- Source: Dinkus
Dinkus merupakan simbol kecil atau elemen grafis dalam tipografi yang biasanya terdiri dari tiga asteris atau titik bulat yang diberi jarak secara horizontal, seperti ∗ ∗ ∗ atau • • • . Simbol ini memiliki berbagai fungsi dan biasanya digunakan untuk menandakan penghilangan yang disengaja atau "jeda logis" dalam tingkatan yang bervariasi dalam sebuah karya tulis. Penggunaan terakhir mirip dengan subbagian, yang mengindikasikan pergantian konteks antara teks sebelum dan setelahnya. Saat digunakan dengan cara ini, dinkus biasanya diletakkan di tengah pada baris tersendiri dengan jarak vertikal sebelum dan sesudahnya. Dinkus telah digunakan dalam berbagai bentuk sejak ca 1850. Secara historis, dinkus sering kali direpresentasikan sebagai asterisme, ⁂, meskipun penggunaan telah ditinggalkan dan hampir tidak digunakan lagi.
Etimologi
Istilah ini diciptakan oleh seorang seniman di majalah Australia, The Bulletin, pada tahun 1920-an dan berasal dari kata dinky.
Penggunaan
= Pemisah subbagian
=Dinkus dapat digunakan untuk menonjolkan jeda antar subbagian dalam suatu bagian utama. Ketika penulis memilih menggunakan dinkus untuk membagi bagian yang lebih besar, tujuannya adalah untuk menjaga kesan kesinambungan cerita dalam bab atau bagian tersebut secara menyeluruh, sambil mengubah elemen pada latar atau alur. Sebagai contoh, saat penulis memperkenalkan kilas balik atau perubahan adegan yang signifikan, dinkus dapat membantu menunjukkan pergantian latar dalam konteks tema bab secara keseluruhan. Pada kasus seperti ini, dinkus sering dianggap lebih tepat untuk digunakan dibanding memulai bab baru. Teknik ini sering digunakan khususnya dalam fiksi sastra.
= Informasi yang dihilangkan dengan sengaja
=Banyak penggunaan dinkus—termasuk yang umum dalam sejarah—mengindikasikan adanya penghilangan informasi yang disengaja. Dalam kasus ini, dinkus digunakan untuk memberi tahu pembaca bahwa informasi tertentu telah dihilangkan. Dinkus juga dapat digunakan untuk menyampaikan maksud "tanpa judul" atau bahwa nama penulis atau judulnya sengaja tidak dicantumkan. Contohnya dapat ditemukan dalam beberapa edisi Album for the Young oleh komposer Robert Schumann (№ 21, 26, and 30).
Selain itu, dinkus juga dapat digunakan dalam konteks apa pun sebagai cara sederhana untuk menyingkat teks. Dalam bidang pembuatan undang-undang, khususnya peraturan daerah, dinkus sering digunakan untuk menunjukkan singkatan dalam revisi atau perubahan peraturan ranpa menyiratkan penghapusan bagian yang dihilangkan.
= Ornamen
=Surat kabar, majalah, dan karya lainnya dapat menggunakan dinkus sebagai ornamen tipografi sederhana, untuk alasan estetika semata. Saat dinkus digunakan untuk tujuan estetika, bentuknya sering kali berupa fleuron, seperti ❧, atau terkadang berupa dingbat. Meskipun fleuron, dingbat, dan dinkus biasanya memiliki perbedaan, penggunaannya dapat saling tumpang tindih.
= Simbolisme puitis
=Dalam beberapa kasus, penggunaan dinkus diterapkan dalam puisi untuk menyampaikan makna non-verbal. Hal ini dicontohkan dalam puisi Thresholes karya Lara Mimosa Montes, di mana sang penyair sering menggunakan dinkus berbentuk lingkaran, ○ , sebagai bentuk "tanda baca pada tingkat keseluruhan teks, bukan hanya pada frasa atau kalimat" sepanjang karyanya.
Variasi
Banyak variasi dinkus menggunakan bentuk asteris sebagai bagian dari komposisi, baik sebagian maupun seluruhnya; meskipun simbol lain juga dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang sama. Beberapa contoh lain, misalnya serangkaian titik, fleuron, asterisme, atau gambar kecil. Dalam tanda baca Braille bahasa Esperanto, dinkus biasanya menggunakan deret titik dua horizontal, ⠒⠒⠒.
= Galeri
=Penggunaan lain
Di kalangan orang Hungaria Amerika dan Polandia yang lebih tua, dinkus merupakan istilah kuno untuk menyebut Senin Paskah.
Dalam bahasa Inggris Australia, khususnya pada media berita, kata "dinkus" merujuk pada foto kecil penulis sebuah artikel berita. Di luar Australia, istilah ini sering disebut sebagai headshot.
Referensi
Lihat pula
Analisis Daisy Alioto tentang dinkus dalam The Paris Review: Ode to the Dinkus.