• Source: Drama Gong
  • Drama Gong Bali adalah seni pertunjukan drama klasik-kontemporer yang memadukan drama modern dengan kostum tradisional, dekorasi panggung serta musik gamelan bali. Nama Drama Gong diberikan kepada kesenian ini oleh karena dalam pementasannya setiap gerak pemain serta peralihan suasana dramatik diiringi oleh gamelan gong kebyar.
    Drama Gong ditampilkan hanya sebagai hiburan dan umumnya tidak memiliki motif spiritual atau religius. Narasi dari Drama Gong umumnya berupa legenda atau cerita rakyat bali seperti: Jaya Prana dan Layon Sari, Panji Malat, Sampik Ingtai dan lain sebagainya. Pun sering kali Drama Gong ditampilkan dengan membawa isu-isu sosial-humaniora terkini yang dikemas secara humoris. Secara umum Drama Gong memiliki kemiripan dengan pertunjukan drama lainnya di Nusantara seperti Ludruk dan Ketoprak.


    Sejarah dan perkembangan




    = Awal kemunculan

    =
    Banyak literatur-literatur yang menyebutkan bahwa Drama Gong diciptakan sekitar tahun 1966 oleh Anak Agung Gede Raka Payadnya dari desa Abianbase, Gianyar. Namun diduga kemunculan Drama Gong sebenarnya lebih awal, yakni pada tahun 1959 telah muncul pertunjukan serupa Drama Gong. Adalah I Gusti Bagus Nyoman Panji yang kemudian memberikan nama baru Drama Gong kepada kesenian ini berdasarkan dua unsur baku yaitu drama dan gamelan gong dari kesenian ini.


    = Puncak kepopuleran

    =

    Puncak kepopuleran seni Drama Gong adalah pada masa 1970-an. Pada masa ini, sedikitnya terdapat delapan sekaa atau kelompok Drama Gong diantaranya: Drama Gong Wijayakusuma Abianbase, Gianyar, Drama Gong Kacang Dawa, Klungkung, Drama Gong Cakra Bhuwana, Sukawati, Drama Gong Puspa Anom Banyuning, Buleleng, Drama Gong Bintang Bali Timur,Denpasar, Drama Gong Dewan Kesenian Denpasar (DKD), Drama Gong Duta Bon Bali, Gianyar, dan Drama Gong Kerti Bhuwana, Gianyar. Dari semua sekaa tersebut, sekaa Drama Gong Wijayakusuma merupakan kelompok Drama Gong yang paling terkenal dan populer. Hal itu dapat dilihat dari kepopulerannya, frekuensi pentas, jumlah dan antusiasme penonton menyaksikan pertunjukan tersebut.


    = Masa kini

    =
    Mulai tahun 1990-an hingga saat ini, kepopuleran Drama Gong kian meredup. Hal ini dapat dilihat dari jarangnya pertunjukan Drama Gong dipentaskan, kurangnya partisipasi masyarakat sebagai pelaku, serta kurangnya minat masyarakat untuk menonton pertunjukan Drama Gong. Akibatnya terdapat penurunan jumlah sekaa atau kelompok Drama Gong, yang saat ini menyisakan enam kelompok Drama Gong.


    Referensi



    [[Kategori:Rintisan bertopik kebudayaan Indonesia|{{Budaya Indonesia

Kata Kunci Pencarian: