- Source: Gereja Kristen Injili di Indonesia
Gereja Kristen Injili di Indonesia (GEKISIA) adalah gereja Kristen Protestan Injili yang misioner, menganut sistem Presbiterian Sinodal. GEKISIA lahir sebagai hasil penginjilan yang dilakukan oleh bapak Fredik Lumban Tobing, di wilayah Bengkulu Selatan. Pelayanan Sakramen Baptisan perdana pada 16 Agustus 1964, dilayankan kepada 12 orang dewasa, oleh bapak Fredik Lumban Tobing di Dusun Suka Negeri, Warga Anak Dusun Tinggi – Manna, Bengkulu Selatan, menandai momentum lahirnya Gereja Kristen Injili di Sumatera Bagian Selatan, disingkat GEKISUS yang kemudian berganti nama menjadi GEKISIA.
GEKISIA adalah persekutuan orang-orang percaya, yang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, dan merupakan suatu Badan Allahi yang terdiri dari jemaat-jemaat yang mampu melaksanakan Tri Kemandirian Gereja yaitu mengurus diri sendiri, membiayai diri sendiri, dan mengembangkan diri sesuai firman Tuhan. GEKISIA terpanggil untuk bersekutu, melayani dan bersaksi. GEKISIA menekankan kelahiran baru, kekudusan hidup, kesetiaan dan loyalitas terhadap lembaga dan pemimpin.
GEKISIA merupakan salah satu anggota Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), nomor 64, berdasarkan SK MPH PGI Nomor: 028/PGI-XI/SKEP/1993. Terdaftar pada Departemen Agama Republik Indonesia (DEPAG RI), berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Kristen) Protestan, Nomor 68, tahun 1978. Sinode GEKISIA mendapat penunjukan dari Badan Pertanahan Nasional, Nomor 5/Pjn/14/2014 Sebagai badan/organisasi yang dapat memiliki aset-aset untuk dikelola atas nama lembaga dan untuk kepentingan lembaga GEKISIA.
Sejarah
Di awali dengan hati yang mengasihi jiwa-jiwa yang terhilang dan suatu wujud ketaatan kepada Amanat Agung, hamba-Nya Fredik Lumban Tobing melakukan misi penginjilan kepada Suku Serawai – Bengkulu Selatan, sejak tahun 1954. Pada saat yang sama badan misi WEC telah masuk di wilayah Serawai, salah satu strategi Pekabaran Injil yang dilakukan adalah dengan memuridkan bapak Fredik Lumban Tobing, yang kemudian begerak memberitakan Injil di wilayah itu. Pelayanan Sakramen Baptisan perdana, menandai lahirnya GEKISIA pada 16 Agustus 1964, dilayankan kepada 12 orang dewasa, oleh bapak Fredik Lumban Tobing, di Dusun Suka Negeri, Warga Anak Dusun Tinggi – Manna, Bengkulu Selatan.
Semula disebut Gereja Kristen Injili di Sumatera Bagian Selatan, disingkat GEKISUS dimulai di dusun Sukanegri, Marga Anak Dusun Tinggi, Manna – Bengkulu Selatan, provinsi Bengkulu. Sebelum menjadi sebuah lembaga yang disebut GEKISUS di tempat ibadah yang disebut Balai Ibadat di Palak Bengkerung, kelompok orang Kristen telah memliki gagasan nama lembaga yang akan dibangun, diungkapkan oleh FL. Tobing, bahwa “Tahun 1966 pula, GKISS (Gereja Kristen Injili Sumatera Selatan) secara resmi di ganti dalam singkatan yang sama artinya yaitu GEKISUS (Gereja Kristen Injili di Sumatera Selatan). Jadi GEKISUS lahir dari hasil misi penginjilan murni terhadap Suku Serawai di Suka Negeri, Bengkulu Selatan. Orang-orang yang sudah dibaptis mulai melakukan ibadah di suatu tempat yang sangat sederhana, suatu bangunan beratap daun rumbia, dinding dari gedek dan beralaskan tanah, yang dinamakan Balai Ibadat, di kelurahan Palak Bengkerung – Kabupaten Manna. Dari tempat itulah dimulai perkembangan GEKISIA ke seluruh wilayah Bengkulu dan menyebar ke Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, menuju ke arah Indonesia bagian Timur.
Seiring meluasnya wilayah jangkauan pelayanan terjadi perubahan nama dari GEKISUS menjadi GEKISIA. Pada konferensi Sinode Am pertama Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan, (GEKISUS), pada tanggal 25–27 Januari 1974 diselenggarakan di kota Bengkulu, nama GEKISUS muncul sebagai penanda wilayah strategis yang meliputi Sumatera, tetapi fokus pada provinsi Sumatera Selatan. Pada masa itu belum ada pemekaran wilayah provinsi Bengkulu. Namun para pendiri GEKISUS merasa perlu memperluas wilayah jangkauan pelayanan, memandang jauh ke depan bahwa GEKISUS akan mengalami perkembangan, dan seiring kemajuan yang dicapai, kekuatan akan semakin besar. Maka pada konferensi Istimewa diusulkan agar wilayah jangkauan pelayanan bukan hanya Sumatera Bagian Selatan dan sekitarnya, tetapi seluruh wilayah Nusantara, terbentang dari barat sampai ke Timur, dan dari Utara ke Selatan. Wilayah ini lebih dikenal dari Sabang sampai Merauke, dan dari Sangir Talaud sampai ke Pulau Rote, itulah wilayah jangkauan pelayanan GEKISUS. Maka pada Konferensi Istimewa di kota Manna – Bengkulu, 31 Agustus 1985, secara resmi ditetapkan perubahan nama Gereja Kristen Injili di Sumatera Bahagian Selatan (GEKISUS) menjadi Gereja Kristen Injili di Indonesia (GEKISIA) sampai sekarang.
