Dora Elisabeth
Jacobsohn (1 Maret 1908 – 31 Oktober 1983) adalah seorang ahli fisiologi dan endokrinologi berkebangsaan Jerman-Swedia. Dihormati sebagai salah satu pelopor awal bidang neuroendokrinologi, ia dikenal atas penelitiannya bersama Geoffrey Harris yang menunjukkan kelenjar pituitari anterior dikontrol oleh hipotalamus melalui sistem portal hipofisis.
Biografi
Jacobsohn lahir di Berlin pada 1908. Ia memperoleh gelar M.D. di Jerman pada 1933, tetapi ia tidak diizinkan untuk melakukan praktik kedokteran di Jerman karena ia merupakan seorang Yahudi. Melarikan diri dari Jerman Nazi,
Jacobsohn pindah ke Swedia pada 1934, tempat ia berkeluarga. Di tempat ini, ia bertemu Axel Westman di Rumah Sakit Universitas Uppsala yang mengizinkannya mengamati dan membantu penelitian endokrinologinya dalam ovulasi dan reproduksi pada hewan yang mengalami hipofisektomi (pengangkatan pituitari). Walaupun
Jacobsohn tidak diizinkan untuk melakukan penelitian akibat dirinya orang asing tanpa gelar Swedia, ia bekerja bersama Westman di Universitas Lund dan menjalankan penelaahan hormon klinis untuk rumah sakit. Meskipun bagitu, ia mempublikasikan lebih dari 22 makalah penelitian sepanjang kolaborasi 10 tahun ini. Pada 1944, ia memperoleh kewarganegaraan Swedia dan pada 1948, memperoleh gelar kedokteran Swedia dengan tesis pada perkembangan kelenjar mamae. Penelitian ini pada akhirnya membuatnya menjadi profesor di Universitas Lund. Pada 1952, Perhimpunan Fisiografik Kerajaan di Lund mengubah peraturannya untuk menerima wanita, dan ia terpilih sebagai anggota perhimpunan. Pada 1964, ia dipromosikan menjadi Direktur Endokrinologi Eksperimental di Universitas Lund.
Jacobsohn tidak pernah menikah, dan meninggal dunia pada 1983 setelah koma selama hampir setahun akibat kecelakaan lalu lintas.
Kontribusi penelitian
Di dalam kolaborasi dengan Geoffrey Harris di Cambridge,
Jacobsohn melakukan serangkaian eksperimen transplantasi yang elegan, menunjukkan pengentenan pituitari hanya dapat menstimulasi ovulasi jika terhubung dengan hipotalamus/otak tengah, bukan lobus temporal atau bagian tubuh lain. Hasil ini menunjukkan bahwa pituitari anterior mestinya dikontrol oleh dan berhubungan dengan otak melalui hipotalamus. Lebih lanjut, mereka menunjukkan pembuluh darah (melalui sistem portal hipofisis), dibandingkan dengan stimulasi neuron, penting untuk menstimulasi pituitari anterior. Penelitian ini mengungkapkan peran otak dalam regulasi hormonal, membantu dalam mendirikan bidang neuroendokrinologi.
Ia juga melakukan penelitian yang menunjukkan pituitari posterior diperlukan dalam ejeksi susu, yang kemudian menemukan bahwa proses ini dimediasi oleh hormon oksitosin. Selanjutnya, ia mempelajari pengaruh androgen dan steroid seks terhadap perkembangan seksual pada hewan pengerat.
Referensi