Ghana Airways merupakan maskapai penerbangan yang bermarkas di Bandara Internasional Kotoka, Accra,
Ghana. Semua operasi dihentikan pada 2004 dan perusahaan dilikuidasi. Namun, maskapai ini direncanakan akan dihidupkan kembali tahun 2010 atau 2011 sebagai persekutuan Pemerintah
Ghana dan Arik Air, sebuah maskapai penerbangan Nigeria.
Sejarah
= Pembentukan dan perkembangan
=
Maskapai ini berdiri pada tanggal 4 Juli 1958 dengan Pemerintah
Ghana sebagai pemilik 60 persen saham dan sisanya dimiliki oleh BOAC. Penerbangan perdana dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 1958 dengan rute Accra-London dengan menggunakan pesawat Boeing 377 Stratocruiser, pesawat milik BOAC yang dioperasikan dengan bendera
Ghana. Pesawat pertama maskapai ini, sejak
Ghana merdeka (dengan registrasi
Ghana) adalah sebuah de Havilland Heron yang diterima maskapai ini pada tanggal 30 Desember tahun itu.
Tahun 1959, maskapai ini menerima Heron keduanya, Douglas DC-3 masuk dinas maskapai ini tanggal 9 Maret 1959. Pada tanggal 31 Agustus, maskapai ini memensiunkan Boeing 377nya (bekas BOAC, BOAC memensiunkan 377 tanggal 31 Mei). Kemudian, maskapai ini juga membeli Bristol Britannia pada akhir 1959 (
Ghana Airways juga sempat menyewa Bristol Britannia dari BOAC), yang dioptimalkan untuk penerbangan ke London. Penerbangan ke Conakry, ibu kota Guinea, juga dimulai pada tahun itu. Tanggal 20 April 1960, maskapai ini membeli Vickers Viscount.
Pada tahun 1960 itu juga, Presiden
Ghana Kwame Nkrumah dituduh terlalu memihak Blok Barat (apalagi pada masa itu, Perang Dingin sedang berada pada fase terpanas) sehingga ia beralih ke Uni Soviet. Ini juga memengaruhi maskapai ini, yang memesan 6 buah pesawat Ilyushin Il-18 pada tanggal 18 Agustus. Pesawat-pesawat tersebut diserahkan tanggal 3 Desember. Pada tahun itu juga, maskapai ini menambahkan rute-rute penerbangan ke Lagos, Dakar, Nairobi, dan Addis Ababa.
Bulan Januari 1961, maskapai ini membeli Boeing 707 dan Vickers VC10. Pembelian ini mengantarkan
Ghana Airways memasuki era jet. Maskapai ini pun merencanakan penerbangan ke AS, dengan tambahan rencana penerbangan ke Tokyo dan Sydney. Tahun itu juga, pemerintah menasionalisasikan maskapai ini, menjadikannya seluruhnya milik pemerintah
Ghana. Penerbangan Accra-London nonstop dilaksanakan bulan Juni 1961 juga dengan pesawat Bristol Britannia. Pesanan Boeing 707 akhirnya dibatalkan pada bulan Agustus tahun itu akibat kesulitan pembiayaan. Apalagi, pada tahun itu maskapai ini merugi sebesar 800 ribu dolar Amerika. Maskapai ini juga menerima 3 Vickers Viscount dan tambahan 2 Ilyushin Il-18 (total berjumlah 8 pesawat). Tanggal 4 Juli 1962,
Ghana Airways membuka rute Kumasi, Tamale, Ouagadougou, Mopti, Ségou dan Bamako dengan pesawat Douglas DC-3. Untuk rute internasional, maskapai ini juga menerbangi rute Roma dan Zurich serta Aden.
Bulan September 1963, maskapai ini bergabung dengan IATA. Bulan Oktober 1963 maskapai ini menyewa (dengan mekanisme wet-lease) Convair 990 dari maskapai Swiss, Swissair. Tahun 1964, pesawat Viscount dan Britannia dipensiunkan, serta tahun 1965 Convair 990 dikembalikan ke Swissair dan digantikan dengan Vickers VC10 yang dioptimalkan untuk penerbangan jarak jauh seperti London dan Beirut.
