasiswa di universitas-universitas di seluruh Indonesia dan praktis melumpuhkan kegiatan politik mahasiswa. Joesoef juga terkenal karena mengeluarkan keputusan yang melarang liburan pada masa bulan puasa serta mengubah awal tahun ajaran dari Januari (sejak Januari 1966) ke bulan Juli mulai tahun 1979.
Penghargaan
= Dalam Negeri
=Indonesia :
Bintang Mahaputera Adipradana (1982)
Satyalancana Dwidya Sistha (1981)
= Luar Negeri
=Perancis :
Commander of the Order of Arts and Letters (1984)
Catatan kaki
Pranala luar
(Indonesia)} "Potret Kearifan Cendekia" Bio Daoed Joesoef di Ensiklopedi Tokoh Indonesia Diarsipkan 2012-01-15 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- Daoed Joesoef
- Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan
- Soetan Kasajangan Soripada
- Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
- Angkatan Seni Rupa Indonesia
- Museum Sumatera Utara
- Pusat Studi Strategis dan Internasional (Indonesia)
- Museum Seni Neka
- Indonesia dalam tahun 2015
- Yusril Ihza Mahendra
- Medan
- Fort Vredeburg Museum
- National Library of Indonesia
- North Sumatra Museum
- Nugroho Notosusanto
- Kurnianingrat
- Neka Art Museum
- Third Development Cabinet
- Unfinished Buddha