Design Structure Matrix (DSM) (sering disebut juga sebagai Dependency
Structure Method, Dependency
Structure Matrix, Problem Solving
Matrix (PSM), incidence
Matrix, N-square
Matrix atau
Design Precedence
Matrix) merupakan sebuah matriks yang merepresentasikan sebuah sistem atau proyek dengan ringkas dan jelas. Pendekatan ini bisa dilakukan untuk permodelan suatu sistem yang kompleks pada sistem enjinering atau sistem analisis, perencanaan proyek dan Manajemen proyek.
Ikhtisar
Design Structure Matrix (selanjutnya disingkat dengan DSM) memuat semua unsur dalam suatu subsistem/aktivitas dan pertukaran informasi berkaitan yang dilakukan serta pola ketergantungannya. Dengan kata lain, DSM memuat detail informasi apa yang dibutuhkan untuk memulai suatu aktivitas tertentu, dan menunjukkan dari aktivitas mana informasi tersebut dihasilkan. Dengan cara demikian, seseorang akan dengan cepat mengetahui aktivitas lain mana yang bergantung dari informasi yang dihasilkan oleh masing-masing aktivitas tersebut.
DSM memiliki dua kelebihan. Kelebihan pertama adalah DSM dapat merepresentasikan elemen sistem dalam jumlah besar dan hubungan antar masing-masing elemennya dengan cara yang ringkas serta menunjukkan pola-pola penting pada data (seperti loop umpan balik dan modul). Sedangkan kelebihan kedua adalah DSM terbuka untuk teknik analisis berbasis matriks, yang bisa digunakan untuk memperbaiki struktur sistem. Sehingga analisis DSM dapat memberikan pandangan dalam hal mengelola sistem atau proyek yang kompleks, menyoroti aliran informasi, urutan tugas, dan iterasi. Hal ini tentu saja akan membantu tim yang bersangkutan untuk merampingkan proses yang ada berdasarkan pada optimasi aliran informasi antar aktivitas yang memiliki ketergantungan.
Analisis DSM dapat juga digunakan untuk mengelola pengaruh dari sebuah perubahan. Sebagai contoh, misalnya ada perubahan spesifikasi suatu komponen, akan dimungkinkan untuk mengidentifikasi dengan cepat semua proses atau aktivitas yang bergantung pada spesifikasi tersebut sehingga dapat mengurangi risiko pekerjaan akan berlanjut dengan menggunakan informasi yang belum diperbaharui.
Desain
DSM merupakan sebuah matriks persegi. Sel di sepanjang diagonal matriks mewakili elemen sistem, yang sering diberi label pada baris di kiri matriks dan /atau pada kolom di atas matriks. Sel-sel yang berada di luar diagonal matriks menunjukkan hubungan antar-elemen. Dengan membaca suatu baris bisa diketahui elemen mana saja yang memberikan keluarannya pada elemen pada baris tersebut, sedangkan jika membaca di sepanjang kolom bisa diketahui elemen mana saja yang menerima keluaran dari elemen pada kolom yang bersangkutan. Alternatif lain, baris dan kolom bisa ditukarkan (tanpa mengubah maknanya).
Terdapat dua kategori utama yang ada selama ini: statis dan berbasis-waktu. DSM statis merepresentasikan sistem dengan elemen-elemennya ada secara simultan, seperti komponen-komponen suatu mesin atau kelompok-kelompok dalam suatu organisasi. DSM statis biasanya dianalisis dengan menggunakan clustering algorithms. Pada DSM berbasis waktu, urutan baris dan kolom menunjukkan suatu aliran waktu: aktivitas awal proses berada pada sisi kiri atas DSM dan aktivitas akhir berada pada sisi kanan bawah. Istilah-istilah seperti "feedforward" dan "feedback" memiliki arti ketika merujuk suatu adanya hubungan. DSM berbasis waktu umumnya dianalisis menggunakan algoritme pengurutan/sequencing algorithms.
Masing-masing kategori DSM tersebut memiliki dasar yang berbeda. DSM statis memiliki kesamaan dengan diagram persegi-N atau incidence
Matrix. Sedangkan DSM berbasis waktu berkaitan dengan precedence diagram atau representasi dari matriks grafik pengarah. DSM berbasis waktu (dan istilah DSM itu sendiri) diciptakan oleh D.V. Steward, diberi nama "
Design Structure Matrix" pada tahun 1960-an. DSM buatan Steward ini berawal dari penggunaan matriks untuk memecahkan masalah sistem persamaan matematika. Christopher Alexander mempresentasikan metode desain berbasis matriks yang mirip pada tahun 1964 di buku Notes on the Synthesis of Form.
