Dewa dapur adalah salah satu
Dewa rumah tangga yang dipercaya dalam berbagai kebudayaan masyarakat dunia.
Dewa dapur erat kaitannya dengan penggunaan api atau perapian di suatu rumah tangga.
Kepercayaan terhadap Dewa dapur di berbagai negara
= Korea
=
Kepercayaan terhadap
Dewa rumah tangga di Korea berasal dari Shamanisme yang dipercaya oleh rakyat jelata.
Dewa rumah tangga dinamakan Seongjusin, bertugas mengatur keberuntungan sekeluarga. Selain itu
Dewa dapur di Korea dinamakan juga Jowangsin. Jowangsin dipercaya mengatur umur anggota keluarga dan keberuntungan mereka. Ibu atau wanita tertua di rumah sering kali bertugas untuk memberikan sesajen kepada semua
Dewa-dewi rumah tangga pada bulan ke-10 kalender tradisional dan masing-masing
Dewa seperlunya pada hari-hari biasa. Upacara-upacara besar rumah tangga dilakukan oleh seorang dukun, biasanya wanita. Tiap-tiap daerah di Korea mempunyai keunikan upacara tersendiri, yang diikuti oleh mantra-mantra maupun persembahan sesajen.
= Kepercayaan Tionghoa
=
Penghormatan untuk
Dewa dapur dalam kepercayaan tradisional Tionghoa ini masih dapat dijumpai di rumah-rumah di Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, maupun komunitas Tionghoa di Indonesia. Altar
Dewa dapur diletakkan dekat tempat memasak (kompor) atau perapian berupa gambar sang
Dewa.
Dewa dapur yang dinamakan Zao Jun ini adalah abdi Kaisar Giok.
Dewa dapur ini sebelum Tahun Baru Imlek naik ke langit untuk melaporkan perilaku pemilik rumah dan keluarganya kepada Kaisar Giok. Agar
Dewa dapur memberi laporan yang baik, pemilik rumah menyuapnya dengan kue keranjang yang manis supaya apa yang dilaporkan yang manis-manis serta mulut sang
Dewa lengket susah berkata yang jelek. Ia pulang pada hari ke-4 dengan disiapkan sesajen berupa daging, buah-buahan dan kue-kue.
= Jepang
=
Dewa dapur di Jepang dinamakan Kamado-gami atau Kama no Kami. Ia menghuni irori, perapian terbuka di rumah tradisional Jepang dan tempat-tempat lain di mana api dimanfaatkan. Kamado-gami juga disebut sebagai
Dewa api,
Dewa pelindung pertanian, ternak dan keluarga. Biasanya sebuah altar yang dihiasi gohei (kertas putih zigzag) dan jimat diletakkan dekat dengan kamado (kompor, perapian), namun bentuk pemujaan berbeda-beda menurut daerah. Karena ia adalah bentuk sinkretis Shinto-Buddhis, ia dinamakan Kamado-gami dalam tradisi Shinto, sedangkan dalam tradisi Buddhis dinamakan Kōjin. Pemujaan Kamado-gami/Kōjin telah lama dimulai sebelum kedatangan Buddhisme namun kemudian menjadi sinkretis. Di kawasan Tohoku, kamado-gami dinamakan juga dengan Kamaotoko.
Suku Ainu menamai dewi
dapur mereka Kamuy Fuchi yang bersemayam di perapian pusat di setiap rumah tangga. Dewi
dapur bertugas memberi penghangatan dan perlindungan kepada rumah dan api berperan sebagai gerbang menuju alam roh. Dalam kepercayaan Ainu, dewi
dapur membawa jiwa-jiwa baru dari api pada saat kelahiran dan mengantarkan arwah orang mati ke alam baka. Kamuy Fuchi mengajarkan orang Ainu pertama berbagai keterampilan untuk bertahan hidup.
= Kepulauan Ryukyu
=
Pada agama pribumi Ryukyu, wanita diangkat sebagai pemimpin religius yang melaksanakan berbagai ritual untuk masyarakat. Ritual sehari-hari di rumah dilakukan di perapian
dapur di mana doa-doa untuk leluhur dilaksanakan oleh wanita tertua di rumah. pada upacara bulanan untuk leluhur dan upacara pertanian sebagian besar dilakukan oleh saudara perempuan pemilik rumah.
Dewa pertama yang menerima persembahan sesajen adalah
Dewa dapur (fii nu kan). Peran sebagai pemimpin upacara dijalankan hingga ia menghembuskan nafas terakhir dan kemudian diteruskan oleh menantu perempuannya atau wanita tertua di rumah tersebut.
Dewa dapur adalah
Dewa terpenting di dalam rumah tangga yang bertugas melindungi penghuninya.
Dewa dapur ini harus mengetahui segala hal tentang penghuni rumah dengan cara diberi laporan secara rutin misalnya tentang kelahiran, pernikahan, pindah rumah, dan kematian.
Dewa dapur bahkan masih dihormati di rumah-rumah moderen di sebuah rak di dinding sebelah utara
dapur dalam bentuk pedupaan, sebuah vas kecil dengan ranting susuki, semangkuk sesajen bersisi garam, beras dan sake.
Dewa-
Dewa juga dapat disimbolkan dengan tiga batu kerucut dari pantai.
Di Pulau Izena, batu-batu ini akan digantikan dengan yang baru saat pemimpin rumah tangga meninggal dunia. Sementara itu di daerah lain, perapian
dapur dari tanah dihancurkan dan dibangun kembali setelah kematian tokoh wanita tertua di rumah.
Lihat juga
Perayaan
Dewa dapur
Gosa
Referensi
Pranala luar
Worship Rite for Household Gods(告祀)
Traditional rite prays for family