- Source: David Suzuki: The Autobiography
- David Suzuki: The Autobiography
- David Suzuki
- The Nature of Things
- Leamington, Ontario
- Bill Duthie Booksellers' Choice Award
- Cody Rhodes
- Sheng-yen
- Alan Watts
- Holden
- Daftar penerima Nobel menurut afiliasi universitas
- David Suzuki: The Autobiography
- David Suzuki
- Severn Cullis-Suzuki
- The Nature of Things
- Leamington, Ontario
- Gidansda Guujaaw
- 2006 in literature
- List of atheists (surnames R to S)
- Hiroo Onoda
- Alan Watts
Wheels on Meals (1984)
Cold Meat (2024)
Planet of the Apes (2001)
Ticket to Paradise (2022)
No More Posts Available.
No more pages to load.
David Suzuki: The Autobiography adalah autobiografi tahun 2006 karya penulis sains dan penyiar Kanada David Suzuki. Buku ini berpusat sebagian besar pada kehidupannya sejak penerbitan autobiografi pertamanya, Metamorphosis: Stages in a Life pada tahun 1987. Autobiografi ini dimulai dengan catatan kronologis mengisahkan masa kecilnya, tahun-tahun akademik, dan karier dalam penyiaran. Dalam bab-bab berikutnya, Suzuki mengambil gaya memoar, menulis mengenai tema-tema seperti hubungannya dengan Australia, pengalamannya di Brasil dan Papua Nugini, pendirian Yayasan David Suzuki, dan pemikirannya mengenai perubahan iklim, status selebritas, teknologi, dan kematian. Sepanjang buku ini, Suzuki menyorot dampak berkelanjutan dari peristiwa-peristiwa yang terjadi selama masa kecilnya.
Buku ini merupakan buku ke-43 Suzuki, dan sebagaimana ia berkata, yang terakhir. Para kritikus telah menyebut buku ini jujur, tulus, dan menawan, berisikan komentar yang tajam meski didampingi dengan kisah yang terkadang datar. Latar belakang ilmiah Suzuki dicerminkan melalui gaya penulisan yang rasional serta analitis.
Autobiografi Suzuki menghabiskan empat pekan di posisi pertama daftar Maclean's untuk buku nonfiksi terlaris dan memuncak di nomor enam daftar The Globe and Mail. Buku ini memenangkan Penghargaan Libris Asosiasi Penjual Buku Kanada untuk Buku Nonfiksi Terbaik Tahun Ini dan Penghargaan Pilihan Penjual Buku British Columbia pada tahun 2007. Para penerbit, Greystone Books dan Douglas & McIntyre, dianugerahi Penghargaan CBA Libris untuk Pencapaian Pemasaran Terbaik Tahun Ini.
Latar belakang
David Suzuki yang berbasis di Vancouver, pada usianya yang ke-70 tahun pada saat buku ini terbit, paling dikenal sebagai seorang aktivis lingkungan dan pembawa acara televisi The Nature of Things. Ia juga telah bekerja sebagai seorang ahli genetika, penulis alam, dan profesor universitas. Pada tahun 2002 ia menerbitkan bukunya sebelumnya, Good New for a Change: Hope for Troubled Planet. Buku tahun 1987 karyanya, Metamophosis: Stages in a Life, secara tidak sengaja menjadi autobiografi pertamanya. Metamorphosis awalnya ditulis sebagai sekumpulan esai, tetapi menyusul dorongan dari sang penerbit, Suzuki menulis kembali buku tersebut menggunakan gaya yang lebih autobiografis.
Judul sementara untuk autobiografi kedua Suzuki merupakan The Outsider, sebuah tajuk yang dimaksudkan untuk mengungkapkan pandangan sang pengarang tentang perannya dalam masyarakat. Perasaan terasing yang disiratkan judul tersebut berasal dari isolasi di sebuah kamp penginterniran orang Jepang-Kanada selama Perang Dunia II. Ia ditahan di sana karena berasal dari keturunan Jepang, tetapi juga dihindari orang Jepang lainnya sebab hanya berbahasa Inggris, mengingat ia berasal dari generasi ketiga. Perasaan isolasi tersebut berlanjut selama tahun-tahun pertamanya sekolah ketika satu-satunya pelajar lain dari keturunan Jepang ialah saudari kembarnya. Putri-putri Suzuki mengakui persepsinya sebagai seorang yang terasing, tetapi bersikeras bahwa publik memandangnya dengan begitu kontras, sebagai salah satu dari mereka, sehingga terpilihlah judul The Autobiography yang sederhana.
Tujuan Suzuki dengan menulis buku adalah untuk mendokumentasikan pengalamannya memperoleh penghargaan pribadi dari gerakan lingkungan hidup dan untuk mengilustrasikan, terutama kepada para pemuda, kesempatan dalam pelestarian lingkungan hidup. Suzuki meyakini bahwa ia telah secara tidal adil dilabeli sebagai "master kemurungan dan kehancuran" oleh media konservatif dan bahwa buku ini akan membantu menyeimbangkan pandangan tersebut. Ia memaksudkan autobiografi ini sebagai buku terakhirnya. Menyusul publikasi The Autobiography ia berencana memotong pekan kerjanya dari tujuh menjadi empat hari guna menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan aktivitas pribadi.
