- Source: Filipus Hong Pil-ju
Filipus Hong Pil-ju adalah seorang martir Katolik Korea. Ia lahir di Deoksan, Chungcheong-do di keluarga bangsawan. Dia belajar Katekismus dari Luis Gonzaga Yi Jon-chang sekitar tahun 1790 kemudian dia menjadi seorang Katolik. Nama kecil dia adalah ‘Mun-gap’.
Sejak saat awal ayah Filipus Hong membenci Gereja Katolik. Ibu tirinya, Kolumba Kang Wan-suk mempelajari doktrin Katolik lebih dulu daripada Filipus Hong, dia adalah seorang Katolik yang saleh. Dia setia kepada agamanya dan membimbing anak tirinya. Filipus Hong menghormati ibu tirinya yaitu Kolumba Kang sebagai seorang contoh seorang Katolik.
Ketika Penganiayaan Sinhae terjadi pada tahun berikutnya, Filipus Hong pindah ke Seoul bersama nenek dan ibunya. Penolakan ayahnya akan agama Katolik membuat mereka sulit untuk menjalankan agama mereka di kampung halamannya.
Di Seoul, Filipus Hong menjalankan agamanya bersama keluarganya dengan semangat yang besar. Ketika ibunya, Kolumba Kang, menyembunyikan Pastor Yakobus Zhou Wen-mo di rumahnya pada bulan Mei 1795, Filipus Hong menjadi pelayan Pastor Yakobus Zhou dan juga menjadi Putra Altar. Filipus Hong menikahi anak perempuan dari Antonius Hong Ik-man, dan mereka bersama-sama membantu gereja.
Ketika rumahnya menjadi pusat Gereja Katolik di Korea, dia bersama ibunya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, untuk menyembunyikan Pastor Yakobus Zhou dan umat Katolik lainnya yang dicari oleh polisi. Pada saat yang sama dia menjaga hubungan dengan para pemimpin Gereja termasuk seorang katekis bernama Agustinus Jeong Yak-jong, mereka bersama-sama memelihara iman mereka. Sementara itu, nama dia dan ibunya dikenal oleh orang-orang dari Gereja.
Ketika Penganiayaan Shinyu terjadi pada tahun 1801, nama dia masuk daftar orang yang dicari oleh polisi. Polisi bergegas ke rumahnya dan menangkap setiap orang termasuk Filipus Hong dan ibunya.
Di Pusat Kepolisian, Filipus Hong menjalani interogasi dan hukuman yang berat. Penganiaya mencoba membuat mereka memberitahukan keberadaan Pastor Yakobus Zhou dan melaporkan seluruh kegiatannya. Namun, Filipus Hong tidak membuka mulutnya. Ketika siksaan kejam berlanjut, pikiran dia menjadi lemah. Saat itu juga, ibunya, Kolumba Kang kebetulan melihat dia menuju ke kantor investigasi. Ibunya menguatkan dia dengan berkata, “Anakku Filipus, tak tahukah bahwa Yesus Kristus bersama kamu untuk menolongmu dan mencerahkanmu? Mengapa kamu pergi ke jalan yang salah?” Mendengar perkataan itu, Filipus Hong segera menyesali kelemahannya, kemudian dia menyatakan kepada penginterogasi dengan penuh tekad, “Saya tidak akan menyerah dari agama saya.”
Sementara itu, ibunya menjadi martir, namun Filipus Hong harus menderita di penjara untuk waktu yang lama. Selama waktu itu, dia tidak pernah mengubah pikirannya lagi ataupun kehilangan keberaniannya. Akhirnya dia dijatuhi hukuman mati bersama teman-teman Katoliknya. Di dibawa keluar Pintu Gerbang Kecil Barat, disana dia dipenggal dan meninggal sebagai martir pada tanggal 4 Oktober 1801 (27 Agustus pada penanggalan Lunar). Pada saat itu Filipus Hong berusia 27 tahun.