Grand Sahid Jaya Jakarta adalah hotel berbintang 5 yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman,
Jakarta. Dibangun dalam rangka menyambut konferensi Pacific Area Travel Association 1974 yang digelar di
Jakarta, hotel ini adalah penginapan kedua yang dimiliki oleh Sukamdani
Sahid Gitosardjono, pemilik dari
Sahid Group yang mengelola hotel melalui jaringan
Sahid. Belakangan,
Grand Sahid Jaya Jakarta menjadi cikal bakal pengembangan superblok
Sahid City yang membentang dari Jalan Jenderal Sudirman ke Jalan Kyai Haji Mas Mansyur.
Sejarah
Sejak pembukaan
Sahid Sala pada tahun 1965, Sukamdani
Sahid Gitosardjono memiliki rencana untuk memperluas usaha penyantunannya ke kota-kota lain. Dia akhirnya memilih
Jakarta sebagai lokasi kedua hotel
Sahid. Faktor tersebut dipengaruhi oleh pemilihan
Jakarta sebagai tuan rumah dari konferensi Pacific Area Travel Association (PATA) 1974, sehingga membutuhkan akomodasi berstandar internasional yang banyak. Per tahun 1969, Kompas menyebutkan bahwa
Jakarta hanya memiliki 2.000 kamar hotel bertaraf internasional, sementara satu-satunya hotel berbintang 5 adalah Hotel Indonesia.
Pembangunan hotel dimulai pada tanggal 8 Juli 1970 dan berlangsung selama tiga tahun. Waskita Karya bertugas membangun gedung sesuai hasil rancangan PRW Architects. Pembangunan diwarnai oleh berbagai drama, mulai dari tuntutan ganti rugi masyarakat Karet Tengsin yang rumahnya digusur untuk pembangunan hotel, perancah yang roboh akibat angin kencang, hingga pemolesan yang belum selesai saat hotel dikunjungi oleh Wakil Presiden Hamengkubuwana IX pada tanggal 15 Maret 1974. Untuk mendanai pembangunan hotel yang ditaksir menghabiskan Rp10,4 miliar,
Sahid harus mengorbankan kekayaannya; rumahnya di
Jakarta ikut digusur, dan usaha-usaha seperti toko di Pasar Baru dan pabrik percetakan di Jembatan Lima dijual untuk menutupi kekurangan pendanaan. Menurut
Sahid, pemolesan terakhir baru selesai beberapa jam sebelum Presiden Soeharto datang untuk meresmikan hotel pada tanggal 23 Maret 1974.
Hotel ini awalnya dibuka dengan nama
Sahid Jaya Boulevard Hotel.
Sahid menekan kontrak dengan Travelodge, jaringan hotel asal Australia, untuk mengelola hotel melalui merek Boulevard. Kerja sama ini hanya seumur jagung, dikarenakan datangnya jaringan hotel asing dianggap tidak menguntungkan industri perhotelan
Jakarta yang saat itu masih terbelakang. Hotel akhirnya memerdekakan diri dengan nama
Sahid Jaya Jakarta. Nama hotel saat ini,
Grand Sahid Jaya Jakarta, mulai digunakan per tahun 2012.
Pada tanggal 22 Februari 1982,
Sahid Jaya Jakarta menutup paksa kantor Aeroflot di hotel. Kantor maskapai nasional Uni Soviet itu diduga digunakan sebagai sarang mata-mata Soviet yang menyamar menjadi diplomat. Aeroflot baru membuka kembali kantor mereka di
Sahid Jaya pada tahun 1990, sebelum nantinya pindah ke Mayapada Tower I.
Sejak dibuka,
Grand Sahid Jaya Jakarta sudah mengalami beberapa kali renovasi. Pada tanggal 22 Desember 1986,
Sahid Group memulai pengerjaan gedung baru berlantai 20 di sebelah barat hotel, alhasil meningkatkan jumlah kamar dari 514 menjadi 830. PRW Architects kembali ditunjuk sebagai arsitek, sementara Total Bangun Persada berperan sebagai pemborong. Gedung perluasan dibuka pada tanggal 23 Desember 1989 oleh Direktur Jenderal Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave, sementara peresmian dilakukan pada tanggal 23 Maret 1990 oleh Wakil Presiden Soedharmono. Biaya yang dikeluarkan dilansir mencapai Rp50 miliar.
Pada tahun 1995, apartemen Istana
Sahid dibangun di belakang hotel, menghadap Jalan Kyai Haji Mas Mansyur. Hal ini menandakan perkembangan dari superblok
Sahid City di pusat kota
Jakarta. Istana
Sahid disusul dengan
Sahid Office Boutique pada tahun 2005, Murni Teguh Sudirman
Jakarta Hospital (sebelumnya
Sahid Sahirman Memorial Hospital) pada tahun 2006, apartemen
Sahid Sudirman Residence pada tahun 2010, dan gedung perkantoran
Sahid Sudirman Center pada tahun 2015.
Fasilitas
Grand Sahid Jaya Jakarta memiliki kapasitas kamar sebanyak 560 dalam beberapa tipe, yakni Deluxe, Premium Deluxe, Superior Suite,
Grand Executive Suite, dan Presidential Suite. Selain itu, hotel juga menyediakan fasilitas 4 rumah makan (Bengawan Solo Restaurant, Golden Dragon Restaurant, Solo Brasserie Lounge, The Arkopilago Coffee Shop), kolam renang, pusat kebugaran, dan ruang pertemuan yang dapat menampung 3.000 orang.
Rujukan
Pranala luar
Situs resmi