Isi
Buku ini terdiri atas 18 bab dengan prakata sepanjang dua halaman, yang menjalaskan pengalaman Suzuki dengan Metamorphosis dan bagaimana buku ini melengkapinya. Tesis buku ini diidentifikasi oleh salah seorang pengulas sebagai: "Pentingnya tahun-tahun formatif masa kecil terhadap perkembangan seseorang. Dalam kasus Suzuki, dampak rasismelah, terutama waktu yang ia habiskan di kamp internir BC selama Perang Dunia II, yang masih menghantuinya. Dalam sebuah wawancara, Suzuki mengatakan, "Doronganku untuk berhasil telah termotivasi oleh gairah untuk mencontohkan kepada sesama orang Kanada bahwa saya dan keluarga tidak pantas diperlakukan sebagaimana kami dianggap dahulu." Suzuki mengidentifikasi kemenangannya menjadi presiden sekolah menengah atas sebagai titik balik dalam hidupnya. Ia awalnya menolak akan mencalonkan diri sebab meyakini bahwa ia tidak cukup populer. Ayahnya mendorong Suzuki, mengatakan: "Tidak ada cela dalam kekalahan ... Hal yang penting adalah mencoba." Suzuki mencalonkan diri dan terpilih secara tidak terduga dengan bantuan platform orang-orang yang bernasib serupa dengannya.
Suzuki mengisahkan masa muda dan tahun-tahun akademiknya sebagai seorang pelajar, profesor, dan peneliti genetika. Mengenai karier penyiarannya, Suzuki mengingat kembali wawancara awal yang mencontohkan afinitasnya dengan pidato dan pekerjaan-pekerjaan yang membolehkannya berkeliling dunia. Tentang kehidupan pribadinya, Suzuki mendeskripsikan hubungannya dengan kelima anaknya dan perkembangan kedua pernikahannya. Dalam sebuah ulasan New Zealand Listener, David Larsen mengamati: "Selangkah demi selangkah, kau melihatnya menyusun pemikirannya menuju cara pelestarian lingkungan yang paripurna: bukan karena ia seorang fanatik yang alami, tetapi karena ia merupakan seorang pria yang jujur secara intelektual yang dihadapkan dengan bukti-bukti bahwa kebijakan ekonomi dan energi kita saat ini tengah menggali kubur anak cucu kita."
Bab-bab selanjutnya menceritakan peristiwa sejak penerbitan Metamorphosis. Di British Columbia, Suzuki menghabiskan waktu di Kepulauan Ratu Charlotte dan Lembah Stein bersuara melawan penebangan. Ia mendeskripsikan perjalanannya di Brasil sementara merekam salah satu episode The Nature of Things pada tahun 1988 dan hubungan yang ia jalin dengan suku Kayapo. Salah satu pemimpin suku tersebut kembali ke Kanada bersama Suzuki untuk mendesak perlindungan kampung halamannya di Amazon. Perjalanannya berkeliling Papua Nugini dan bagaimana Australia menjadi rumah keduanya juga turut dijelaskan. Ia menggambarkan pendirian dan tahun-tahun awal Yayasan David Suzuki, sebuah organisasi nirlaba berlandaskan perlindungan lingkungan dan pengembangan keberlanjutan. Dalam empat bab terakhir, Suzuki mengelaborasi tentang pemikirannya mengenai perubahan iklim, status selebritas, teknologi, dan kematian. Ia menyesali kurangnya tindakan global menghadapi perbuahan iklim, jarangnya literasi ilmiah pada politikus, dan sedikitnya perhatian media terhadap sains. Dalam bab terakhir ia menerima kematian sebagai hal yang tak terhindarkan dan meyakini karyanya akan lekas terlupakan, meninggalkan cucu-cucunya sebagai satu-satunya peninggalan sejati darinya.
Gaya dan genre
Nada penulisan Suzuki terbilang santai dan sederhana. Robert Wiersema mencatat bahwa gaya Suzuki memiliki sebuah "mutu analitis ... yang mungkin terbentuk oleh pelatihan ilmiahnya". Suzuki memancarkan humor kering yang rendah hati dan beberapa kali melontarkan pernyataan mengejutkan. Larsen menggambarkan gaya di dalamnya sebagai "fusi narasi pribadi yang lazim dengan komentar yang berenjana lagi tajam".
Buku ini dibuka dengan narasi kronologis tentang kehidupan Suzuki dengan gambar keluarga dan kawan-kawannya. Lima bab pertama bukunya meliputi peiode yang sama dengan autobiografi perdana Suzuki, mulai masa kecil hingga usia 50 tahun. Bab-bab selanjutnya menggunakan suatu gaya memoar dengan pemikiran pribadi dikembangkan di seputar beberapa tema. Suzuki mengisahkan pengalamannya bersama suku-suku pribumi dan hubungan pribadinya dengan para anggota dari kelompok-kelompok tersebut. Suatu cerita perjalanan mengenai kelananya di Brasil, Papua Nugini, Australia, dan sejumlah tempat di Kanada turut ditampilkan. Konsep dan penjelasan ilmiah kerap bermunculan di sepanjang bukunya.
