Gaius Caesar (20 SM – 21 February 4 M) adalah putra sulung dari putri tunggal Kaisar Augustus, yakni Julia The Elder.
Gaius dilahirkan dari pernikahan kedua Ibunya dengan Marcus Vipsanius Agrippa dan memiliki dua adik, yaitu Lucius
Caesar dan Agrippa Postumus. Pada mulanya,
Gaius dan Lucius
Caesar dibesarkan seperti putranya sendiri oleh Kaisar Augustus sejak 17 SM. Adapun kedua kakak beradik ini dibesarkan untuk menjadi bagian dari pewaris kekaisaran. Hal ini diketahui dari perkembangan karier politik
Gaius yang dicatat dalam dinasti Julio-Claudian, dimana Senat Romawi telah membukakan jalan untuk
Gaius untuk mempercepat karier tanpa terlebih dahulu memegang jabatan kuestor ataupun pretor. Tentunya hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan anggota senat biasa yang diharuskan mengambil jalur tersebut sebagai bagian dari cursus honorum.
Pada mulanya,
Gaius diberi komando khusus ke provinsi-provinsi timur. Telah tercatat bahwa sebelum ia melakukan misi ini,
Gaius melakukan perjalanan besar selama satu setengah tahun melintasi Yunani. Pada tahun 1 SM, ia berhasil membuat perjanjian damai dengan Raja Phraates V dari Parthia di sebuah pulau di Sungai Eufrat. Ia kemudian diberikan jabatan konsul pada tahun 1 M dan dikirim ke misi Suriah dengan wewenang untuk menegaskan kembali pemerintahan Romawi atas Armenia di bagian timur.
Setahun setelah jabatan konsul
Gaius berlangsung, adiknya Lucius jatuh sakit hingga meninggal dunia di Massilia pada tahun 2 M, dimana sekitar delapan belas bulan kemudian pada tahun 3 M,
Gaius terluka ketika terjadi pengepungan. Ia kemudian menjadi sangat sakit dan bersiap untuk kembali ke Roma. Namun pada saat mencapai Turki, kondisinya menjadi lebih buruk hingga
Gaius meninggal di Limyra pada 21 Februari pada tahun 4 M. Pada tahun berikutnya, Kaisar Augustus kemudian mengadopsi anak tirinya, Tiberius, bersama dengan adik bungsu
Gaius dan Lucius, yaitu Agrippa Postumus untuk menjadi bagian dari pewaris kekaisaran.
Referensi