= Petunjuk untuk membuat Struktur Matrik organisasi proyek
=
Langkah 1 Pahami hierarki dalam Struktur Matriks
Profesional proyek melaporkan pada manajer proyek yang memberikan laporan pada manajer umum atau wakil presiden. Karena para profesional sekarang dapat bekerja pada beberapa proyek di bawah beberapa manajer sekaligus, sangatlah penting untuk memiliki pandangan umum yang kuat dari manajer senior. Hal ini akan memastikan tidak akan ada pekerjaan yang sia-sia konflik kepentingan.
Langkah 2 Hitung cost-benefits Struktur Matriks
Orang-orang yang direkrut lebih sedikit karena pekerja dibagi-bagi dalam beberapa proyek. Waktu bisa dihemat pada saat pekerja membagi informasi karena dia sedang bekerja untuk proyek yang berbeda. Secara teori, hal ini akan menghasilkan produk yang lebih baik dengan biaya lebih rendah. Tetapi, biaya akan selalu meningkat karena lebih manajer yang direkrut untuk mengelola variasi dalam proyek.
Langkah 3 Perhatikan bahwa kekuatan utama Struktur Matriks terletak pada kegiatan berbagi informasi
Sejak para profesional bisa bekerja pada lebih dari satu proyek sekaligus, mereka tetap dapat mendapatkan informasi kemajuan pada bagian lain di dalam perusahaan. Pendukung metode Struktur Matriks percaya bahwa hal ini akan membuat perusahaan lebih kuat karena masing-masing departemen tidak saling bekerja bertentangan. Mereka juga percaya karyawan akan mendapatkan keuntungan dengan adanya pengalaman kerja yang luas.
Langkah 4 Sadari bahwa terdapat kritik untuk Struktur Matriks
Para profesional yang bekerja untuk banyak manajer akan memiliki loyalitas yang berbeda. Jika Struktur Matriks menjadi terlalu besar, akan sangat sulit untuk mengelolanya secara efektif. Pertarungan internal akan terjadi antar-manajer yang bersaing untuk memperebutkan waktu dan perhatian karyawan yang mereka bagi.
Langkah 5 Selalu ingat bahwa Struktur Matriks mengubah bentuk manajemen secara umum.
Ketika proyek dibuat dan diakhiri, pekerja akan didistribusi ulang antar-mereka. Manajer akan secara berkelanjutan merekrut, memperkerjakan ulang dan menghentikannya sesuai yang dibutuhkan oleh proyek. Struktur Matriks bisa digunakan sementara, berlangsung selama proyek berjalan, atau lebih permanen berlangsung selama beberapa tahun di dalam perusahaan.
Penggunaan
Penggunaan DSM baik untuk riset ataupun praktik di dunia industri meningkat dengan cepat pada tahun 1990-an. DSM diaplikasikan di dalam proyek konstruksi bangunan, semikonduktor, otomotif, fotografi, dirgantara, telekomunikasi, industri kecil dan menengah, peralatan pabrik, dan industri elektronik, sekadar contoh, yang juga digunakan oleh badan pemerintah.
Sebagian kecil aplikasi perangkat lunak komputer bisa digunakan untuk membuat DSM. Pemimpin dalam area ini adalah PlanWeaver yang dibuat oleh BIW Technologies (digunakan pada proyek dirgantara, pertahanan, dan konstruksi), LDM dari Lattix, Inc. (digunakan untuk mengelola arsitektur perangkat lunak), DeMAID/GA, [Acclaro], dan [Problematics]. Versi terakhir dari Java IDE IntelliJIDEA 7.0 memasukkan manajemen dependency
Structure Matrix sejak v7.0 Milestone 2. Terdapat juga aplikasi DSM open source [dtangler] untuk menganalisis kode bahasa pemrograman java. Selain itu tersedia juga [free DSM plugin] untuk .NET Reflector.
Pranala luar
dsmweb
problematics
planweaver
lattix
axiomaticdesign
adeptmanagement
headwaysoftware
teseon
dsm-conference
http://tcdev.free.fr
complexworks
dtangler