Fußball-Club St.
Pauli von 1910 e.V., lebih dikenal sebagai
FC St.
Pauli (pelafalan dalam bahasa Jerman: [ɛfˌtseː zaŋkt ˈpaʊli] ), adalah klub sepak bola Jerman yang berbasis di kota Hamburg. Cabang sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang dinaungi oleh klub ini selain beberapa cabang olahraga lain, seperti renang, rugby, tinju, bowling, catur, dan tenis meja. Khusus dalam cabang sepak bola, selama berkompetisi di liga sepak bola profesional Jerman, klub ini belum sekalipun meraih prestasi yang bergengsi, tetapi nama St.
Pauli dalam cabang sepak bola justru yang paling mencolok dibandingkan cabang olahraga lain.
Sejarah
St.
Pauli pada awalnya berdiri bukan karena sepak bola, tetapi karena olahraga renang. Sepak bola mulai menjadi bagian dari St.
Pauli pada 1907 dan secara resmi berdiri pada 15 Mei 1910. Pada masa Reich Ketiga, St.
Pauli terkena dampak reorganisasi sepak bola oleh rezim Adolf Hitler, hal itu menyebabkan St.
Pauli harus terdegradasi. St.
Pauli kemudian kembali bermain di Gauliga (Divisi Utama Liga Jerman pada Masa Hitler) pada 1940 hingga berakhirnya Perang Dunia II.
Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, St.
Pauli kemudian mengikuti kompetisi Oberliga Nord, kompetisi tertinggi sepak bola Jerman bagian Utara pasca-Nazi pada 1947. Pada 1963, St.
Pauli mendapatkan promosi ke Bundesliga, tapi pada 1974, St.
Pauli terdegradasi ke 2 Bundesliga, hingga hari ini.[1] Diarsipkan 2023-04-12 di Wayback Machine.
Suporter
Bila kita lihat pada logo resmi St.
Pauli, menunjukan gambar seperti sebuah gereja dari arsitektur batu, tetapi sayangnya justru logo yang populer digunakan oleh para suporter St.
Pauli adalah logo yang jauh dari unsur religius, yaitu logo tengkorak dan tulang bersilang yang umunya kita jumpai pada bendera-bendera Bajak Laut ataupun lambang SS-Totenkopf, sebuah divisi khusus Schutzstaffel yang mengurusi manajemen kamar gas dalam periode Holocaust. Paradoksnya, lambang tengkorak dari suporter St.
Pauli bukanlah melambangkan bajak laut apalagi pendukung Nazi. Alih-alih pendukung Nazi, suporter
St.Pauli justru anti-Nazi, anti-fasisme, dan kebanyakan dari mereka adalah penganut ideologi kiri ekstrim, yaitu anarkisme Diarsipkan 2023-01-18 di Wayback Machine..
St.
Pauli yang merupakan sebuah daerah yang menjadi bagian dari Kota Hamburg, Jerman kebanyakan dihuni oleh orang-orang dari kalangan kelas menegnah bawah, seperti buruh, nelayan kecil, mahasiswa, pelajar, pengangguran, hingga pekerja seks komersial, semua komposisi masyarakat dari kalangan menengah bawah bisa ditemui dibagian St.
Pauli, sisi lain dari Kota Hamburg yang termahsyur dengan pelabuhan besarnya.
Meskipun agak mengerikan, suporter St.
Pauli dikenal ramah dan setia kawan, mereka memiliki kolektivitas yang tinggi, dan bahkan mungkin yang tertinggi jika dibandingkan dengan suporter klub sepak bola Jerman yang lain. Itulah kenapa lambang "tengkorak dan tulang bersilang" dipilih oleh suporter
St.Pauli, karena melambangkan mereka adalah masyarakat kelas bawah, yang hidup dekat laut, ibarat kelompok bajak laut yang siap memburu kapal-kapal orang kaya, dalam hal ini kapal kaya itu adalah klub borjuis, seperti Bayern Munchen ataupun klub se kota mereka, Hamburg SV. Suporter St.
Pauli juga memiliki fanatisme ideologis yang sangat kuat, mereka memilih mengutamakan kemandirian ekonomi dan membiarkan klubnya berjuang dari bawah, ketimbang royal dalam membelanjakan pemain demi mendulang prestasi. Suporter St.
Pauli tidak mempermasalahkan prestasi klub mereka, meskipun St.
Pauli terdegradasi dan terperosok pada peringkat terakhir dari divisi terendah Bundesliga sekalipun, suporter St.
Pauli merasa lebih terhormat bila klubnya minim prestasi, daripada mereka harus menerima suntikan dana dari kapitalis demi prestasi instan.
Perkembangan nilai-nilai progresif, seperti anarkisme, libertarianisme, dan sosialisme di St.
Pauli menjadikan klub ini sebagai representasi masyarakat kelas bawah, bukan hanya di Hamburg, Jerman saja, tetapi di seluruh dunia.
Rivalitas
Sebagai klub dengan basis suporter yang idealis dengan ideologi kiiri ekstrem, St.
Pauli memposisikan diri sebagai musuh dari sepak bola modern, sepak bola yang menghendaki perubahan instan dengan suntikan dana dari investor asing ataupun investor kapitalis dalam negeri sendiri, mereka lebih suka memungut sampah, mendaur ulangnya, kemudian menjualnya, dan hasilnya diserahkan seluruhnya pada klub. Hal ini kemudian mendorong pada terjadinya rivalitas St.
Pauli dengan klub-klub sepak bola Jerman yang kaya, seperti Bayern Munchen, Borussia Dortmund, Bayer 04 Leverkusen, RB Leipzig, VfL Wolfsburg dan rival sekota mereka, Hamburg SV.
Selain karena pertentangan kelas ekonomi, secara ideologis St.
Pauli juga menrupakan rival dari klub yang memiliki basis pendukung rezim Reich Ketiga, salah satunya adalah TSV 1860 Munchen.
Referensi