Ikan
Diskus (Genus Symphysodon) adalah genus ikan siklid (famili Cichlidae) yang berasal dari lembah sungai Amazon di Amerika Selatan. Karena bentuk, perilaku, dan warna serta coraknya yang khas,
Diskus populer sebagai ikan hias air tawar yang biasa dipelihara dalam akuarium, dan budidaya ikan
Diskus di beberapa negara di Asia merupakan industri besar. Ikan
Diskus telah menarik banyak kolektor dan telah menciptakan industri internasional bernilai jutaan dolar lengkap dengan pertunjukan, kompetisi, dan peternak online yang terkenal.
Taksonomi
Diskus mencakup semua spesies ikan dalam genus Symphysodon, yang saat ini mencakup spesies S. aequifasciatus, S. discus dan S. tarzoo berdasarkan tinjauan taksonomi yang diterbitkan pada tahun 2006. Sebuah tinjauan yang diterbitkan pada tahun 2007 sebagian besar memberikan hasil yang sama, tetapi berbeda dalam tata nama karena spesies yang disebut S. tarzoo dalam penelitian tahun 2006 disebut dengan S. aequifasciatus dalam penelitian tahun 2007, dan S. aequifasciatus pada tahun 2006 disebut S. haraldi pada tahun 2007. Argumen lebih lanjut telah dibuat bahwa S. tarzoo tidak dideskripsikan sesuai dengan aturan ICZN sehingga harus dianggap tidak valid dan diganti dengan S. haraldi, yang saat ini dianggap sebagai sinonim dari S. aequifasciatus oleh FishBase.
Deskripsi Fisik
Seperti halnya ikan siklid dari genus Pterophyllum, semua spesies ikan
Diskus memiliki bentuk tubuh yang pipih ke samping. Berbeda dengan ikan dalam genus Pterophyllum, pada ikan
Diskus tidak terdapat sirip yang memanjang sehingga membuat ikan ini memiliki bentuk yang lebih bundar. Bentuk tubuh inilah yang menjadi asal mula nama umum mereka yakni "
Diskus". Sisi-sisi ikan ini sering kali bermotif warna hijau, merah, coklat, dan biru. Beberapa varian yang lebih mencolok adalah hasil pembiakan selektif oleh akuaris dan tidak terdapat di alam liar. Ikan ini biasanya mencapai panjang 12,3–15,2 cm, tetapi jika dibiakan di penangkaran diklaim panjangnya dapat mencapai 23 cm. Ikan
Diskus dewasa umumnya memiliki berat 150–250 g. Tidak ada dimorfisme seksual yang jelas terlihat pada ikan ini, namun ikan jantan mungkin mencapai ukuran lebih besar daripada ikan betina.
Perilaku
Ikan
Diskus merupakan ikan sangat bersosialisasi, biasanya muncul dalam kelompok yang mungkin berjumlah puluhan individu, yang merupakan keunikan di antara ikan siklid di Amerika. Saat berkembang biak, pasangan tersebut menjauh dari kelompoknya, kemungkinan untuk mengurangi risiko kanibalisme kepada anak-anaknya. Seperti kebanyakan ikan siklid, perawatan induk sangat berkembang ketika induk dan pejantan merawat anak-anaknya. Selain itu,
Diskus dewasa menghasilkan sekresi berupa "susu
Diskus" melalui kulitnya, tempat larva anaknya hidup selama 4 minggu pertama. Selama dua minggu pertama, induknya berada di dekat anak-anaknya sehingga mereka dapat makan dengan mudah. Dalam 2 minggu terakhir, mereka berenang menjauh dari induknya, yang anak-anaknya secara bertahap “disapih” dan mulai menjaga diri mereka sendiri. Kematangan seksualnya dicapai dalam satu tahun.
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa melalui perilaku unik pengasuhan induk dan pejantannya, yakni
Diskus memberi makan anaknya dengan lendir kulit, pejantan dan induk ikan ini menularkan mikroorganisme kunci ke benihnya. Penularan mikroorganisme penting dari induk ke keturunan ini mungkin menjelaskan tingginya tingkat kelangsungan hidup benih ikan discus yang dipelihara bersama induknya, dibandingkan dengan rendahnya tingkat kelangsungan hidup keturunan yang dipelihara secara buatan.
Ikan ini biasa memakan alga, material tumbuhan lain, dan detritus (berupa perifiton), juga memakan hewan invertebrata kecil. Invertebrata kecilnyang dimakan dapat memenuhi 38% isi perut Spesies S. aequifasciatus liar selama musim air tinggi, namun jumlah ini menurun selama musim air rendah, dan sepanjang tahun umumnya lebih rendah pada spesies lainnya. Tidak seperti siklid predator lainnya, ikan ini memiliki usus yang relatif panjang khas herbivora atau omnivora.
Persebaran dan Habitat
Spesies Ikan
Diskus menghuni tepi danau dan sungai dataran banjir di lembah Amazon, di mana mereka merupakan bagian dari fauna ikan Neotropis yang sangat beragam. Spesies Symhysodon discus terbatas pada habitat sungai air hitam, namun secara berkala habitat ini mungkin mengalami banjir air putih dalam waktu singkat. Spesies Symphysodon tarzoo ditemukan di sungai berair hitam ataupun putih, dan Spesies Symphysodon aequifasciatus juga ditemukan di sungai berair jernih. Karena preferensi mereka terhadap habitat lentik seperti dataran banjir dan hutan rawa air tawar, perairan putih yang dihuni oleh ikan
Diskus hanya mengandung sedikit material tersuspensi (tidak seperti bagian utama sungai berair putih).
Ketiga spesiesnya memiliki sebaran geografis yang berbeda. S. aequifasciatus terdapat di hilir Amazon Timur dari lengkungan Purus dan S. tarzoo di hulu Amazon Barat dari lengkungan Sungai Purus. Sebaliknya, sebaran S. discus tampaknya terbatas pada bagian hilir Sungai Rio Negro, hulu Sungai Uatumã, Nhamundá, Trombetas, dan Abacaxis.
Sungai Nanay di ujung barat Amazonas berada di luar wilayah aslinya, ikan
Diskus di sungai tersebut diperkenalkan dari ternak yang berasal dari daerah Tefé oleh eksportir akuarium lebih dari 30 tahun yang lalu.
Sejumlah besar ikan
Diskus kini hidup di peternakan ikan di Asia Tenggara. Ikan ini dijadikan ikan hias akuarium di seluruh dunia.
Pemanfaatan oleh Manusia
Diskus biasa dipelihara sebagai ikan hias dalam akuarium, di mana mereka dihargai karena penampilannya yang menarik. Mereka dianggap sulit dipelihara karena persyaratan kualitas air yang ketat dan harus dipelihara secara berkelompok. Para peternak telah memilih individu yang memiliki kemampuan adaptasi lebih terhadap kondisi air keran.
Jika dipelihara dalam akuarium kebanyakan ikan discus hidup hingga usia 10 tahun, ada juga yang hidup hingga usia 15 tahun, dan dapat tumbuh hingga 8 inci. Mereka memakan hampir apa saja yang ada di mulutnya. Karena ukurannya, mereka seringkali membutuhkan air untuk akuarium minimal 55–75 galon.
Setiap tahun Kompetisi
Diskus Seluruh Dunia berlangsung di Guangzhou, Cina. Asosiasi
Diskus Amerika Utara berfokus pada mendukung penghobi dan membantu mendukung
Diskus liar.
Galeri
Referensi