- Source: Ghaznawiyah
Ghaznawiyah (bahasa Persia: غزنویان) adalah suatu dinasti Muslim mamluk etnis Turki yang budayanya telah ter-Persia-kan, yang pada masa puncak kejayaannya menguasai sebagian besar Iran, Transoxiana, dan India Utara antara 977-1186. Dinasti ini didirikan oleh Sabuktigin yang dimulai saat ia sukses menguasai Ghazna setelah ayah mertuanya Alp Tigin wafat. Alp Tigin adalah mantan jenderal Kekaisaran Samaniyah dari Balkh, di sebelah utara Hindu Kush di Khorasan Raya.
Meskipun dinasti ini berasal dari etnis Turki Asia Tengah, namun telah sangat terpengaruh Persia dalam bidang bahasa, budaya, sastra, serta adat kebiasaan, sehingga beberapa ahli memandangnya lebih sebagai suatu "dinasti Persia" daripada Turki.
Anak Sabuktigin, Mahmud dari Ghazni, mendeklarasikan independensinya dari Kekaisaran Samaniyah dan meluaskan wilayah Kekaisaran Ghaznawiyah hingga ke Amu Darya, Sungai Indus, dan Samudra Hindia di sebelah timur, dan ke Rey dan Hamadan di sebelah barat. Di bawah pemerintahan Mas'ud I, dinasti Ghaznawiyah mulai kehilangan kendali atas wilayah-wilayah baratnya kepada dinasti Seljuk setelah Pertempuran Dandanaqan, sehingga kekuasaannya menjadi terbatas pada wilayah yang saat ini adalah Afghanistan, Punjab, Pakistan, dan Balochistan. Pada tahun 1151, Sultan Bahram Shah kehilangan Ghazni ke tangan Ala al-Din Husayn dari dinasti Ghuriyah.
Pendiri
Dinasti Ghaznawiyah didirikan oleh Sabaktakin. Ia adalah seorang komandan militer berkebangsaan Turki. Awalnya, Sabaktakin hanyalah seorang budak dari Al-Batakin. Tuannya adalah seorang gubernur jenderal di Dinasti Samaniyah yang awalnya menguasai wilayah Khurasan. Namun, ia pindah ke Ghaznah dan berkuasa atasnya melalui kekuatan militer. Perpindahan ini dilakukannya setelah mengalami permusuhan dengan seorang wali kota Dinasti Samaniyah yang bernama Manshur bin Nuh.
Al-Batakin merebut wilayah Ghaznah yang terletak di Afganistan pada tahun 962 M. Ia kemudian membentuk Dinasti Ghaznawiyah dengan wilayah kekuasaan meliputi Afganistan dan Punjab.
Sabaktakin memperoleh posisi sebagai pemimpin setelah terjadi perebutan kekuasaan di antara komandan militer di Ghaznah. Perebutan kekuasaan terjadi akibat wafatnya Al-Batakin dan putranya yang bernama Abu Ishaq. Posisi sebagai pemimpin diperoleh Sabaktakin pada tahun 366 H atau 976 M.
Sabaktakin ditetapkan sebagai pendiri Dinasrti Ghaznawiyah dibandingkan dengan Al-Batakin. Karena 16 khalifah Dinasrti Ghaznawiyah sesudahnya merupakan keturunan langsung darinya. Nama Dinasti Ghaznawiyah ditetapkan oleh Sabaktakin. Penamaan ini didasarkannya dengan penetapan ibu kota pemerintahannya di Ghaznah.
Wilayah kekuasaan
Pada masa awal pemerintahan Dinasti Ghaznawiyah oleh Sabaktakin, wilayahnya hanya kota Ghaznah. Setelah pemerintahannya stabil, Sabaktakin memperluasnya dengan penaklukan kota Qashdar dan Bast. Setelah itu, ia memperluasnya lagi hingga ke wilayah India. Selama masa pemerintahannya, wilayah Dinasti Ghaznawiyah membentang dari Ghaznah hingga ke tepi sungai Indus.
Dinasti Ghaznawiyah menguasai seluruh wilayah India pada akhir abad ke-9 M. Khalifah yang memerintah saat itu adalah Muhammad Ghaznah.
Referensi
= Catatan kaki
== Daftar pustaka
=Zaghrut, Fathi (April 2022). Artawijaya, ed. Tragedi-Tragedi Besar dalam Sejarah Islam. Diterjemahkan oleh Irham, Masturi. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar. ISBN 978-979-592-978-9.
Kata Kunci Pencarian:
- Ghaznawiyah
- Ibnu Sina
- Dinasti Ghuriyah
- Kesultanan Utsmaniyah
- Kesultanan Seljuk Raya
- Majapahit
- Punjab
- Mahmud dari Ghazni
- Lahore
- Sriwijaya
- Abdullah Ghaznavi