Bulan Februari 1966, Presiden Nkrumah dikudeta. Rezim baru yaitu NLC (National Liberation Council atau Dewan Pembebasan Nasional) menutup rute-rute yang merugi (yang dipertahankan rezim lama dengan alasan "kebanggaan nasional"). Namun, rezim baru ini tetap memperngaruhi rute-rute
Ghana Airways secara politis, seperti menutup penerbangan ke Kairo karena dukungan Mesir kepada rezim lama. Tahun 1967, sisa pesawat buatan Soviet (1 Antonov An-12 dan 4 Ilyushin Il-18) dipensiunkan.
Memasuki tahun 1970an, tepatnya tahun 1975, maskapai ini membeli McDonnell-Douglas DC-9. Setahun kemudian maskapai ini membeli McDonnell-Douglas DC-10. Pada waktu tersebut, rute internasionalnya mencakup Amsterdam, Douala, Frankfurt, Jeddah, Libreville dan Niamey. Di era 1980an, beberapa pesawat DC-10 maskapai ini dioperasikan atas nama Carribean
Airways dengan penerbangan dari Barbados menuju Bandar Udara Gatwick London, yang dioperasikan 2 kali seminggu.
Bulan September 1994, maskapai ini membuka penerbangan ke Amerika Serikat, tepatnya ke Bandar Udara Internasional John F. Kennedy di New York dengan pesawat McDonnell-Douglas DC-10 (disewa dari Skyjet). Rute Düsseldorf dan Harare pun dibuka setelahnya. Maskapai ini pun sempat menyewa McDonnell-Douglas MD-11 dari World
Airways. Setelah
Ghana mendapatkan status keselamatan penerbangan kategori satu dari FAA Amerika, maskapai ini pun terbang ke AS dengan DC-10 beregistrasi
Ghana.
= Ghana Airways menjelang kebangkrutan dan penghentian operasi
=
Akhir 1990an
Ghana Airways membuka rute ke Johannesburg (bekerjasama dengan South African
Airways), Baltimore dan Maryland di Amerika Serikat, Dubai, dan Beirut (rute ini ditutup 30 tahun sebelumnya), serta Banjul (bekerjasama dengan Gambia International Airlines. Namun, pada Januari 2002, sekelompok penumpang yang tidak puas (yang akan berangkat ke Baltimore) mengancam akan membakar kantor
Ghana Airways dan pesawat DC-10nya di Bandara Banjul, Gambia akibat ditelantarkan oleh pihak maskapai (masalah jadwal dan ketepatan waktu penerbangan).
Ghana Airways, seperti beberapa maskapai lainnya (yang berhenti beroperasi) mulai terjerat masalah keuangan. Hal ini terbukti dari disitanya sebuah pesawat DC-10 maskapai ini di Bandara Heathrow pada bulan Juni 2002 oleh krediturnya dari Inggris akibat keterlambatan pembayaran utang sebesar 4 juta poundsterling. Namun, pesawat itu akhirnya dilepaskan. Setelah itu, Sam Jonah, CEO
Ghana Airways mengakui bahwa maskapai ini terjerat utang sebesar 160 juta dolar Amerika dan perlu bantuan luar negeri untuk dapat melunasinya. Nationwide Airlines dan British Midland tertarik membeli atau merestrukturisasi maskapai ini.
Bulan Juli 2004, Departemen Transportasi Amerika Serikat melarang
Ghana Airways terbang ke Amerika Serikat karena masalah keamanan dan lisensi pesawat (terutama DC-10 milik
Ghana) yang sudah kedaluwarsa. Hasilnya, penerbangan 2 kali seminggu ke New York JFK serta 2 kali seminggu ke Baltimore pun dihentikan. Pemerintah pun akhirnya mengambil alih manajemen maskapai ini. Setelah beberapa waktu kemudian, maskapai ini memutuskan berhenti beroperasi, dan dilikuidasi tahun 2005.
Maskapai pengganti
Ghana sekarang memiliki maskapai penerbangan nasional baru,
Ghana International Airlines, hasil persekutuan antara pemerintah
Ghana dan investor pribadi asal AS. Namun, tahun 2010, maskapai ini pun berhenti beroperasi, juga akibat kesulitan keuangan.
Kode Penerbangan
Kode IATA: GH
Kode ICAO: GHA
Referensi