Penerbitan dan pemasaran
Dua pekan sebelum perilisannya tanggal 22 April 2006, sepenggal bagian dari buku ini dicetak dalam halaman-halaman surat kabar The Globe and Mail. Greystone Books, divisi Vancouver dari Douglas McIntyre, menerbitkan buku ini. Rangkaian tur buku ini diadakan di lebih dari 35 pemberhentian selama lebih dari dua bulan di seluruh Kanada. Dipromosikan sebagai "tur buku terakhir" Suzuki dan disebut oleh sang penulis sebagai "tur buku terima kasih", rangkaiannya dimulai di Victoria, British Columbia, dan menyertakan pemberhentian dari pesisir ke pesisir, mulai Whitehorse, Yukon, hingga New Glasgow, Nova Scotia. Dihadiri oleh hampir 500 orang pada setiap acara, sebuah presentasi multimedia dengan foto dan video pribadi ditampilkan oleh Suzuki. Para penerbit memperkirakan bahwa sang pengarang menandatangani sebanyak 5.000 buku dan melaksanakan 137 wawancara media. Atas usaha mereka Greystone Books dan Douglas McIntyre dianguerahkan Penghargaan Libris Asosiasi Penjual Buku Kanada untuk Pencapaian Pemasaran Terbaik Tahun Ini. Pada bulan Juli, buku ini diterbitkan oleh Allen & Unwin di Australia.
Tanggapan
The Autobiography menduduki posisi pertama daftar Maclean's untuk buku nonfiksi terlaris di Kanada selama empat pekan, dan bertahan di sepuluh besar hingga 15 minggu. Buku ini berada di daftar buku laris nonfiksi The Globe and Mail selama delapan pekan dan memuncak di nomor enam. Buku ini memenangkan Penghargaan Libris Asosiasi Penjual Buku Kanada untuk Buku Nonfiksi Terbaik Tahun ini dan Penghargaan Pilihan Penjual Buku British Columbia.
Berbagai kritikus menggambarkan buku ini "terus terang", "terbuka", dan "menawan". Dalam sebuah ulasan The Globe and Mail, Brian Brett terkesan dengan "keterusterangan Suzuki yang menarik" dan melabeli bukunya "janggal lagi menakjubkan". Walau ulasan Brett positif, ia menyebut autobiografinya "tertulis dengan canggung" dan terkadang repetitif. Ulasan dalam Edmonton Journal mencatat bahwa Suzuki dapat "meluluhkan jiwa yang terkeras sekali pun", tetapi juga bahwa banyak dari kisah-kisahnya yang gagal. Ulasan Quill & Quire menyatakan bahwa Suzuki "belum menulis sebuah autobiografi yang bebas", dan bahwa ia "terlalu sopan untuk mencela para musuhnya". Menulis untuk The Vancouver Sun, Wiersema mengatakan bahwa sementara "kehidupannya ialah sebuah buku terbuka ... kau mendapat perasaan bertemu dengan Suzuki sejati untuk yang pertama kali". Wiersema menyebut sang pengarang seorang "pencerita yang alami". Ulasan New Zealand Listener berbunyi, "Sebagai penulis, ia memiliki daya tarik seorang geek SMA yang putus asa mencari pacar ... tetapi pada akhirnya itulah yang membuat ceritanya meyakinkan". Beberapa kritikus secara khusus mendapati tulisan Suzuki mengenai kematian tersusun dengan baik.
Sejumlah pengulas membandingkan buku ini dengan autobiografi pendahulu Suzuki, Metamorphosis. Edmonton Journal menanggap David Suzuki: The Autobiography lebih terang-terangan sekaligus tajam daripada buku sebelumnya. Di sisi lain, Peter Desbarats, menulis dalam Literary Review of Canada, mengajukan bahwa Metamorphosis berisi lebih banyak daya tarik personal. Desbarats kecewa dengan The Autobiography karena tidak memberikan refleksi yang lebih baik tentang tema-tema dalam Metamorphosis. Ia menggarisbawahi bagian-bagian terbaik autobiografi Suzuki, masa-masa awalnya, dipersingkat dari sepertiga Metamorphosis menjadi satu bab tunggal dalam The Autobiography. Desbarats menyatakan bahwa kedua buku tidak berakhir dengan "kata-kata terakhir yang memuaskan" serta menyimpulkan bahwa Suzuki ialah "pengarang biografi yang terburuk lagi paling membuat frustrasi bagi dirinya sendiri".
Rujukan
Bacaan lebih lanjut
Suzuki, David (2007) [2006]. David Suzuki: The Autobiography (dalam bahasa Inggris). Gresytone Books. ISBN 978-1-55365-281-6 – via Internet Archive.
Pranala luar
Situs resmi Yayasan David Suzuki