Pengakuan Iman
GEKISIA, bersama dengan gereja di segala abad dan tempat menerima Pengakuan Iman Rasuli. Percaya kepada Allah Tritunggal, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Alkitab) adalah Firman Allah.
Struktur
= Tata Gereja dan Tata Laksana GEKISIA
=GEKISIA melaksanakan kegiatan pelayanan berdasarkan sistem penatalayanan Presbiterial-Sinodal, mengacu pada tata laksanan sesuai AD/ART (Angaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga) yang sudah di Addendum, Akta Notaris nomor 57, tahun 2010.
= Lembaga Kepemimpinan Gerejawi
=Kepemimpinan Gerejawi di susun berdasarkan AD/ART dengan sistem penataan gereja Presbiterial-Sinodal, terdiri dari tiga lingkup kepemimpinan gerejawi yaitu Majelis Sinode, Koordinator Wilayah dan Majelis Jemaat Lokal.
Pengurus
= Susunan Majelis Pekerja Lengkap Sinode GEKISIA
== Badan Penasehat Sinode
== Koordinator Wilayah (Korwila)
== Komisi – Komisi
== Biro Pelayanan Sinode
=Tata Liturgi
Liturgi dalam ibadah raya dan persekutuan GEKISIA mengacu pada tata liturgi yang terdapat dalam Dokumen Lima (Liturgi Lima) yang ditetapkan oleh Dewan Gereja-gereja se-Dunia (WCC). Pembacaan Firman Tuhan pada Kebaktian Minggu, Kebaktian Hari Raya Gerejawi dan persekutuan-persekutuan, menggunakan buku lagu Muliakan Kristus, Pujian Kontemporer. Sakramen yang dilaksanakan dalam liturgi GEKISIA yaitu Sakramen Baptisan dan Sakramen Perjamuan Kudus.
Sekretariat
Kantor Pusat Sinode dan Sekretariat Sinode GEKISIA beralamat di Jalan Bhakti Husada VI, Nomor 22D, RT.013 /RW.001, Kelurahan Lingkar Barat, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
Pelayanan
GEKISIA melaksanakan kegiatan pelayanan penggembalaan kepada seluruh anggota Jemaat yang ada di Jemaat Lokal.
Bidang Keagamaan: PI, Mendirikan Tempat Ibadah; Meningkatkan Pemahaman Keagamaan, Ibadah Raya, Persekutuan, Menerima dan menyalurkan kolekte.
Bidang Kemanusiaan: Memberikan perlindungan HAM; membantu janda, yatim piatu dll; membantu korban bencana alam, perang, menyediakan rumah singgah.
Wilayah Pelayanan
– Sumatera, Jawa, Kepulauan Riau, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Bagian Timur.
Badan-badan Pendidikan yang berafiliasi dengan GEKISIA
STT Arastamar Bengkulu
STT Sriwijaya Palembang
STT I-3 Batu Malang
STT Eben Haezer Tanjung Enim
STT ATI Anjungan
STT Harapan Indah
STTII Medan
STTII Yogyakarta
Masuk PGI
GEKISIA merupakan salah satu anggota Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), nomor 64, berdasarkan SK MPH PGI Nomor: 028/PGI-XI/SKEP/1993.
Statistik
Daerah Pelayanan: 13 Daerah (Sulsel, Sulteng, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Kalbar, Kalteng, Lampung, Bengkulu, Riau, Kepri, Sumut, Sumsel, Jambi, Bangka Belitung)
Jumlah Jemaat: 30 Jemaat;
Bajem: ...
Pos Penginjilan: 25 Pos;
Penganut: 5.926 Jiwa
Pekerja aktif: 64 Orang (Pendeta 46 – Vikaris 8 – Evangelis 10).
Logo
Kata Kunci Pencarian:
- Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia
- Gereja di Indonesia
- Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia
- Kekristenan di Indonesia
- Gereja Masehi Injili di Minahasa
- Gereja Kristen Injili di Indonesia
- Gereja Kristen Protestan Indonesia
- Kekristenan
- Gereja Kristen Injili di Tanah Papua
- Gereja Masehi Injili di Timor
- Protestantism in Indonesia
- Evangelical Christian Church of the Land of Papua
- Javanese Mennonite Church
- List of Reformed denominations
- Stephen Tong
- Christian Conference of Asia
- James Haire